kini kesempatanku tuk menulis sangat lepas dan luang, tapi keinginan tuk menulis catatan tak sekuat dulu.
kini ku tuliskan catatan ini karena banyak yang memintaku untuk menulis, dan bertanya kepadaku kenapa jarang sekali menulis dalam sebuah catatan..?? kini kujawab maafkanlah aku karena memang sudah lama aku tak menulis catatan harian.
kesempatan yang luas ini, dulu sangat ku nantikan karena banyak hal yang ingin ku ceritakan, banyak hal yang ingin kusampaikan dari segala hal yang ku pikirkan dan segala hal yang ku rasakan.
ketika masa belajarku di asrama, sebenarnya banyak hal yang ku tulis, tapi entah kemana tulisan itu, karena waktu itu merupakan suatu hal yang dilarang ketika ku punya catatan harian yang ku rahasiakan.
sudah ku tulis pengalamaan pertamaku jauh dari orang tua, dan fokus untuk belajar di asrama, tapi tulisan itu harus ku relakan tuk diambil pengurus karena kekhawatirannya akan ku salahgunakan buku catatan itu sebagai media penulisan yang mereka larang.
apakah ini karena traumaku ketika puisi pertamaku yang ku dapat dari orang lain dan kemudian ku simpan di laci lemariku. namun yang terjadi puisi itu "disita" oleh pengurus asrama kemudian dipampang di papan pengumuman sebagai bukti bahwa ku telah melakukan perbuatan yang dilarang karena memiliki puisi cinta..??
aku tak tau kenapa "curhatanku" dilarang..? dan mengapa dikaitkan dengan disiplin dan larangan..?
sudah ku coba tuk hilangkan trauma itu dengan meminta bantuan kepada salah satu "teman dekatku" yang memiliki kegemaran menulis baik puisi maupun curhatan, dengan berkirim surat melalui salah satu buku tulisku yang berisikan curhatan harian antara aku dengannya.
ternyata, tanpa terasa dengan berkirim surat menggunakan buku dengannya setiap hari, ku sudah menghabiskan 4 buku catatan. bagiku itu merupakan curhatan dan puisi yang terbanyak yang pernah ku tulis. bahagianya aku setelah 3 tahun traumaku akan "penyitaan" puisi pertamaku bisa hilang dengan kembali menulis curhatan dan puisi dalam buku catatan.
namun, ternyata buku catatan yang ku tulis itu pun tidak selamat dan menjadi incaran "penyitaan" pengurus asrama. Hal ini ku ketahui setelah ku mendapatkan informasi bahwa salah satu temanku ada yang melapor kalau aku sering berikirim surat setiap hari menggunakan buku catatan.
Ah... waktu itu pikirku daripada ku serahkan buku catatan ini kepada pengurus asrama untuk mereka sita, mereka baca dan mereka umumkan di papan pengumuman akan curhatanku lebih baik tidak boleh ada satu pun yang bisa membacanya. tanpa pikir panjang dengan perasaan trauma dan kecewa ku buang keempat buku curhatan itu ke sungai ciliwung di depan asramaku.
mungkin pengalaman ini merupakan suatu hal yang membuatku trauma akan menulis curhatan apapun medianya.
sebelumnya kembali ku katakan, maaf lama aku tak menulis....
dengan menulis catatan ini, mudah-mudahan bisa membuatku kembali bersemangan untuk menulis..karena ku yakin tidak ada yang bisa lagi melarangku menulis apapun, dan tentang apapun atau dengan siapapun...
Senin, 17 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar