Tegap, gagah dan bersemangat, itulah yang ku gambarkan pada segenap anggota Organisasi kepemudaan ketika mengikuti Upacara Peringatan Sumpah Pemuda di Pelataran Gedung Putih (Balaikota Bogor) mereka bersatu membentuk barisan dengan berbagai warna kebanggaan mereka dan menyatu dengan segenap pelajar dan mahasiswa.
Ketika para anggota dewan dan pejabat di lingkungan Pemda mengernytukan kening dari teriknya mentari pagi, namun pasukan muda yang saya termasuk di dalam barisan, terus bersemangan mengikuti upacara peringatan sumpah pemuda.
Kaum muda adalah harapan bangsa, itulah yang selalu dielukan oleh para pemimpin kita dan generasi tua pada kaum muda. Agar kaum muda terus bersemangat mengisi ruang dan waktu dengan prestasi dan karya.
Namun, dibalik ucapan itu, ternyata dalam berbagai kesempatan, baik seminar, ceramah dan berbagai forum yang membahas tema kepemudaan, banyak diungkapkan kekhawatiran yang serius terhadap ranah kepemudaan saat ini.
Diawali dengan kekhawatiran atas gusuran globalisasi atas budaya bangsa terutama pada generasi muda, juga kekhawatiran akan kualitas pendidikan yang diterima oleh generasi muda yang cenderung menurun bahkan mulai tercerabutnya generasi muda dari norma-norma agama dan kearifan bangsa.
Menurut saya, kekhawatiran terhadap kaum muda kini janganlah berlebihan seakan harus sama dengan zaman dahulu kaum tua menempa hidup menuju kedewasaan.
Dari segi informasi, kini pelajar dan kaum muda lebih banyak mendapatkan akses yang mudah, sehingga dalam media dan sumber belajar guru bukanlah satu-satunya sumber yang mereka miliki namun teknologi dan informasi mampu memberikan keragaman informasi sehingga kaum muda bisa lebih mendapatkan pengetahuan yang luas. Walaupun mereka lebih banyak diam ketika jam pelajaran, mungkin mereka tahu lebih awal atas informasi dan pengetahuan yang ditransfer oleh guru di kelas.
Dari segi kreatifitas, kamu muda kini berusaha menumbuhkan kreativitas ala anak muda dengan berbagai keragaman kegiatan, karena akses untuk menumbuhkan kreativitas pun semakin mudah.
Dari segi karya, kini dalam berbagai ekspose kaum muda ternyata mampu membuat karya-karya yang gemilang yang bisa membuat bangsa bangga atas seluruh inovasi dan karya -karya baru yang dihasilkan.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki kaum muda kini, maka kekhawatiran akan generasi muda di masa datang janganlah berlebihan. karena tanda-tanda kebangkitan pemuda sudah terlihat dengan meningkatnya partisipasi kaum muda pada bebagai bidang, mulai dari kewirausahaan, pendidikan, bahkan akses politik juga muncul ditandai dengan banyaknya kaum muda yang memberanikan diri untuk menjadi calon pemimpin pada berbagai macam pentas politik.
Kini, dengan segenap potensi tersebut, saatnya kaum muda bersatu membangun bangsa dan merebut kepemimpinan nasional kita dengan semangat muda.
Salam Pemuda Indonesia.
Sabtu, 31 Oktober 2009
naiknya gaji menteri dan presiden
baru beberapa hari dilantik, ternyata pemerintahan kita sudah mulai menyusun berbagai macam program yang tujuannya adalah meencapai visi serta misi dari pemerintahan yang dipimpin SBY-Boediono.
salah satu menteri yang sedang menyusun program 100 hari menjadi menteri adalan MENPAN, diantara program terdekat yang akan segera direalisasikan adalah rencana menaikkan gaji presiden dan menteri yang baru dilantik.
Lagi-lagi menurut saya rencana ini sangat melukai hati rakyat, karena rencana ini dikemukakan pada saat bangsa kita sedang berduka atas berbagai macam musibah yang menimpa. rakyat sedang bahu membahu dan saling membantu agar penderitaan rakyat tersebut ditanggung bersama dengan berbagai macam agenda sosial, acara galang dana untuk korban musibah gempa, serta kepedulian-kepedulian lain yang mendorong masyarakat kita untuk mengedepankan kepedulian pada sesama rakyat Indonesia.
Ketika rakyat sedang bersungguh-sungguh membangkitkan diri dari keterpurukan dengan berbagai swadaya dan swabina untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup dari himpitan yang berkepanjangan, ketika sebagian masyarakat sedang beristigotsah, berdo'a dengan penuh kesungguhan untuk menumbuhkan semangat ruh Jihad (kesungguhan) dalam membangun generasi yang madani, namun berbeda dengan keinginan para pemimpin yang lebih dahulu memikirkan kesejahteraan mereka dari pada mensejahterakan rakyatnya.
Hati rakyat menurut saya tidak harus disakiti dengan bebagai kebijakan yang tidak pro rakyat, karena seharusnya kebijakan semacam penaikan gaji para menteri dan pejabat penting di pemerintahan tidak dilakukan.
Ada berbagai alasan menurut saya yang membuat kebijakan semacam ini tidak bisa diterima oleh hati rakyat.
pertama, pemerintah menujukkan ketidak pekaanya terhadap penderitaan rakyat, baik akibat dari musibah gempa maupun akibat resesi ekonomi yang melanda serta mungkin akbiat kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
kedua, rencana kebijakan tersebut tentunya akan berimbas pada mulai merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan gaji para aparatur negara tersebut, sehingga yang menjadi korban lagi-lagi adalah masyarakat kurang mampu yang daya belinya semakin menurun.
Ketiga, kenaikan gaji bukanlah solusi bagi para menteri untuk meningkatkan kinerjanya, karena berapapun uang yang mereka terima, kalau etos kerjanya tidak dibangun dan dikembangkan, maka itu hanya akan menghamburkan anggaran negara yang tentunya di dapat dari pajak masyarakat.
Keempat, mensejahterakan rakyat menurut saya tidak dengan cara mensejahterakan pemimpin, karena sudah banyak pemimpin atau pun yang merasa memimpin negeri ini berlimpah harta bahkan banyak yang menjadi orang terkaya se antero jagat, namun tidak berbanding dengan semakin banyaknya himpitan yang dirasakan masyarakat.
dari sejumlah alasan tersebut, menurut saya cukup bagi pemerintah untuk berpikir ulang atas rencana menaikkan gaji presiden dan para menteri, karena sesuai dengan pernyataan para mantan menteri yang lengser dari kabinet, bahwa gaji yang mereka terima ditambah dengan dana taktis dari kantor kementrian sangat cukup untuk menghidupi seluruh kebutuhan dan keluarganya.
salah satu menteri yang sedang menyusun program 100 hari menjadi menteri adalan MENPAN, diantara program terdekat yang akan segera direalisasikan adalah rencana menaikkan gaji presiden dan menteri yang baru dilantik.
Lagi-lagi menurut saya rencana ini sangat melukai hati rakyat, karena rencana ini dikemukakan pada saat bangsa kita sedang berduka atas berbagai macam musibah yang menimpa. rakyat sedang bahu membahu dan saling membantu agar penderitaan rakyat tersebut ditanggung bersama dengan berbagai macam agenda sosial, acara galang dana untuk korban musibah gempa, serta kepedulian-kepedulian lain yang mendorong masyarakat kita untuk mengedepankan kepedulian pada sesama rakyat Indonesia.
Ketika rakyat sedang bersungguh-sungguh membangkitkan diri dari keterpurukan dengan berbagai swadaya dan swabina untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup dari himpitan yang berkepanjangan, ketika sebagian masyarakat sedang beristigotsah, berdo'a dengan penuh kesungguhan untuk menumbuhkan semangat ruh Jihad (kesungguhan) dalam membangun generasi yang madani, namun berbeda dengan keinginan para pemimpin yang lebih dahulu memikirkan kesejahteraan mereka dari pada mensejahterakan rakyatnya.
Hati rakyat menurut saya tidak harus disakiti dengan bebagai kebijakan yang tidak pro rakyat, karena seharusnya kebijakan semacam penaikan gaji para menteri dan pejabat penting di pemerintahan tidak dilakukan.
Ada berbagai alasan menurut saya yang membuat kebijakan semacam ini tidak bisa diterima oleh hati rakyat.
pertama, pemerintah menujukkan ketidak pekaanya terhadap penderitaan rakyat, baik akibat dari musibah gempa maupun akibat resesi ekonomi yang melanda serta mungkin akbiat kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
kedua, rencana kebijakan tersebut tentunya akan berimbas pada mulai merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan gaji para aparatur negara tersebut, sehingga yang menjadi korban lagi-lagi adalah masyarakat kurang mampu yang daya belinya semakin menurun.
Ketiga, kenaikan gaji bukanlah solusi bagi para menteri untuk meningkatkan kinerjanya, karena berapapun uang yang mereka terima, kalau etos kerjanya tidak dibangun dan dikembangkan, maka itu hanya akan menghamburkan anggaran negara yang tentunya di dapat dari pajak masyarakat.
Keempat, mensejahterakan rakyat menurut saya tidak dengan cara mensejahterakan pemimpin, karena sudah banyak pemimpin atau pun yang merasa memimpin negeri ini berlimpah harta bahkan banyak yang menjadi orang terkaya se antero jagat, namun tidak berbanding dengan semakin banyaknya himpitan yang dirasakan masyarakat.
dari sejumlah alasan tersebut, menurut saya cukup bagi pemerintah untuk berpikir ulang atas rencana menaikkan gaji presiden dan para menteri, karena sesuai dengan pernyataan para mantan menteri yang lengser dari kabinet, bahwa gaji yang mereka terima ditambah dengan dana taktis dari kantor kementrian sangat cukup untuk menghidupi seluruh kebutuhan dan keluarganya.
Jumat, 30 Oktober 2009
Kaum muda kini dan masa depan
Tegap, gagah dan bersemangat, itulah yang ku gambarkan pada segenap anggota Organisasi kepemudaan ketika mengikuti Upacara Peringatan Sumpah Pemuda di Pelataran Gedung Putih (Balaikota Bogor) mereka bersatu membentuk barisan dengan berbagai warna kebanggaan mereka dan menyatu dengan segenap pelajar dan mahasiswa.
Ketika para anggota dewan dan pejabat di lingkungan Pemda mengernytukan kening dari teriknya mentari pagi, namun pasukan muda yang saya termasuk di dalam barisan, terus bersemangan mengikuti upacara peringatan sumpah pemuda.
Kaum muda adalah harapan bangsa, itulah yang selalu dielukan oleh para pemimpin kita dan generasi tua pada kaum muda. Agar kaum muda terus bersemangat mengisi ruang dan waktu dengan prestasi dan karya.
Namun, dibalik ucapan itu, ternyata dalam berbagai kesempatan, baik seminar, ceramah dan berbagai forum yang membahas tema kepemudaan, banyak diungkapkan kekhawatiran yang serius terhadap ranah kepemudaan saat ini.
Diawali dengan kekhawatiran atas gusuran globalisasi atas budaya bangsa terutama pada generasi muda, juga kekhawatiran akan kualitas pendidikan yang diterima oleh generasi muda yang cenderung menurun bahkan mulai tercerabutnya generasi muda dari norma-norma agama dan kearifan bangsa.
Menurut saya, kekhawatiran terhadap kaum muda kini janganlah berlebihan seakan harus sama dengan zaman dahulu kaum tua menempa hidup menuju kedewasaan.
Dari segi informasi, kini pelajar dan kaum muda lebih banyak mendapatkan akses yang mudah, sehingga dalam media dan sumber belajar guru bukanlah satu-satunya sumber yang mereka miliki namun teknologi dan informasi mampu memberikan keragaman informasi sehingga kaum muda bisa lebih mendapatkan pengetahuan yang luas. Walaupun mereka lebih banyak diam ketika jam pelajaran, mungkin mereka tahu lebih awal atas informasi dan pengetahuan yang ditransfer oleh guru di kelas.
Dari segi kreatifitas, kamu muda kini berusaha menumbuhkan kreativitas ala anak muda dengan berbagai keragaman kegiatan, karena akses untuk menumbuhkan kreativitas pun semakin mudah.
Dari segi karya, kini dalam berbagai ekspose kaum muda ternyata mampu membuat karya-karya yang gemilang yang bisa membuat bangsa bangga atas seluruh inovasi dan karya -karya baru yang dihasilkan.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki kaum muda kini, maka kekhawatiran akan generasi muda di masa datang janganlah berlebihan. karena tanda-tanda kebangkitan pemuda sudah terlihat dengan meningkatnya partisipasi kaum muda pada bebagai bidang, mulai dari kewirausahaan, pendidikan, bahkan akses politik juga muncul ditandai dengan banyaknya kaum muda yang memberanikan diri untuk menjadi calon pemimpin pada berbagai macam pentas politik.
Kini, dengan segenap potensi tersebut, saatnya kaum muda bersatu membangun bangsa dan merebut kepemimpinan nasional kita dengan semangat muda.
Salam Pemuda Indonesia.
Ketika para anggota dewan dan pejabat di lingkungan Pemda mengernytukan kening dari teriknya mentari pagi, namun pasukan muda yang saya termasuk di dalam barisan, terus bersemangan mengikuti upacara peringatan sumpah pemuda.
Kaum muda adalah harapan bangsa, itulah yang selalu dielukan oleh para pemimpin kita dan generasi tua pada kaum muda. Agar kaum muda terus bersemangat mengisi ruang dan waktu dengan prestasi dan karya.
Namun, dibalik ucapan itu, ternyata dalam berbagai kesempatan, baik seminar, ceramah dan berbagai forum yang membahas tema kepemudaan, banyak diungkapkan kekhawatiran yang serius terhadap ranah kepemudaan saat ini.
Diawali dengan kekhawatiran atas gusuran globalisasi atas budaya bangsa terutama pada generasi muda, juga kekhawatiran akan kualitas pendidikan yang diterima oleh generasi muda yang cenderung menurun bahkan mulai tercerabutnya generasi muda dari norma-norma agama dan kearifan bangsa.
Menurut saya, kekhawatiran terhadap kaum muda kini janganlah berlebihan seakan harus sama dengan zaman dahulu kaum tua menempa hidup menuju kedewasaan.
Dari segi informasi, kini pelajar dan kaum muda lebih banyak mendapatkan akses yang mudah, sehingga dalam media dan sumber belajar guru bukanlah satu-satunya sumber yang mereka miliki namun teknologi dan informasi mampu memberikan keragaman informasi sehingga kaum muda bisa lebih mendapatkan pengetahuan yang luas. Walaupun mereka lebih banyak diam ketika jam pelajaran, mungkin mereka tahu lebih awal atas informasi dan pengetahuan yang ditransfer oleh guru di kelas.
Dari segi kreatifitas, kamu muda kini berusaha menumbuhkan kreativitas ala anak muda dengan berbagai keragaman kegiatan, karena akses untuk menumbuhkan kreativitas pun semakin mudah.
Dari segi karya, kini dalam berbagai ekspose kaum muda ternyata mampu membuat karya-karya yang gemilang yang bisa membuat bangsa bangga atas seluruh inovasi dan karya -karya baru yang dihasilkan.
Dengan berbagai potensi yang dimiliki kaum muda kini, maka kekhawatiran akan generasi muda di masa datang janganlah berlebihan. karena tanda-tanda kebangkitan pemuda sudah terlihat dengan meningkatnya partisipasi kaum muda pada bebagai bidang, mulai dari kewirausahaan, pendidikan, bahkan akses politik juga muncul ditandai dengan banyaknya kaum muda yang memberanikan diri untuk menjadi calon pemimpin pada berbagai macam pentas politik.
Kini, dengan segenap potensi tersebut, saatnya kaum muda bersatu membangun bangsa dan merebut kepemimpinan nasional kita dengan semangat muda.
Salam Pemuda Indonesia.
naiknya gaji menteri dan presiden
baru beberapa hari dilantik, ternyata pemerintahan kita sudah mulai menyusun berbagai macam program yang tujuannya adalah meencapai visi serta misi dari pemerintahan yang dipimpin SBY-Boediono.
salah satu menteri yang sedang menyusun program 100 hari menjadi menteri adalan MENPAN, diantara program terdekat yang akan segera direalisasikan adalah rencana menaikkan gaji presiden dan menteri yang baru dilantik.
Lagi-lagi menurut saya rencana ini sangat melukai hati rakyat, karena rencana ini dikemukakan pada saat bangsa kita sedang berduka atas berbagai macam musibah yang menimpa. rakyat sedang bahu membahu dan saling membantu agar penderitaan rakyat tersebut ditanggung bersama dengan berbagai macam agenda sosial, acara galang dana untuk korban musibah gempa, serta kepedulian-kepedulian lain yang mendorong masyarakat kita untuk mengedepankan kepedulian pada sesama rakyat Indonesia.
Ketika rakyat sedang bersungguh-sungguh membangkitkan diri dari keterpurukan dengan berbagai swadaya dan swabina untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup dari himpitan yang berkepanjangan, ketika sebagian masyarakat sedang beristigotsah, berdo'a dengan penuh kesungguhan untuk menumbuhkan semangat ruh Jihad (kesungguhan) dalam membangun generasi yang madani, namun berbeda dengan keinginan para pemimpin yang lebih dahulu memikirkan kesejahteraan mereka dari pada mensejahterakan rakyatnya.
Hati rakyat menurut saya tidak harus disakiti dengan bebagai kebijakan yang tidak pro rakyat, karena seharusnya kebijakan semacam penaikan gaji para menteri dan pejabat penting di pemerintahan tidak dilakukan.
Ada berbagai alasan menurut saya yang membuat kebijakan semacam ini tidak bisa diterima oleh hati rakyat.
pertama, pemerintah menujukkan ketidak pekaanya terhadap penderitaan rakyat, baik akibat dari musibah gempa maupun akibat resesi ekonomi yang melanda serta mungkin akbiat kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
kedua, rencana kebijakan tersebut tentunya akan berimbas pada mulai merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan gaji para aparatur negara tersebut, sehingga yang menjadi korban lagi-lagi adalah masyarakat kurang mampu yang daya belinya semakin menurun.
Ketiga, kenaikan gaji bukanlah solusi bagi para menteri untuk meningkatkan kinerjanya, karena berapapun uang yang mereka terima, kalau etos kerjanya tidak dibangun dan dikembangkan, maka itu hanya akan menghamburkan anggaran negara yang tentunya di dapat dari pajak masyarakat.
Keempat, mensejahterakan rakyat menurut saya tidak dengan cara mensejahterakan pemimpin, karena sudah banyak pemimpin atau pun yang merasa memimpin negeri ini berlimpah harta bahkan banyak yang menjadi orang terkaya se antero jagat, namun tidak berbanding dengan semakin banyaknya himpitan yang dirasakan masyarakat.
dari sejumlah alasan tersebut, menurut saya cukup bagi pemerintah untuk berpikir ulang atas rencana menaikkan gaji presiden dan para menteri, karena sesuai dengan pernyataan para mantan menteri yang lengser dari kabinet, bahwa gaji yang mereka terima ditambah dengan dana taktis dari kantor kementrian sangat cukup untuk menghidupi seluruh kebutuhan dan keluarganya.
salah satu menteri yang sedang menyusun program 100 hari menjadi menteri adalan MENPAN, diantara program terdekat yang akan segera direalisasikan adalah rencana menaikkan gaji presiden dan menteri yang baru dilantik.
Lagi-lagi menurut saya rencana ini sangat melukai hati rakyat, karena rencana ini dikemukakan pada saat bangsa kita sedang berduka atas berbagai macam musibah yang menimpa. rakyat sedang bahu membahu dan saling membantu agar penderitaan rakyat tersebut ditanggung bersama dengan berbagai macam agenda sosial, acara galang dana untuk korban musibah gempa, serta kepedulian-kepedulian lain yang mendorong masyarakat kita untuk mengedepankan kepedulian pada sesama rakyat Indonesia.
Ketika rakyat sedang bersungguh-sungguh membangkitkan diri dari keterpurukan dengan berbagai swadaya dan swabina untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup dari himpitan yang berkepanjangan, ketika sebagian masyarakat sedang beristigotsah, berdo'a dengan penuh kesungguhan untuk menumbuhkan semangat ruh Jihad (kesungguhan) dalam membangun generasi yang madani, namun berbeda dengan keinginan para pemimpin yang lebih dahulu memikirkan kesejahteraan mereka dari pada mensejahterakan rakyatnya.
Hati rakyat menurut saya tidak harus disakiti dengan bebagai kebijakan yang tidak pro rakyat, karena seharusnya kebijakan semacam penaikan gaji para menteri dan pejabat penting di pemerintahan tidak dilakukan.
Ada berbagai alasan menurut saya yang membuat kebijakan semacam ini tidak bisa diterima oleh hati rakyat.
pertama, pemerintah menujukkan ketidak pekaanya terhadap penderitaan rakyat, baik akibat dari musibah gempa maupun akibat resesi ekonomi yang melanda serta mungkin akbiat kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.
kedua, rencana kebijakan tersebut tentunya akan berimbas pada mulai merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan gaji para aparatur negara tersebut, sehingga yang menjadi korban lagi-lagi adalah masyarakat kurang mampu yang daya belinya semakin menurun.
Ketiga, kenaikan gaji bukanlah solusi bagi para menteri untuk meningkatkan kinerjanya, karena berapapun uang yang mereka terima, kalau etos kerjanya tidak dibangun dan dikembangkan, maka itu hanya akan menghamburkan anggaran negara yang tentunya di dapat dari pajak masyarakat.
Keempat, mensejahterakan rakyat menurut saya tidak dengan cara mensejahterakan pemimpin, karena sudah banyak pemimpin atau pun yang merasa memimpin negeri ini berlimpah harta bahkan banyak yang menjadi orang terkaya se antero jagat, namun tidak berbanding dengan semakin banyaknya himpitan yang dirasakan masyarakat.
dari sejumlah alasan tersebut, menurut saya cukup bagi pemerintah untuk berpikir ulang atas rencana menaikkan gaji presiden dan para menteri, karena sesuai dengan pernyataan para mantan menteri yang lengser dari kabinet, bahwa gaji yang mereka terima ditambah dengan dana taktis dari kantor kementrian sangat cukup untuk menghidupi seluruh kebutuhan dan keluarganya.
Langganan:
Postingan (Atom)