Rabu, 01 April 2009

Bu Diyah (Bagian 2)

Bu Diyah (Bagian 2)

Senin (16 Maret 2009) itu saya dengan pimpinan pesantren dan keluarga pesantren setelah mengikuti “tasyakuran” salah satu alumni yang sekarang mengabdikan diri di pesantren yang merencanakan bulan ini berangkat kuliah ke Arab Saudi.

Setelah dari sana, saya dan rombongan berangkat ke Rumah Sakit Dharmais di mana Bu Diyah (pengasuh pesantren Modern Daarul Uluum Lido) dirawat. Bagi saya,  dan rombongan merupakan kunjungan kedua setelah sebelumnya saya menjenguk saat pulang kuliah dari kampus dan menginap di sana. Karena pada kali ini Bu Diyah sedang kritis di ruang ICU RS Dharmais karena penyakit kanker nya yang sudah mengganas.

Sesampainya kami di RS kanker Dharmais, saya sambil menggunakan kamera digital yang bisa MP4 saya shoot semua rombongan yang mungkin waktu itu saya berfikir ingin mendokumentasikannya…

Kami pun sampai di depan ruang ICU dan disambut dengan senyum putera pertama Bu Diyah yaitu kang Yazid Syagof… dengan tegarnya dia menyalami kami dan rombongan keluarga besar pesantren. Kami pun diinformasikan kondisi terakhir Bu Diyah yang sudah tidak bisa melakukan kegiatan apapun lagi… dan kita yang menjenguk diperbolehkan masuk ke ruang ICU namun secara bergantian.

Sebelum masuk pun Yazid mengingatkan kepada yang mendapatkan giliran pertama yaitu saya dan bu Ita, Mamah maisaroh (keduanya bibi yazid). Seraya Yazid mengingatkan: “Ketika berhadapan dengan mamah, kuatkan mamah dan berikan doa serta harapan atas kesembuhan. Jangan menangis di depan mamah karena akan membuat mamah sedih dan menggangu kesehatannya” Ujarnya.

“iya Aa…” Jawab Bu Ita Sambil menangis dan mengusap air matanya.

Bu ita dan mamah maisaroh pun masuk ke ruang ICU dan saya pun mengikuti di belakang sambil menghidupkan kamera dan merekam perjalanan bu ita dan mamah maisaroh ke hadapan Bu Diyah…saya rekam sekeliling ruang ICU dan kondisi fisik Bu Diyah yang sudah dipenuhi dengan selang…entah berapa jumlah selang yang menempel di tubuh bbu diyah. Di hidung..mulut, kedua tangan, di pundak…Kami pun disambut dengan kedipan mata Bu Diyah… yang memang dalam kondisi tidak bisa melakukan aktifitas apapun.

Namun, karena sudah ada menunggu giliran selanjutnya di luar, saya pun keluar dari ruang ICU dan mendapat teguran dari perawat yang menjaga kalau saya dilarang untuk mendokumentasikan apapun yang ada di ruang ICCU…

Di Luar ruang ICU pun kami berdiskusi dengan beberapa tamu yang hadir menjenguk saat itu, baik keluarga mapun alumni. Namun, ketika menjelang pulang ada hal yang mengejutkan bagi saya… hal ini ketika saya mengecek hasil rekaman yang saya lakukan selama di rumah sakit, ketika semuanya saya cek satu per satu file rekaman, ternyata hasil rekaman ketika di ruang ICCU setelah saya putar bolak balik tidak saya temukan..padahal saya yakin selama di ruang ICCU saya merekam minimal 2 file…rasa penasaran pun menghentak hati saya kenapa bisa ini terjadi? Rasa penasaran ini pun saya bawa pulang dengan berharap file yang hilang bisa direcovery dengan software yang ada di laptop.

Hal ini pun saya ceritakan selama perjalanan pulang dari rumah sakit kepada rombongan..Dan bu ita serta mamah maisaroh pun meng iya kan bahwa saya merekam kegiatan mereka selama di dalama ruang ICCU…setelah itu saya berfikir mungkin pada saat itu file yang saya rekam teerhapus atau tidak sengaja terhapus… akhirnya saya berniat melakukan recovery file di memory card yang saya gunakan….

Sesampainya di pesantren saya aktifkan laptop dan langsung merecovery semua file… dan hasilnya pun nihil tidak ada file yang saya cari…

Namun saya mengambil hikmah dari ini, munngkin karena saya tidak mendapatkan izin untuk merekam hal ini.

 

Tidak ada komentar: