Sabtu, 27 Februari 2010

Menjadi Santri Digital

Tuntutlah ilmu sampa negeri china " itulah kalimat penyemangat yang sering diungkapkan oleh Kiyai di Pesantren Daarul Uluum tempatku belajar.

memang kalimat itu sering ku bayangkan agar aku bisa belajar ke tempat yang jauh untuk menimba pengalaman yang lebih banyak.

Dengan berbagai keterbatasan, keinginanku takkan pernah surut untuk mendapatkan wawasan global yang go internasional. Walaupun tidak bisa secara langsung mengunjungi tempat-tempat pengembangan ilmu yang pesat seperti negara-negara maju, namun aku tetap ingin belajar dari berbagai macam tradisi keilmuan.

Diawali dengan belajar di pesantren, ku mulai bersentuhan dengan beragam khazanah keilmuan, bahkan tentunya belum semua ku rasakan dan ku dapatkan khazanah yang tersimpan dalam tradisi pesantren sebagai masyarakat ilmiah.

Dengan berkomunikasi bersama santri yang berasal dari berbagai daerah, di pesantren ku belajar sebuah keragaman budaya, suku dan bahasa.

setidaknya, di era perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pesantren tentunya harus mampu memberikan pengalaman pembelajaran yang sesuai dengan zamannya. Mulai dari pembelajaran bahasa asing (arab-inggris) sebagai alat komunikasi masyarakat dunia dan sebagai kunci ilmu pengetahuan untuk mampu membaca literatur dan tradisi ilmiah internasional.

Di era digital, sebagai konsekuensi dari pengembangan teknologi, akhirnya pesantren pun senantiasa mengikuti perkembangan teknologi dengan menambah lagi pengalaman pembelajaran bagi santrinya, bukan hanya pembelajaran bahasa asing, tetapi juga pembelajaran teknologi komunikasi dengan alat komputerisasi pembelajaran.

Ketika santri sudah bersentuhan langsung dengan wawasan global menggunakan akses dunia maya yang tak ada batas penghalang dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan, maka santri di pesantren pun dengan menjaga tradisi luhur masyarakat ilmiah pesantren harus mampu menggunakan akses internet tanpa batas dengan berbagai macam hal yang positif.

Kesadaran dan inovasi pesantren agar santri go digital dan go global, merupakan suatu terobosan yang harus kita dukung dengan melakukan kampanye internet sehat, mediasi santri dalam mengakses literatur yang lebih luas dan tentunya mengarahkan santri agar menggunakan akses tanpa batas untuk meningkatkan wawasan ilmiah tanpa batas.

Semoga terobosan pesantren dengan mengembangkan santri agar go digital, merupakan terobosan yang mampu memberikan manfaat buat para santri dan bisa menambah wawasan yang lebih komprehensif.

Sepanjang sejarah, masyarakat pesantren sudah mampu menghasilkan karya yang gemilang, bahkan diakui oleh dunia internasional. dengan mengenbangkan akses dunia maya agar santri go digital, semoga akan lebih banyak lagi karya yang dihasilkan oleh masyarakat pesantren.

Pesantren kini bukan hanya sebagai tempat mengembangkan tradisi ilmiah lama, tetapi juga mampu mengembangkan kemampuan santri untuk bisa terus berkarya dan maju.

Kini pesantren sebagai laboratorium yang komprehesif, bukan hanya sebagai laboratorium bermasyarakat, menempa akhlak tetapi juga harus mampu menjadi laboratorium mrngasah wawasan agar lebih tajam.

Semoga usaha yang dilakukan pesantren tentunya menjadi sebuah keberkahan buat semuanya dan menjalankan moto " almuhafadzatu 'ala qodumi as-shalih wa al-akhdzu min jadiidi al-ashlah" yaitu dengan menjaga tradisi lama yang baik dan mengembangkan tradisi yang baru dan lebih baik (maslahat)...

Tidak ada komentar: