Minggu, 22 November 2009
Rabu, 18 November 2009
Senin, 16 November 2009
Belajar dari pengalaman (4)
menyerap dan mendengarkan, itulah kegiatanku sampai hari keempat diklat profesionalitas dilakukan. namun selama itu ku mulai mendapat apresiasi dari peserta diklat yang lain.
Ku mulai mencari peranku di kelas, agar keberadaanku di diklat ini terasa dan mendapatkan kesan di benak para peserta yang lainnya.
diawali dengan seorang peserta, yang meminta bantuan padaku untuk membuatkannya kurva, dan membuatkannya tabel. Kulakukan peranku untuk hal tersebut, dan setelah selesai ku buatkan, akhirnya ku mendapatkan ucapan terima kasih.
Ucapan terima kasih itupun berlanjut pada promosi yang dilakukan oleh orang lain berkenaan dengan bantuan yang ku berikan, sehingga aku mulai menjadi perhatian yang lain.
Selang waktu itu pun, saya mendapatkan apresiasi dari peserta yang lain untuk berbagi pengalaman berkaitan dengan penggunaan teknologi dan informasi dalam menjalankan tugas.
Dari mulai bagaimana mereka kesulitan menggunakan infocus, mengoperasikan laptop yang mereka bawa, sampai pembuatan account e-mail dan facebook.
Setelah hal tersebut ku lakukan, ternyata di dua hari terakhir, pengamalanku dalam menggunakan teknologi dan informasi menjadi suatu hal yang menarik buat peserta yang lain.
apalagi ketika para peserta kesulitan dalam menyelesaikan tugas akhir diklat ini, mereka sangat senang sekali bisa berbagi pengalaman dalam mempermudah tugas mereka dengan bantuan teknologi.
Alhamdulillah akhirnya bermanfaat juga hidupku ini..
Ku mulai mencari peranku di kelas, agar keberadaanku di diklat ini terasa dan mendapatkan kesan di benak para peserta yang lainnya.
diawali dengan seorang peserta, yang meminta bantuan padaku untuk membuatkannya kurva, dan membuatkannya tabel. Kulakukan peranku untuk hal tersebut, dan setelah selesai ku buatkan, akhirnya ku mendapatkan ucapan terima kasih.
Ucapan terima kasih itupun berlanjut pada promosi yang dilakukan oleh orang lain berkenaan dengan bantuan yang ku berikan, sehingga aku mulai menjadi perhatian yang lain.
Selang waktu itu pun, saya mendapatkan apresiasi dari peserta yang lain untuk berbagi pengalaman berkaitan dengan penggunaan teknologi dan informasi dalam menjalankan tugas.
Dari mulai bagaimana mereka kesulitan menggunakan infocus, mengoperasikan laptop yang mereka bawa, sampai pembuatan account e-mail dan facebook.
Setelah hal tersebut ku lakukan, ternyata di dua hari terakhir, pengamalanku dalam menggunakan teknologi dan informasi menjadi suatu hal yang menarik buat peserta yang lain.
apalagi ketika para peserta kesulitan dalam menyelesaikan tugas akhir diklat ini, mereka sangat senang sekali bisa berbagi pengalaman dalam mempermudah tugas mereka dengan bantuan teknologi.
Alhamdulillah akhirnya bermanfaat juga hidupku ini..
Minggu, 15 November 2009
Belajar dari pengalaman (3)
disela-sela pembelajaran di ruang kelas diklat ini, terasa ada pengalaman yang berbeda dari apa yang kualami dari diklat-diklat yang lainnya. Karena yang kupelajari kali ini bukan hanya dari pemateri tapi justeru yang paling menambah wawasan adalah pengalaman peserta yang lainnya.
Selama di kelas, para peserta diklat dengan berbagai macam karakteristik dan pengalaman ternyata lebih mendominasi kelas dibanding penyaji materi yang notabene lebih muda umurnya dari para peserta.
Dari pemateri pertama, Dengan pengalamannya sebagai mantan direktur utama salah satu gelanggang liburan terbesar di Indonesia (Ancol), sang instruktur menyampaikan bahwa untuk menuju sebuah profesionalitas, maka diperlukan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh berbagai macam profesi. Baik kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, maupun kompetensi keahlian.
Dari Pemateri Kedua, Kompetensi teknis pun mulai disampaikan dan diajarkan kepada peserta, namun karena para peserta yang hadir adalah orang-orang yang berpengalaman, ternyata pemateri mendapatkan kritik teknis baik yang bersifat keilmuan, maupun praktik. muka merah sang penyaji materi ku lihat jelas mewarnai raut mukanya, akhirnya sang penyaji materi terbawa situasi dan hanya menanggapi curhatan dan menyerap aspirasi para peserta.
Dari pemateri ketiga, di sini terlihat sang pemateri kikuk ketika menghadapi peserta yang umurnya mungkin 30 tahun lebih tua darinya. dan awalnya sikap protes peserta yang merasa dilecehkan oleh panitia diklat karena semakin hari kompetensi penyaji materi semakin diluar harapan mereka. Namun, kecerdasan peserta akhirnya muncul juga karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar ini dengan baik. maka setting belajarnya pun di rubah dengan cara berbagi pengalaman selama menjalankan tugas di satuan masing-masing.
Rasa salute ku sampaikan atas keilmuan yang ditunjukkan oleh orang-orang berpengalaman dalam berbagai bidang yang mereka geluti.
Dengan berbagi pengalaman ternyata metode belajar yang cukup efektif untuk orang-orang yang sudah mapan di bidanngya masing-masing. kunikmati pengalaman ini dan akan ku serap terus ilmu mereka.
Selama di kelas, para peserta diklat dengan berbagai macam karakteristik dan pengalaman ternyata lebih mendominasi kelas dibanding penyaji materi yang notabene lebih muda umurnya dari para peserta.
Dari pemateri pertama, Dengan pengalamannya sebagai mantan direktur utama salah satu gelanggang liburan terbesar di Indonesia (Ancol), sang instruktur menyampaikan bahwa untuk menuju sebuah profesionalitas, maka diperlukan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh berbagai macam profesi. Baik kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, maupun kompetensi keahlian.
Dari Pemateri Kedua, Kompetensi teknis pun mulai disampaikan dan diajarkan kepada peserta, namun karena para peserta yang hadir adalah orang-orang yang berpengalaman, ternyata pemateri mendapatkan kritik teknis baik yang bersifat keilmuan, maupun praktik. muka merah sang penyaji materi ku lihat jelas mewarnai raut mukanya, akhirnya sang penyaji materi terbawa situasi dan hanya menanggapi curhatan dan menyerap aspirasi para peserta.
Dari pemateri ketiga, di sini terlihat sang pemateri kikuk ketika menghadapi peserta yang umurnya mungkin 30 tahun lebih tua darinya. dan awalnya sikap protes peserta yang merasa dilecehkan oleh panitia diklat karena semakin hari kompetensi penyaji materi semakin diluar harapan mereka. Namun, kecerdasan peserta akhirnya muncul juga karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar ini dengan baik. maka setting belajarnya pun di rubah dengan cara berbagi pengalaman selama menjalankan tugas di satuan masing-masing.
Rasa salute ku sampaikan atas keilmuan yang ditunjukkan oleh orang-orang berpengalaman dalam berbagai bidang yang mereka geluti.
Dengan berbagi pengalaman ternyata metode belajar yang cukup efektif untuk orang-orang yang sudah mapan di bidanngya masing-masing. kunikmati pengalaman ini dan akan ku serap terus ilmu mereka.
Belajar dari pengalaman (2)
"pengalaman" ternyata itulah yang paling banyak kudapatkan di hari pertama dan kedua diklat profesionalitas di kinasih ini, karena masih banyak cerita yang harus ku serap, banyak curhatan yang harus kuperhatikan. Setiap perkenalan selama 2 hari ini, yang ku dapatkan adalah cerita para peserta yang lain dengan berbagai macam pengalaman hidup.
Salah satu pengalaman yang paling ku perhatikan tentunya dari "Pak Haji" sang ketua kelas. Dari mulai masa mudanya sampai dihari senja nya ini. Tak hentinya beliau bercerita tentang kegagahan dan pengalaman hidupnya siang dan malam, bahkan ceritanya menjadi dongeng sebelum tidur kami di kamar. Semasa muda pak haji adalah seorang jawara pemberani dan nakal, dengan kenakalannya dia bisa menjalajah ke berbagai daerah, seperti pedalaman banten, panasnya jakarta, gemerlapnya bandung sampai sunyinya sukabumi pedalaman.
Dia juga tak luput menceritakan pengalamannya berdagang sayuran dan harus menjaga gerombolan kambing yang harus dia usir dari tempat gudang sayuran miliknya sampai pengalaman beliau sebagai guru yang sudah dia alami mengajar di berbagai daerah dan bidang studi. Mulai pelajaran Agama, IPS, Matematika, perkantoran sampai menjadi Guru BP.
Pengalaman lainnya, adalah ku dapatkan dari Pak Sugeng yang saat ini menjalani profesi sebagai pelaut (nelayan) sekaligus guru Administrasi Perkantoran, sehingga ku lihat dari raut matanya yang merah melawan ombak, sangar melawan perompak, namun ternyata hatinya lembut yang didedikasikan untuk muridnya.
Yang unik juga saya dapatkan dari pak Priyo yang low profile, kini menjalani tugas sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi, sekaligus harus berpacu membagi ilmunya untuk murid-muridnya di Sekolah.
Pak Ujang juga memberikan makna tentang kehidupan, ceritanya yang ketika muda menjadi sorang mahasiswa sekaligus menjadi supir angkot, sampai lulus pun ternyata nasibnya masih supir angkot. namun dengan kegigihannya menjalani hidup, kini beliau sebagai ahli di bidang kewirausahaan. Ku banyak belajar dari beliau yang memang sorang konsultan wirausaha yang profesional.
Memang ku harus akui peserta yang lain juga banyak sekali ilmu mereka yang harus ku pelajari dan harus ku serap.
Banyak sekali pengalaman di hari kedua ini yang ku dapatkan, namun yang kulakukan tetaplah belajar apa yang mereka alami tanpa menceritakan apapun tentang diriku pada peserta yang lainnya karena ku merasa pengalamanku sangat jauh di bawah mereka.
Dan ku berharap hari-hari berikutnya banyak pengalaman hidup yang harus ku terima, pahit getirnya mengarungi kehidupan dan berbagai materi.
Salah satu pengalaman yang paling ku perhatikan tentunya dari "Pak Haji" sang ketua kelas. Dari mulai masa mudanya sampai dihari senja nya ini. Tak hentinya beliau bercerita tentang kegagahan dan pengalaman hidupnya siang dan malam, bahkan ceritanya menjadi dongeng sebelum tidur kami di kamar. Semasa muda pak haji adalah seorang jawara pemberani dan nakal, dengan kenakalannya dia bisa menjalajah ke berbagai daerah, seperti pedalaman banten, panasnya jakarta, gemerlapnya bandung sampai sunyinya sukabumi pedalaman.
Dia juga tak luput menceritakan pengalamannya berdagang sayuran dan harus menjaga gerombolan kambing yang harus dia usir dari tempat gudang sayuran miliknya sampai pengalaman beliau sebagai guru yang sudah dia alami mengajar di berbagai daerah dan bidang studi. Mulai pelajaran Agama, IPS, Matematika, perkantoran sampai menjadi Guru BP.
Pengalaman lainnya, adalah ku dapatkan dari Pak Sugeng yang saat ini menjalani profesi sebagai pelaut (nelayan) sekaligus guru Administrasi Perkantoran, sehingga ku lihat dari raut matanya yang merah melawan ombak, sangar melawan perompak, namun ternyata hatinya lembut yang didedikasikan untuk muridnya.
Yang unik juga saya dapatkan dari pak Priyo yang low profile, kini menjalani tugas sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi, sekaligus harus berpacu membagi ilmunya untuk murid-muridnya di Sekolah.
Pak Ujang juga memberikan makna tentang kehidupan, ceritanya yang ketika muda menjadi sorang mahasiswa sekaligus menjadi supir angkot, sampai lulus pun ternyata nasibnya masih supir angkot. namun dengan kegigihannya menjalani hidup, kini beliau sebagai ahli di bidang kewirausahaan. Ku banyak belajar dari beliau yang memang sorang konsultan wirausaha yang profesional.
Memang ku harus akui peserta yang lain juga banyak sekali ilmu mereka yang harus ku pelajari dan harus ku serap.
Banyak sekali pengalaman di hari kedua ini yang ku dapatkan, namun yang kulakukan tetaplah belajar apa yang mereka alami tanpa menceritakan apapun tentang diriku pada peserta yang lainnya karena ku merasa pengalamanku sangat jauh di bawah mereka.
Dan ku berharap hari-hari berikutnya banyak pengalaman hidup yang harus ku terima, pahit getirnya mengarungi kehidupan dan berbagai materi.
Belajar dari pengalaman (3)
disela-sela pembelajaran di ruang kelas diklat ini, terasa ada pengalaman yang berbeda dari apa yang kualami dari diklat-diklat yang lainnya. Karena yang kupelajari kali ini bukan hanya dari pemateri tapi justeru yang paling menambah wawasan adalah pengalaman peserta yang lainnya.
Selama di kelas, para peserta diklat dengan berbagai macam karakteristik dan pengalaman ternyata lebih mendominasi kelas dibanding penyaji materi yang notabene lebih muda umurnya dari para peserta.
Dari pemateri pertama, Dengan pengalamannya sebagai mantan direktur utama salah satu gelanggang liburan terbesar di Indonesia (Ancol), sang instruktur menyampaikan bahwa untuk menuju sebuah profesionalitas, maka diperlukan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh berbagai macam profesi. Baik kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, maupun kompetensi keahlian.
Dari Pemateri Kedua, Kompetensi teknis pun mulai disampaikan dan diajarkan kepada peserta, namun karena para peserta yang hadir adalah orang-orang yang berpengalaman, ternyata pemateri mendapatkan kritik teknis baik yang bersifat keilmuan, maupun praktik. muka merah sang penyaji materi ku lihat jelas mewarnai raut mukanya, akhirnya sang penyaji materi terbawa situasi dan hanya menanggapi curhatan dan menyerap aspirasi para peserta.
Dari pemateri ketiga, di sini terlihat sang pemateri kikuk ketika menghadapi peserta yang umurnya mungkin 30 tahun lebih tua darinya. dan awalnya sikap protes peserta yang merasa dilecehkan oleh panitia diklat karena semakin hari kompetensi penyaji materi semakin diluar harapan mereka. Namun, kecerdasan peserta akhirnya muncul juga karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar ini dengan baik. maka setting belajarnya pun di rubah dengan cara berbagi pengalaman selama menjalankan tugas di satuan masing-masing.
Rasa salute ku sampaikan atas keilmuan yang ditunjukkan oleh orang-orang berpengalaman dalam berbagai bidang yang mereka geluti.
Dengan berbagi pengalaman ternyata metode belajar yang cukup efektif untuk orang-orang yang sudah mapan di bidanngya masing-masing. kunikmati pengalaman ini dan akan ku serap terus ilmu mereka.
Selama di kelas, para peserta diklat dengan berbagai macam karakteristik dan pengalaman ternyata lebih mendominasi kelas dibanding penyaji materi yang notabene lebih muda umurnya dari para peserta.
Dari pemateri pertama, Dengan pengalamannya sebagai mantan direktur utama salah satu gelanggang liburan terbesar di Indonesia (Ancol), sang instruktur menyampaikan bahwa untuk menuju sebuah profesionalitas, maka diperlukan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh berbagai macam profesi. Baik kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, maupun kompetensi keahlian.
Dari Pemateri Kedua, Kompetensi teknis pun mulai disampaikan dan diajarkan kepada peserta, namun karena para peserta yang hadir adalah orang-orang yang berpengalaman, ternyata pemateri mendapatkan kritik teknis baik yang bersifat keilmuan, maupun praktik. muka merah sang penyaji materi ku lihat jelas mewarnai raut mukanya, akhirnya sang penyaji materi terbawa situasi dan hanya menanggapi curhatan dan menyerap aspirasi para peserta.
Dari pemateri ketiga, di sini terlihat sang pemateri kikuk ketika menghadapi peserta yang umurnya mungkin 30 tahun lebih tua darinya. dan awalnya sikap protes peserta yang merasa dilecehkan oleh panitia diklat karena semakin hari kompetensi penyaji materi semakin diluar harapan mereka. Namun, kecerdasan peserta akhirnya muncul juga karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar ini dengan baik. maka setting belajarnya pun di rubah dengan cara berbagi pengalaman selama menjalankan tugas di satuan masing-masing.
Rasa salute ku sampaikan atas keilmuan yang ditunjukkan oleh orang-orang berpengalaman dalam berbagai bidang yang mereka geluti.
Dengan berbagi pengalaman ternyata metode belajar yang cukup efektif untuk orang-orang yang sudah mapan di bidanngya masing-masing. kunikmati pengalaman ini dan akan ku serap terus ilmu mereka.
Belajar dari pengalaman (2)
"pengalaman" ternyata itulah yang paling banyak kudapatkan di hari pertama dan kedua diklat profesionalitas di kinasih ini, karena masih banyak cerita yang harus ku serap, banyak curhatan yang harus kuperhatikan. Setiap perkenalan selama 2 hari ini, yang ku dapatkan adalah cerita para peserta yang lain dengan berbagai macam pengalaman hidup.
Salah satu pengalaman yang paling ku perhatikan tentunya dari "Pak Haji" sang ketua kelas. Dari mulai masa mudanya sampai dihari senja nya ini. Tak hentinya beliau bercerita tentang kegagahan dan pengalaman hidupnya siang dan malam, bahkan ceritanya menjadi dongeng sebelum tidur kami di kamar. Semasa muda pak haji adalah seorang jawara pemberani dan nakal, dengan kenakalannya dia bisa menjalajah ke berbagai daerah, seperti pedalaman banten, panasnya jakarta, gemerlapnya bandung sampai sunyinya sukabumi pedalaman.
Dia juga tak luput menceritakan pengalamannya berdagang sayuran dan harus menjaga gerombolan kambing yang harus dia usir dari tempat gudang sayuran miliknya sampai pengalaman beliau sebagai guru yang sudah dia alami mengajar di berbagai daerah dan bidang studi. Mulai pelajaran Agama, IPS, Matematika, perkantoran sampai menjadi Guru BP.
Pengalaman lainnya, adalah ku dapatkan dari Pak Sugeng yang saat ini menjalani profesi sebagai pelaut (nelayan) sekaligus guru Administrasi Perkantoran, sehingga ku lihat dari raut matanya yang merah melawan ombak, sangar melawan perompak, namun ternyata hatinya lembut yang didedikasikan untuk muridnya.
Yang unik juga saya dapatkan dari pak Priyo yang low profile, kini menjalani tugas sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi, sekaligus harus berpacu membagi ilmunya untuk murid-muridnya di Sekolah.
Pak Ujang juga memberikan makna tentang kehidupan, ceritanya yang ketika muda menjadi sorang mahasiswa sekaligus menjadi supir angkot, sampai lulus pun ternyata nasibnya masih supir angkot. namun dengan kegigihannya menjalani hidup, kini beliau sebagai ahli di bidang kewirausahaan. Ku banyak belajar dari beliau yang memang sorang konsultan wirausaha yang profesional.
Memang ku harus akui peserta yang lain juga banyak sekali ilmu mereka yang harus ku pelajari dan harus ku serap.
Banyak sekali pengalaman di hari kedua ini yang ku dapatkan, namun yang kulakukan tetaplah belajar apa yang mereka alami tanpa menceritakan apapun tentang diriku pada peserta yang lainnya karena ku merasa pengalamanku sangat jauh di bawah mereka.
Dan ku berharap hari-hari berikutnya banyak pengalaman hidup yang harus ku terima, pahit getirnya mengarungi kehidupan dan berbagai materi.
Salah satu pengalaman yang paling ku perhatikan tentunya dari "Pak Haji" sang ketua kelas. Dari mulai masa mudanya sampai dihari senja nya ini. Tak hentinya beliau bercerita tentang kegagahan dan pengalaman hidupnya siang dan malam, bahkan ceritanya menjadi dongeng sebelum tidur kami di kamar. Semasa muda pak haji adalah seorang jawara pemberani dan nakal, dengan kenakalannya dia bisa menjalajah ke berbagai daerah, seperti pedalaman banten, panasnya jakarta, gemerlapnya bandung sampai sunyinya sukabumi pedalaman.
Dia juga tak luput menceritakan pengalamannya berdagang sayuran dan harus menjaga gerombolan kambing yang harus dia usir dari tempat gudang sayuran miliknya sampai pengalaman beliau sebagai guru yang sudah dia alami mengajar di berbagai daerah dan bidang studi. Mulai pelajaran Agama, IPS, Matematika, perkantoran sampai menjadi Guru BP.
Pengalaman lainnya, adalah ku dapatkan dari Pak Sugeng yang saat ini menjalani profesi sebagai pelaut (nelayan) sekaligus guru Administrasi Perkantoran, sehingga ku lihat dari raut matanya yang merah melawan ombak, sangar melawan perompak, namun ternyata hatinya lembut yang didedikasikan untuk muridnya.
Yang unik juga saya dapatkan dari pak Priyo yang low profile, kini menjalani tugas sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi, sekaligus harus berpacu membagi ilmunya untuk murid-muridnya di Sekolah.
Pak Ujang juga memberikan makna tentang kehidupan, ceritanya yang ketika muda menjadi sorang mahasiswa sekaligus menjadi supir angkot, sampai lulus pun ternyata nasibnya masih supir angkot. namun dengan kegigihannya menjalani hidup, kini beliau sebagai ahli di bidang kewirausahaan. Ku banyak belajar dari beliau yang memang sorang konsultan wirausaha yang profesional.
Memang ku harus akui peserta yang lain juga banyak sekali ilmu mereka yang harus ku pelajari dan harus ku serap.
Banyak sekali pengalaman di hari kedua ini yang ku dapatkan, namun yang kulakukan tetaplah belajar apa yang mereka alami tanpa menceritakan apapun tentang diriku pada peserta yang lainnya karena ku merasa pengalamanku sangat jauh di bawah mereka.
Dan ku berharap hari-hari berikutnya banyak pengalaman hidup yang harus ku terima, pahit getirnya mengarungi kehidupan dan berbagai materi.
Sabtu, 14 November 2009
Belajar dari pengalaman (1)
"saya adalah orang yang berpengalaman puluhan tahun" teriak sang peserta diklat, yang merasa profesionalismenya merasa diragukan oleh atasannya karena dimasukkan ke dalam peserta diklat..
Baginya diklat profesionalitas yang harus diikutinya adalah sebuah "pelecehan" atas pengabdian yang dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun. pengabdian tanpa pamrih untuk menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan pengorbanan.
Sebagai anak muda, ku terhentak dengan pernyataannya, karena bagiku dengan mengikuti diklat, berarti ku kan dapat ilmu yang baru, teman baru dan tentunya pengalaman baru. Tapi, bagi "Pak Haji" ini, diklat profesionalitas yang harus diikuti adalah sebuah "keraguan" bahkan "pelecehan" atasannya atas pengabdian yang selama ini beliau dedikasikan pada institusinya.
memang dari wajanya sudah sayu, namun suaranya tetap lantang seperti sang orator membakar semangat pasukan yang siap tempur di medan laga.
tak heran dengan kesan awal seperti itu, beliau kami jadikan sebagai ketua kelas untuk memimpin 31 orang yang datang dari berbagai daerah, umur, jenis kelamin dan suku. Seperti sang jawara mengucapkan kata sambutan atas kemenangan dari pertandingan, beliau langsung memberikan sebuah sambutan kemenangan karena menjadi ketua kelas dan menawarkan mekanisme serta ksepakatan dalam belajar.
ku ikuti "Pak Haji", dari mulai satu kelas kemudian satu kamar dengan peserta lain di ruang Matoa 1 Kinasih Resort.
Upami ayi, umurna tos sabaraha taun.. ? " tanya pak haji kepadaku, karena mungkin agak bertanya-tanya kenapa harus sekelas dengan anak muda...
baru 24 tahun Pak haji" jawabku singkat.
Ku beranikan diri untuk berkenalan dengan peserta yang lainnya agar bisa mengikuti diklat ini dengan nyaman.
Setelah melakukan perkenalan dengan para peserta yang lain, di hari pertama diklat ku pelajari semua jadwal serta aturan diklat profesionalitas yang akan ku ikuti selama 8 hari.
Ada satu hal tekadku, selain mempelajari materi dari para instruktur, ku harus belajar dari pengalaman para peserta yang lain yang tentunya sudah punya pengalaman belasan bahkan puluhan tahun.
Semoga diklat ini menyenangkan......
Baginya diklat profesionalitas yang harus diikutinya adalah sebuah "pelecehan" atas pengabdian yang dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun. pengabdian tanpa pamrih untuk menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan pengorbanan.
Sebagai anak muda, ku terhentak dengan pernyataannya, karena bagiku dengan mengikuti diklat, berarti ku kan dapat ilmu yang baru, teman baru dan tentunya pengalaman baru. Tapi, bagi "Pak Haji" ini, diklat profesionalitas yang harus diikuti adalah sebuah "keraguan" bahkan "pelecehan" atasannya atas pengabdian yang selama ini beliau dedikasikan pada institusinya.
memang dari wajanya sudah sayu, namun suaranya tetap lantang seperti sang orator membakar semangat pasukan yang siap tempur di medan laga.
tak heran dengan kesan awal seperti itu, beliau kami jadikan sebagai ketua kelas untuk memimpin 31 orang yang datang dari berbagai daerah, umur, jenis kelamin dan suku. Seperti sang jawara mengucapkan kata sambutan atas kemenangan dari pertandingan, beliau langsung memberikan sebuah sambutan kemenangan karena menjadi ketua kelas dan menawarkan mekanisme serta ksepakatan dalam belajar.
ku ikuti "Pak Haji", dari mulai satu kelas kemudian satu kamar dengan peserta lain di ruang Matoa 1 Kinasih Resort.
Upami ayi, umurna tos sabaraha taun.. ? " tanya pak haji kepadaku, karena mungkin agak bertanya-tanya kenapa harus sekelas dengan anak muda...
baru 24 tahun Pak haji" jawabku singkat.
Ku beranikan diri untuk berkenalan dengan peserta yang lainnya agar bisa mengikuti diklat ini dengan nyaman.
Setelah melakukan perkenalan dengan para peserta yang lain, di hari pertama diklat ku pelajari semua jadwal serta aturan diklat profesionalitas yang akan ku ikuti selama 8 hari.
Ada satu hal tekadku, selain mempelajari materi dari para instruktur, ku harus belajar dari pengalaman para peserta yang lain yang tentunya sudah punya pengalaman belasan bahkan puluhan tahun.
Semoga diklat ini menyenangkan......
Profesionalisme
minggu kemarin saya sudah menjadwalkan perjalanan kunjungan ke Bali, sebelum berangkat saya mengikuti koordinasi dan pemantapan materi kunjungan agar perjalanan ke sana memberikan manfaat yang besar buat kami.
Namun, setelah persiapan 50 % ternyata ada kontak telepon dari kantor MAPENDA kalau saya harus mengikuti diklat peningkatan profesionalisme guru... "anda harus mengikuti diklat profesionalisme selama 10 hari di Kinasih Resort Depok..."" kata pejabat mapenda.
Hmm.. akhirnya harus kubatalkan semua rencana kunjunganku ke Bali..." pikirku. Tapi ku berusaha untuk membuang rasa kecewaku karena batal kunjungan kedua ku ke Bali..karena mungkin diklat ini lebih penting saat ini bagiku daripada berlibur dan kunjungan ke pulau dewata itu.
"Profesionalisme", itulah kata kunci diklat yang akan ku ikuti selama 10 hari, mungkin sekumpulan pertanyaan bagi orang-orang yang dipanggil untuk mengikuti diklat ini. Apa salah dengan profesionalitas yang sudah saya coba tunjukkan ? atau kurang profesional kah saya selama ini..?? atau mungkin bagi orang yang sudah berpengalaman puluhan tahun merasa pertanyaan itu lebih kuat.
Setahuku profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. sehingga profesional ialah apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlatih dan disiapkan secara khusus dan menunjukkan performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
ku ikuti sesi demi sesi diklatku untuk mendapatkan materi yang bisa ku terapkan di bidang yang ku tekuni saat ini.
rasa jenuh ku singkirkan dari benakku, rasa bosan ku abaikan, rasa rindu ini ku pendam.. karena ada harapan besar dariku sepulang dari diklat ini yaitu menjadi orang yang profesional
di hari ke 6 diklatku ini banyak hal yang ku dapatkan :
selain materi dan pelatihan yang ku dapatkan di dalam ruang kelas dengan berbagai macam media, namun ada hal tambahan lain yang ku dapatkan yaitu pengalaman orang-orang profesional yang setiap saat mengajarkanku soal kepribadian, kemampuan sosial sense, dan pengalaman hidup mereka tentunya.
semoga ini kan bermanfaat untukku dan orang-orang di sekitarku. Amiin.
Namun, setelah persiapan 50 % ternyata ada kontak telepon dari kantor MAPENDA kalau saya harus mengikuti diklat peningkatan profesionalisme guru... "anda harus mengikuti diklat profesionalisme selama 10 hari di Kinasih Resort Depok..."" kata pejabat mapenda.
Hmm.. akhirnya harus kubatalkan semua rencana kunjunganku ke Bali..." pikirku. Tapi ku berusaha untuk membuang rasa kecewaku karena batal kunjungan kedua ku ke Bali..karena mungkin diklat ini lebih penting saat ini bagiku daripada berlibur dan kunjungan ke pulau dewata itu.
"Profesionalisme", itulah kata kunci diklat yang akan ku ikuti selama 10 hari, mungkin sekumpulan pertanyaan bagi orang-orang yang dipanggil untuk mengikuti diklat ini. Apa salah dengan profesionalitas yang sudah saya coba tunjukkan ? atau kurang profesional kah saya selama ini..?? atau mungkin bagi orang yang sudah berpengalaman puluhan tahun merasa pertanyaan itu lebih kuat.
Setahuku profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. sehingga profesional ialah apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlatih dan disiapkan secara khusus dan menunjukkan performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
ku ikuti sesi demi sesi diklatku untuk mendapatkan materi yang bisa ku terapkan di bidang yang ku tekuni saat ini.
rasa jenuh ku singkirkan dari benakku, rasa bosan ku abaikan, rasa rindu ini ku pendam.. karena ada harapan besar dariku sepulang dari diklat ini yaitu menjadi orang yang profesional
di hari ke 6 diklatku ini banyak hal yang ku dapatkan :
selain materi dan pelatihan yang ku dapatkan di dalam ruang kelas dengan berbagai macam media, namun ada hal tambahan lain yang ku dapatkan yaitu pengalaman orang-orang profesional yang setiap saat mengajarkanku soal kepribadian, kemampuan sosial sense, dan pengalaman hidup mereka tentunya.
semoga ini kan bermanfaat untukku dan orang-orang di sekitarku. Amiin.
Attachment: MODUL PROFESIONALITAS GURU Presentation1.ppt
Attachment: UNDANG2 NO 14 TH 2005 TENTANG GURU & DOSEN.ppt
Attachment: Model2 Pembelajaran.ppt
Attachment: Jeopardy game Ekonomi.ppt
Attachment: SISTEMATIKA LAPORAN.ppt
Attachment: UNDANG2 NO 14 TH 2005 TENTANG GURU & DOSEN.ppt
Attachment: Model2 Pembelajaran.ppt
Attachment: Jeopardy game Ekonomi.ppt
Attachment: SISTEMATIKA LAPORAN.ppt
Belajar dari pengalaman (1)
"saya adalah orang yang berpengalaman puluhan tahun" teriak sang peserta diklat, yang merasa profesionalismenya merasa diragukan oleh atasannya karena dimasukkan ke dalam peserta diklat..
Baginya diklat profesionalitas yang harus diikutinya adalah sebuah "pelecehan" atas pengabdian yang dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun. pengabdian tanpa pamrih untuk menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan pengorbanan.
Sebagai anak muda, ku terhentak dengan pernyataannya, karena bagiku dengan mengikuti diklat, berarti ku kan dapat ilmu yang baru, teman baru dan tentunya pengalaman baru. Tapi, bagi "Pak Haji" ini, diklat profesionalitas yang harus diikuti adalah sebuah "keraguan" bahkan "pelecehan" atasannya atas pengabdian yang selama ini beliau dedikasikan pada institusinya.
memang dari wajanya sudah sayu, namun suaranya tetap lantang seperti sang orator membakar semangat pasukan yang siap tempur di medan laga.
tak heran dengan kesan awal seperti itu, beliau kami jadikan sebagai ketua kelas untuk memimpin 31 orang yang datang dari berbagai daerah, umur, jenis kelamin dan suku. Seperti sang jawara mengucapkan kata sambutan atas kemenangan dari pertandingan, beliau langsung memberikan sebuah sambutan kemenangan karena menjadi ketua kelas dan menawarkan mekanisme serta ksepakatan dalam belajar.
ku ikuti "Pak Haji", dari mulai satu kelas kemudian satu kamar dengan peserta lain di ruang Matoa 1 Kinasih Resort.
Upami ayi, umurna tos sabaraha taun.. ? " tanya pak haji kepadaku, karena mungkin agak bertanya-tanya kenapa harus sekelas dengan anak muda...
baru 24 tahun Pak haji" jawabku singkat.
Ku beranikan diri untuk berkenalan dengan peserta yang lainnya agar bisa mengikuti diklat ini dengan nyaman.
Setelah melakukan perkenalan dengan para peserta yang lain, di hari pertama diklat ku pelajari semua jadwal serta aturan diklat profesionalitas yang akan ku ikuti selama 8 hari.
Ada satu hal tekadku, selain mempelajari materi dari para instruktur, ku harus belajar dari pengalaman para peserta yang lain yang tentunya sudah punya pengalaman belasan bahkan puluhan tahun.
Semoga diklat ini menyenangkan......
Baginya diklat profesionalitas yang harus diikutinya adalah sebuah "pelecehan" atas pengabdian yang dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun. pengabdian tanpa pamrih untuk menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan pengorbanan.
Sebagai anak muda, ku terhentak dengan pernyataannya, karena bagiku dengan mengikuti diklat, berarti ku kan dapat ilmu yang baru, teman baru dan tentunya pengalaman baru. Tapi, bagi "Pak Haji" ini, diklat profesionalitas yang harus diikuti adalah sebuah "keraguan" bahkan "pelecehan" atasannya atas pengabdian yang selama ini beliau dedikasikan pada institusinya.
memang dari wajanya sudah sayu, namun suaranya tetap lantang seperti sang orator membakar semangat pasukan yang siap tempur di medan laga.
tak heran dengan kesan awal seperti itu, beliau kami jadikan sebagai ketua kelas untuk memimpin 31 orang yang datang dari berbagai daerah, umur, jenis kelamin dan suku. Seperti sang jawara mengucapkan kata sambutan atas kemenangan dari pertandingan, beliau langsung memberikan sebuah sambutan kemenangan karena menjadi ketua kelas dan menawarkan mekanisme serta ksepakatan dalam belajar.
ku ikuti "Pak Haji", dari mulai satu kelas kemudian satu kamar dengan peserta lain di ruang Matoa 1 Kinasih Resort.
Upami ayi, umurna tos sabaraha taun.. ? " tanya pak haji kepadaku, karena mungkin agak bertanya-tanya kenapa harus sekelas dengan anak muda...
baru 24 tahun Pak haji" jawabku singkat.
Ku beranikan diri untuk berkenalan dengan peserta yang lainnya agar bisa mengikuti diklat ini dengan nyaman.
Setelah melakukan perkenalan dengan para peserta yang lain, di hari pertama diklat ku pelajari semua jadwal serta aturan diklat profesionalitas yang akan ku ikuti selama 8 hari.
Ada satu hal tekadku, selain mempelajari materi dari para instruktur, ku harus belajar dari pengalaman para peserta yang lain yang tentunya sudah punya pengalaman belasan bahkan puluhan tahun.
Semoga diklat ini menyenangkan......
Profesionalisme
minggu kemarin saya sudah menjadwalkan perjalanan kunjungan ke Bali, sebelum berangkat saya mengikuti koordinasi dan pemantapan materi kunjungan agar perjalanan ke sana memberikan manfaat yang besar buat kami.
Namun, setelah persiapan 50 % ternyata ada kontak telepon dari kantor MAPENDA kalau saya harus mengikuti diklat peningkatan profesionalisme guru... "anda harus mengikuti diklat profesionalisme selama 10 hari di Kinasih Resort Depok..."" kata pejabat mapenda.
Hmm.. akhirnya harus kubatalkan semua rencana kunjunganku ke Bali..." pikirku. Tapi ku berusaha untuk membuang rasa kecewaku karena batal kunjungan kedua ku ke Bali..karena mungkin diklat ini lebih penting saat ini bagiku daripada berlibur dan kunjungan ke pulau dewata itu.
"Profesionalisme", itulah kata kunci diklat yang akan ku ikuti selama 10 hari, mungkin sekumpulan pertanyaan bagi orang-orang yang dipanggil untuk mengikuti diklat ini. Apa salah dengan profesionalitas yang sudah saya coba tunjukkan ? atau kurang profesional kah saya selama ini..?? atau mungkin bagi orang yang sudah berpengalaman puluhan tahun merasa pertanyaan itu lebih kuat.
Setahuku profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. sehingga profesional ialah apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlatih dan disiapkan secara khusus dan menunjukkan performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
ku ikuti sesi demi sesi diklatku untuk mendapatkan materi yang bisa ku terapkan di bidang yang ku tekuni saat ini.
rasa jenuh ku singkirkan dari benakku, rasa bosan ku abaikan, rasa rindu ini ku pendam.. karena ada harapan besar dariku sepulang dari diklat ini yaitu menjadi orang yang profesional
di hari ke 6 diklatku ini banyak hal yang ku dapatkan :
selain materi dan pelatihan yang ku dapatkan di dalam ruang kelas dengan berbagai macam media, namun ada hal tambahan lain yang ku dapatkan yaitu pengalaman orang-orang profesional yang setiap saat mengajarkanku soal kepribadian, kemampuan sosial sense, dan pengalaman hidup mereka tentunya.
semoga ini kan bermanfaat untukku dan orang-orang di sekitarku. Amiin.
Namun, setelah persiapan 50 % ternyata ada kontak telepon dari kantor MAPENDA kalau saya harus mengikuti diklat peningkatan profesionalisme guru... "anda harus mengikuti diklat profesionalisme selama 10 hari di Kinasih Resort Depok..."" kata pejabat mapenda.
Hmm.. akhirnya harus kubatalkan semua rencana kunjunganku ke Bali..." pikirku. Tapi ku berusaha untuk membuang rasa kecewaku karena batal kunjungan kedua ku ke Bali..karena mungkin diklat ini lebih penting saat ini bagiku daripada berlibur dan kunjungan ke pulau dewata itu.
"Profesionalisme", itulah kata kunci diklat yang akan ku ikuti selama 10 hari, mungkin sekumpulan pertanyaan bagi orang-orang yang dipanggil untuk mengikuti diklat ini. Apa salah dengan profesionalitas yang sudah saya coba tunjukkan ? atau kurang profesional kah saya selama ini..?? atau mungkin bagi orang yang sudah berpengalaman puluhan tahun merasa pertanyaan itu lebih kuat.
Setahuku profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. sehingga profesional ialah apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlatih dan disiapkan secara khusus dan menunjukkan performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
ku ikuti sesi demi sesi diklatku untuk mendapatkan materi yang bisa ku terapkan di bidang yang ku tekuni saat ini.
rasa jenuh ku singkirkan dari benakku, rasa bosan ku abaikan, rasa rindu ini ku pendam.. karena ada harapan besar dariku sepulang dari diklat ini yaitu menjadi orang yang profesional
di hari ke 6 diklatku ini banyak hal yang ku dapatkan :
selain materi dan pelatihan yang ku dapatkan di dalam ruang kelas dengan berbagai macam media, namun ada hal tambahan lain yang ku dapatkan yaitu pengalaman orang-orang profesional yang setiap saat mengajarkanku soal kepribadian, kemampuan sosial sense, dan pengalaman hidup mereka tentunya.
semoga ini kan bermanfaat untukku dan orang-orang di sekitarku. Amiin.
Senin, 09 November 2009
Hotspot = Outbond
pagi itu para peserta Diklat sudah berkumpul dan berkerumun di meja registrasi panitia, untuk melaporkan kedatangan di tempat acara, namun yang ku lakukan saat itu berbeda dengan peserta yang lainnya yang sibuk mencari kamar berapa yang akan mereka tempati, yang ku lakukan tentunya mencari tempat yang bisa online untuk update status di facebook dan membalas sapaan teman-teman yang sedari malam belum ku balas.
langsung ku tanya pada security di mana area yang berakses internet..?? coba tanya aza ke receptionist" jawab security itu. bergegas ku mendatang meja recetionist dan disambut dengan senyuman penjaga, namun disampingnya juga ada frontliner yang lain yang sedang menunggu tamu. ku tanyakan lagi ke receptionist itu, di mana area hotspotnya..?? " tanyaku pada receptionist. si cantik itu pun menjawab " kita ada pak area outbond yang luas, dilengkapi dengan aneka alat permainan dan dibina oleh instruktur yang berpengalaman bla..bla.. banyak sekali jawabnnya.... tapi kuulangi lagi pertanyaanku di mana area hotspot..?? tanyaku pada receptionist...
ohh... hotspot, kirain outbond dia tersenyum malu sambil menunjukkan seseorang yang akan memberikan ID dan PASWORD untuk akses internet di area resort yang aku tempati.
aku tersenyum nanya hotspot kok dijawab out bond.... tapi akhirnya ku bisa minum teh hangat pagi sambil update status serta comment buat facebookers....
mungkin receptionist sudah lelah layanin tamu yang datang dalam 30 menit 450 orang...jadi nanya apa eh dijawabnya berbeda...
langsung ku tanya pada security di mana area yang berakses internet..?? coba tanya aza ke receptionist" jawab security itu. bergegas ku mendatang meja recetionist dan disambut dengan senyuman penjaga, namun disampingnya juga ada frontliner yang lain yang sedang menunggu tamu. ku tanyakan lagi ke receptionist itu, di mana area hotspotnya..?? " tanyaku pada receptionist. si cantik itu pun menjawab " kita ada pak area outbond yang luas, dilengkapi dengan aneka alat permainan dan dibina oleh instruktur yang berpengalaman bla..bla.. banyak sekali jawabnnya.... tapi kuulangi lagi pertanyaanku di mana area hotspot..?? tanyaku pada receptionist...
ohh... hotspot, kirain outbond dia tersenyum malu sambil menunjukkan seseorang yang akan memberikan ID dan PASWORD untuk akses internet di area resort yang aku tempati.
aku tersenyum nanya hotspot kok dijawab out bond.... tapi akhirnya ku bisa minum teh hangat pagi sambil update status serta comment buat facebookers....
mungkin receptionist sudah lelah layanin tamu yang datang dalam 30 menit 450 orang...jadi nanya apa eh dijawabnya berbeda...
Minggu, 08 November 2009
Hotspot = Outbond
pagi itu para peserta Diklat sudah berkumpul dan berkerumun di meja registrasi panitia, untuk melaporkan kedatangan di tempat acara, namun yang ku lakukan saat itu berbeda dengan peserta yang lainnya yang sibuk mencari kamar berapa yang akan mereka tempati, yang ku lakukan tentunya mencari tempat yang bisa online untuk update status di facebook dan membalas sapaan teman-teman yang sedari malam belum ku balas.
langsung ku tanya pada security di mana area yang berakses internet..?? coba tanya aza ke receptionist" jawab security itu. bergegas ku mendatang meja recetionist dan disambut dengan senyuman penjaga, namun disampingnya juga ada frontliner yang lain yang sedang menunggu tamu. ku tanyakan lagi ke receptionist itu, di mana area hotspotnya..?? " tanyaku pada receptionist. si cantik itu pun menjawab " kita ada pak area outbond yang luas, dilengkapi dengan aneka alat permainan dan dibina oleh instruktur yang berpengalaman bla..bla.. banyak sekali jawabnnya.... tapi kuulangi lagi pertanyaanku di mana area hotspot..?? tanyaku pada receptionist...
ohh... hotspot, kirain outbond dia tersenyum malu sambil menunjukkan seseorang yang akan memberikan ID dan PASWORD untuk akses internet di area resort yang aku tempati.
aku tersenyum nanya hotspot kok dijawab out bond.... tapi akhirnya ku bisa minum teh hangat pagi sambil update status serta comment buat facebookers....
langsung ku tanya pada security di mana area yang berakses internet..?? coba tanya aza ke receptionist" jawab security itu. bergegas ku mendatang meja recetionist dan disambut dengan senyuman penjaga, namun disampingnya juga ada frontliner yang lain yang sedang menunggu tamu. ku tanyakan lagi ke receptionist itu, di mana area hotspotnya..?? " tanyaku pada receptionist. si cantik itu pun menjawab " kita ada pak area outbond yang luas, dilengkapi dengan aneka alat permainan dan dibina oleh instruktur yang berpengalaman bla..bla.. banyak sekali jawabnnya.... tapi kuulangi lagi pertanyaanku di mana area hotspot..?? tanyaku pada receptionist...
ohh... hotspot, kirain outbond dia tersenyum malu sambil menunjukkan seseorang yang akan memberikan ID dan PASWORD untuk akses internet di area resort yang aku tempati.
aku tersenyum nanya hotspot kok dijawab out bond.... tapi akhirnya ku bisa minum teh hangat pagi sambil update status serta comment buat facebookers....
Langganan:
Postingan (Atom)