Minggu, 02 Maret 2008

Daarul Uluum Berkabung

Daarul Uluum Berkabung
Oleh : Hasbulloh
Tulisan ini dibuat setelah terjadi musibah meninggalnya santri Pesantren Daarul Uluum 2 sehingga membuat kami berkabung dan berduka

Sabtu sore sebenarnya bercuaca cukup cerah setelah beberapa minggu diguyur hujan berkepanjangan, pagi harinya pun saya sempat berkunjung ke Pesantren Nurul Iman Parung yang cukup megah dengan luas 7 Ha, sehingga menjelang sore hari saya memutuskan untuk mengisi waktu luang ke Toko Buku Gramedia, banyak buku yang belum ku ketahui sampulnya untuk dibaca, karena tidak mungkin ku beli semua disebabkan harganya yang lumayan melambung tinggi.
Ketika sedang asyik mengitari jajaran rak buku bagian depan Gramedia yang terisi penuh dengan best seller book, ada beberapa buku yang saya senang ketika sudah membacanya, Ayat-ayat cinta karya kang abik (habiburrahman El-Shirazy), yang menceritakan percintaan yang bernuansa Islam, tetralogi Laskar pelangi karya Andrea Hirata yang menceritakan semangat perjuangan dan belajar sehingga mampu menggapai mimpi yang sulit kita jangkau.
Suasana ceria saya praktis berubah 180 derajat, ketika saya sedang asyik melihat-lihat sampul buku yang unik dan menimbulkan nafsu mebaca saya, tiba-tiba telpon berdering dari Al-Ustadz Nasrudin Latif, ketua Yayasan yang dengan sekali mendengar nada tergesa-gesanya saya menangkap aura kepanikan yang tak terkira yang sedang beliau alami, bagi saya karena sering berbicara, bertukar pikiran dan meminta nasihat, sangat mudah merasakan kegundahannya...Ada kabar yang sangat mengejukan hati dan pikiran saya langsung mengernyut ketika beliau menugaskan saya untuk mencari bantuan sebanyak-banyaknya karena ada salah satu santri di daarul uluum 2 yang tenggelam di pusaran air deras daerah sungai Ciowa, saya pun terperanjat, tanpa basa-basi langsung meluncur ke kampus dan bernegosiasi dengan kawan-kawan Pencinta Alam (WAPALAPA) untuk menyiapkan pertolongan pertama. Saya ceritakan semua informasi yang saya dapat baik dari ust. Nas, ataupun dari yang lainnya..karena HP-ku berdering 2 menit sekali mendengar kepanikan seluruh pengurus Daarul Uluum, setelah bernegosiasi panjang, dan menyepakati metode pertolongan pertama, saya pun meluncur dengan kecepatan penuh tanpa memikirkan keselamatan diri pribadi berangkat ke lokasi kejadian. Sesampainya saya di sana, antrian masyarakat dan sepeda motor sangat sesak memenuhi jalan setapak menuju DAM (bendungan air) Ciowa.. mereka berduyun ingin mengetahui kabar yang mengagetkan semua pihak. Dengan menerobos melewati kerumunan, saya pun langsung ke area sungai yang lumayan deras dan di sana sudah berjajar guru-guru Daarul Uluum, Ust Iqbal basah kuyup, ust. Ozy sudah membiru karena kedinginan, Ust. Nasrudin terunglai lemas di salah satu pojok aliran sungai menunggu hasil pencarian yang belum selesai.
Setelah menunggu lama, sampai jam 21.00 pasukan katak Brimob datang dengan perlengkapan renang, setelah memeriksa lokasi dan persiapan, mereka pun meluncur dengan satu perahu karet dan dua penyelam, selang waktu 10 menit di dalam air, kami berharap dengan penuh kecemasan, mudah-mudahan santri tenggelam itu dapat langsung ditemukan dan kami sorak sorai bersyukur mayat santri tersebut ternyata sudah terbujur kaku dengan kedua kaki tertekuk dan tangan kaku diangkat oleh regu penyelam "alhamdulillah" akhirnya santri tersebut sudah ditemukan disambut oleh tangisan histeris orang tua dan langsung dibawa ke Pesantren Daarul Uluum 2 Nagrak untuk disemayamkan, setelah itu atas permintaan orang tua langsung dibawa ke rumah duka dihantarkan oleh para Pengasuh Pesantren...seluruh santri menunggu dengan isak tangis kesedihan yang mendalam atas peristiwa ini. Semoga peristiwa ini menjadi pelajaran berharga buat kita semua.
Pemberitaan Media Massa yang menurut saya menyudutkan adalah pemberitaan beberapa televisi (TPI, Tv One, SCTV) yang paling mengecewakan buat saya adalah pemberitaan yang diluar keterangan yang saya sampaikan sebelumnya kepada kontributor SCTV pada rubrik Liputan 6 SCTV tanggal 02 Maret 2008 mereka menulis penggalan ini :
....Mahfuzi bersama 200 teman lainnya sedang mejalankan orientasi pengenalan kampus (Opspek) kegiatan pramuka yang diselenggarakan sekolahnya. Menurut keterangan guru pembina SMP Darul Ulum, korban terpisah dengan rombongan pramuka setelah mengikuti kegiatan di sekitar Bendungan Ciowa. Menurut saksi mata, Mahfuji terlihat kelelahan berenang dan akhirnya tenggelam.....
Padahal pada saat pencarian korban, keterangan jelas sudah saya sampaikan bahwa agenda Pramuka yang dilakukan bukan Opspek seperti yang mereka tulis, tetapi hanya latihan Pramuka rutin pada hari sabtu, dan tidak ada Opspek sehingga pemberitaan ini mendapat respon yang beragam dari berbagai kalangan, Alumni yang langsung berbelasungkawa dan minta klarifikasi dari saya atas kejadian ini, Walisantri dan Stakeholder lainnya.
Mudah-mudahan kejadian ini tidak terulang kembali dan meninggalnya saudara Mahfauzi santri Daarul Uluum mudah-mudahan meninggal dalam keadaan syahid fii sabilillah karena dalam keadaan menuntut ilmu. sesuai dengan hadits Nabi "Man kharaja fii tholabil Ilmi fahua fii sabiilillahi hatta yarji'a" ..Barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka dia di jalan Allah sampai ia kembali....selamat jalan kami ucapkan. Kami sangat berduka atas peristiwa ini...Hasbulloh (02-03-2008)

Tidak ada komentar: