Rabu, 01 April 2009

Bu Diyah (Bagian 1)

Bu Diyah (Bagian 1)

Hari kamis ini tanggal 12 maret 2009, setelah perkuliahan yang cukup melelahkan dan merasakan rumitnya teori-teori metodologi penelitian empirik, saya diajak oleh Ust. Sadeli Arif untuk menjenguk Bu Diyah di Rumah Sakit Dharmais, yang saat ini katannya setelah operasi kanker di RS BMC Bogor tidak membaik, malah keadaannya memburuk. Tawaran itu pun langsung saya sambut dengan mengikuti langkahnya ke mobil untuk berangkat ke rumah sakit, karena saya belum menjenguk lagi semenjak di RS BMC.

Sore itu pun kami berangkat dan sampai di rumah sakit setelah melewati macet yang panjang pada pukul 18.10 menit…Sesampainya kami di sana, kami disambut dengan senyuman hangat putera pertama Bu Diyah yaitu Yazid…. Setelah membuka pintu ruang VIP 6 lantai 8… dalam hitungan langkah, Bu Diyah pun dalam baringanya menyambut kami dengan senyuman lirih karena mungkin sedang menahan sakit yang dideritanya…saya salami dan sambil berdo’a atas kesembuhan beliau.

Setelah sholat maghrib..Bu Diyah pun memulai obrolan dengan mengatakan bahwa kedatangan kami bertepatan dengan  malam ini akan dilakukan Kemotheraphy jam 08 malam.

Obrolan kami pun di ruang itu berlanjut untuk sekedar mencoba menghibur dan memberi dukungan agar rasa sakit yang diderita oleh Bu Diyah bisa sedikit terlupakan dengan hadirnya kami ketika menjenguk...begitu juga sama seperti harapan orang yang berduyun menjenguk ke setiap rumah sakit agar penderita sedikit secara moril terbantu dan terhibur sekaligus menguatkan mental agar bisa memberikan secercah harapan kesembuhan.

Saat itu pun beliau bertanya keadaan keluarganya di pesantren tempat aku tinggal, yaitu kedaan kakaknya KH. Abdul Razak, Keadaan Adiknya KH. Aep Saepudin dan keadaan seluruh keluarganya.... mungkin itulah perasaan dan kerinduan yang dialamai beliau kerinduan akan keluarga...atau mungkin kebanyakan orang sakit, tidak ada yang lain yang mereka rindukan selain kehadiran keluarga besar dan mengharapkan dukungan dari mereka.

Lantas aku pun menjawab dengan menyampaikan salam dari keluarganya dan ku ceritakan keinginan mereka segera menjenguk. Namun, kesibukan yang cukup padat dari keluarganya sehingga sampai pada saat tersebut belum bisa menjenguk beliau di rumah sakit. Dan sesaat setelah itu telepon ku berdering dari Ust. Iqbal yaitu atasan saya di pesantren, lalu ku sampaikan bahwa saya sedang menjenguk Bu Diyah di rumah sakit, dan beliau pun menyampaikan salam padanya

Di sela-sela obrolan kami, seraya datanglah suster yang membawa perangkat medis dan menyampaikan bahwa akan melakukan pemberian obat Kemotheraphy, dengan peralatan tersebut suster pun menjelaskan kepada pasien dan keluarga mekanisme Kemotheraphy yang akan dilakukan.

Ketika kami sedang menyudahi obrolan karena sudah larut malam, dan esok hari pun saya harus sudah kembali ke kampus, sekitar pukul 10.30 malam, Keluhan yang dialami Bu Diyah adalah sesak nafas yang sangat kuat serta demam yang tinggi, kami pun terperanjat, rasa kantuk pun seketika berubah menjadi sebuah ketegangan yang sangat kuat karena Bu Diyah tidak memiliki penyakit Ashma, sehingga kami pun merasakan kekhawatiran yang tinggi akan kondisi kesehatan Bu Diyah setelah 2 Jam kemotheraphy menjadi memburuk. Bergegaslah memanggil dokter jaga dan meminta penanganan yang serius, dan akhirnya  setelah penanganan tersebut bisa istirahat.

Setelah Shubuh, saya dan Ust. Arif bergegas memohon pamit ke Bu Diyah karena harus segera berada di kampus, dan berdo’a agar segera diberikan kesembuhan.

Tidak ada komentar: