Sabtu, 02 Oktober 2010

belajar berbakti dari si bungsu

Di akhir ramadhan lalu, setelah menyelesaikan semua tugas yang ku dapat, akhirnya ku memberanikan diri untuk izin pulang ke rumah menemui keluarga. karena hampir jarang sekali selain di waktu libur panjang keluarga kami dapat berkumpul. hampir hanya pada acara-acara besar keluarga ataupun kegiatan sereminial lainnya yang mengharuskan kami berkumpul.
aku sendiri sehari-hari masih menjalankan kewajibanku untuk menuntut ilmu sampai selesai, namun hingga kini kegiatan itu pun belum selesai sehingga orang tua ku pun belum meminta untuk pulang kembali ke rumah sejak tahun 1997 lalu. begitu juga keluargaku yang lainnya hampir seluruhnya dalam masa belajar, ada yang menuntut ilu di daerah bandung, cianjur, kota bogor dan beberapa daerah lainnya.
di rumahku hanya ada adik bungsu ku yang selalu menemani atau ditemani oleh orang tuaku sehingga terkadang celoteh si bungsu yang membuat kami rindu.
sempat ku meminta agar ibuku juga mengizinkan si bungsu untuk menuntut ilmu jauh dari rumah sebagaimana apa yang kami lakukan. namun, itu belum sempat dikabulkan karena ibuku sendiri ingin ditemani si bungsu.
terkadang si bungsu selalu menjadi wasilah kami untuk berkomunikasi dengan keluarga di rumah. ataupun menanyakan kabar keluarga di rumah.
ketika menjelang akhir ramadhan, kami bersepakat untuk menanyakan oleh-oleh ataupun hadiah apa yang dia inginkan sebagai penghargaannya telah menyelesaikan ibadah ramadhannya untuk berpuasa selama satu bulan penuh.
"aku menawarkan pakaian baru yang ingin dia kenakan ketika idul fitri tiba" begitu juga kakakku yang lainnya menawarkan hal yang sama.
namun entah secara kebetulan atau tidak jawaban yang tidak seperti biasanya dia berikan di tahun-tahun sebelumnya.
"simpan saja uangnya, aku hanya ingin agar keluarga berkumpul serta mengajak mamah (ibu) dan nenek agar bisa berlibur bersama"
itula jawaban si bungsu