Sabtu, 31 Oktober 2009

naiknya gaji menteri dan presiden

baru beberapa hari dilantik, ternyata pemerintahan kita sudah mulai menyusun berbagai macam program yang tujuannya adalah meencapai visi serta misi dari pemerintahan yang dipimpin SBY-Boediono.

salah satu menteri yang sedang menyusun program 100 hari menjadi menteri adalan MENPAN, diantara program terdekat yang akan segera direalisasikan adalah rencana menaikkan gaji presiden dan menteri yang baru dilantik.

Lagi-lagi menurut saya rencana ini sangat melukai hati rakyat, karena rencana ini dikemukakan pada saat bangsa kita sedang berduka atas berbagai macam musibah yang menimpa. rakyat sedang bahu membahu dan saling membantu agar penderitaan rakyat tersebut ditanggung bersama dengan berbagai macam agenda sosial, acara galang dana untuk korban musibah gempa, serta kepedulian-kepedulian lain yang mendorong masyarakat kita untuk mengedepankan kepedulian pada sesama rakyat Indonesia.

Ketika rakyat sedang bersungguh-sungguh membangkitkan diri dari keterpurukan dengan berbagai swadaya dan swabina untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup dari himpitan yang berkepanjangan, ketika sebagian masyarakat sedang beristigotsah, berdo'a dengan penuh kesungguhan untuk menumbuhkan semangat ruh Jihad (kesungguhan) dalam membangun generasi yang madani, namun berbeda dengan keinginan para pemimpin yang lebih dahulu memikirkan kesejahteraan mereka dari pada mensejahterakan rakyatnya.

Hati rakyat menurut saya tidak harus disakiti dengan bebagai kebijakan yang tidak pro rakyat, karena seharusnya kebijakan semacam penaikan gaji para menteri dan pejabat penting di pemerintahan tidak dilakukan.

Ada berbagai alasan menurut saya yang membuat kebijakan semacam ini tidak bisa diterima oleh hati rakyat.

pertama, pemerintah menujukkan ketidak pekaanya terhadap penderitaan rakyat, baik akibat dari musibah gempa maupun akibat resesi ekonomi yang melanda serta mungkin akbiat kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

kedua, rencana kebijakan tersebut tentunya akan berimbas pada mulai merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan gaji para aparatur negara tersebut, sehingga yang menjadi korban lagi-lagi adalah masyarakat kurang mampu yang daya belinya semakin menurun.

Ketiga, kenaikan gaji bukanlah solusi bagi para menteri untuk meningkatkan kinerjanya, karena berapapun uang yang mereka terima, kalau etos kerjanya tidak dibangun dan dikembangkan, maka itu hanya akan menghamburkan anggaran negara yang tentunya di dapat dari pajak masyarakat.

Keempat, mensejahterakan rakyat menurut saya tidak dengan cara mensejahterakan pemimpin, karena sudah banyak pemimpin atau pun yang merasa memimpin negeri ini berlimpah harta bahkan banyak yang menjadi orang terkaya se antero jagat, namun tidak berbanding dengan semakin banyaknya himpitan yang dirasakan masyarakat.

dari sejumlah alasan tersebut, menurut saya cukup bagi pemerintah untuk berpikir ulang atas rencana menaikkan gaji presiden dan para menteri, karena sesuai dengan pernyataan para mantan menteri yang lengser dari kabinet, bahwa gaji yang mereka terima ditambah dengan dana taktis dari kantor kementrian sangat cukup untuk menghidupi seluruh kebutuhan dan keluarganya.

Tidak ada komentar: