Selesai shalat Isya, aku melihat ada sms terbaru di hp ku, dan ternyata dari si bungsu "Mbek" baehaqi..
"a udah sembuh belum..?? (19;40) tanyanya padaku karena sehari sebelumnya dia mendapatkan kabar kalau aku lagi sakit di Pesantren Daarul Uluum Bogor, tempatku belajar.
Memang hampir sudah dua bulan ku tak bertemu dengannya bahkan berkomunikasi sekalipun. Sehingga ketika dia menyapa dulu padaku membuat ku haru, apalagi di saat ku terbaring di tempat tidur sendirian, tak ada yang menyapa di kala sepi. seakan sms itu memecahkan kesepianku di pojok kamar di pesantren.
"Alhamdulillah sudah mendingan" jawabku singkat padanya.
Hore..alhamdulillah.. c Aa sudah sembuh.. " jawabnya dengan bahagia melalui sms.
Namun, kebahagiaannya mengetahui kesehatanku membuatku bertanya-tanya apakah ada hal yang membahagiakan baginya yang membutuhkan kehadiranku.??.
kalau hari ulang tahunnya bukan besok" gumamku
lalu ku balas dengan sapaan " emang lagi ngapain di rumah bek..n mamah gie ngpaian ?? " sms ku padanya
lagi duduk aja a, mamah masih mengaji habis shalat isya,.. A..besok mau gak temenin nonton persikabo..?? (19;47) pintanya kuat sekali padaku.
Jarang sekali ku dipinta dengan kuat olehnya, biasanya di keluarga kami.. apapun kalau dia sudah meminta sesuatu, pasti kami berlomba untuk memenuhinya, karena dia jarang sekali meminta apapun yang dia inginkan pada kami.
dia adalah adik yang paling kami sayangi di rumah, dan setahuku hanya dia yang belum mengerti apa-apa ketika ayah kami meninggal. karena waktu itu seingatku umurnya masih sangat balita belum genap tiga tahun. bahkan, umurku saja waktu itu baru dua belas tahun.
Mungkin hanya dia di keluarga kami yang tidak hafal bagaimana rupa/wajah ayah kami. Sungguh sedih ketika ku mengingatnya.
dia lah yang selalu menemani ibuku setiap hari di saat beliau merindukan anak-anaknya yang lain yang sedang belajar di berbagai daerah. Ada aku di bogor sudah tiga belas tahun belum selesai juga, adikku yang satu lagi di cianjur sudah enam tahun di sana, dan juga ada adikku yang lain yang sedang "nyantri" di bandung.
seingatku semester yang lalu dia membuat prestasi baru dalam hidupnya yaitu sebagai juara satu di kelasnya pada hasil ujian semester pertama, ketika ku bertanya padanya ingin hadiah apa..?? jawabannya sederhana hanya ingin aku pulang menemuinya.
hmm... ingin sekali ku memenuhi permintaannya, bahkan sebulan sebelumnya ketika adikku yang di bandung dia telpon untuk menemaninya menonton pertandingan kesebelasan kesayangannya itu langsung meluncur tanpa ragu.
mungkin ini giliranku" gumamku
namun, saat ini ada tugas dari pesantren tempatku belajar yang tidak bisa ku tinggalkan..karena sudah ku tunda selama aku kurang sehat. tapi, berat sekali ku menolak ajakannya hanya sekedar ingin ditemani menonton pertandingan sepak bola.
Dengan berat hati ku balas smsnya dengan permohonan maafku tidak bisa menemaninya.
Rasa haru ku bertambah ketika balasannya bukanlah kekecewaan, tapi sebuah kesabaran yang ditunjukkannya..
"ya udah gak apa-apa, kalau sibuk mah.. mau nonton dari rumah saja di tv" jawabnya
si bungsu ini memang mengikuti perangai ibuku, yang penyabar dan tak kenal lelah ketika harus merawat dan membesarkan sepuluh anaknya sendirian.
tak ku sangka, dia mengajariku sebuah kesabaran dengan sangat sederhana, yaitu menemani ibuku setiap waktu.
tidak pernah meminta ketika dia tidak memiliki sesuatu, dan tidak pernah kecewa terhadap penolakan atas permintaannya.
Suatu saat ku harus membuat kalian bahagia. kini ku masih menuntut ilmu sesuai amanat Ayahku.
Selasa, 23 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar