Teruslah berdo'a kepada Allah dan semoga Allah mengabulkan do'a kita " itulah pengantar salah satu kyai sebelum memulai pengajian rutin yang dilakukan oleh pengurus pesantren tempat ku belajar.
memang malam itu ada satu keinginan yang kuat dalam diriku untuk bisa diwujudkan dalam waktu dekat, karena keinginan ini sudah ku sampaikan dan ku tulis satu semester yang lalu, sehingga bulan ini adalah waktu maksimal agak keinginaku tersebut terwujud.
Sebelum kyai memimpin pengajian, secara khusus ku sampaikan keinginan ku pada beliau agar seluruh peserta pengajian turut serta mendo'akanku akan niat yang kuat ini.
Dukungan kyai pun mengalir dalam pengantarnya, sehingga para peserta pengajian mengamini keinginanku dengan turut berdo'a.
Keesokan harinya, dengan tenang ku berangkat ke kampus dan mengharapkan agar doa dan keinginanku pada hari itu terkabul yaitu lulus dalam ujian pendahuluan proposal tesis yang sudah ku persiapkan selama hampir lima bulan lamanya.
Menurut panitia ujian, kemungkinan aku akan dipanggil terakhir kali oleh penguji, karena ketika mengumpulkan proposal yang diajukan memang makalahku lah yang terakhir dikumpulkan.
Satu per satu peserta ditunjuk oleh ketua sidang ujian, untuk mempresentasikan proposalnya. Suasana tegangku mulai terasa ketika ku menyaksikan hampir seluruh peserta ujian dikritik habis-habisan oleh penguji pada semua aspek.
Setelah seluruhnya mempresentasikan dan diuji oleh para penguji, kini giliranku menyampaikan proposal. Dengan tegas ku sampaikan poin-poin penelitian yang akan ku lakukan, sampai pada posisi ku secara keilmuan di tengah-tengah masyarakat akademik pada bidang atau tema yang ku ajukan.
Suatu hal yang berbeda dengan tradisi keilmuan di pesantren tempat ku belajar, ketika para penguji menanyakanku tentang ilmuwan atau akademisi yang mana yang akan kamu bantah pendapatnya dengan tesis kamu..??
Membantah suatu pendapat ulama atau masyarakat akademik lain bagiku memang menjadi suatu hal yang baru. sehingga ketika menjawab pertanyaan itu, ku harus menyatakan dengan tegas posisi bantahanku.
Setelah para penguji menyampaikan pandangannya atas proposal yang ku ajukan, akhirnya mereka melakukan rapat internal untuk membahas hasil ujian yang kami ikuti.
Selang sepuluh menik ku menunggu dengan peserta ujian lainnya. akhirnya ketika diumumkan, ku sangat bahagia, karena proposal yang ku ajukan diterima untuk diteruskan menjadi penulisan tesis.
Rasa bahagia ku memuncak karena memang hari itu sedari awal berkat doa dari semua pihak, ku mengikutinya dengan tenang, dan menjawab semua pertanyaan penguji tanpa ada keraguan.
Dengan bahagia ku pulang dari kampus ke pesantren tempatku belajar, dan ku kabari semua orang yang sedari tadi bertanya pada ku melalui sms akan hasil ujian ku hari ini.
Walaupun selama perjalanan diguyur hujan, namun perasaan bahagia itu tak bisa ku sembunyikan.
Dengan do'a, tentunya keinginan yang sudah terpatri terus terpacu agar memang benar-benar terwujud.
Subhanallah, doa memang membuat hati ku tenang, membuat diriku merasa terbimbing untuk memberikan yang terbaik untuk hidupku dan orang lain.
Ujian proposal ini tentunya merupakan langkah awal agar aku menghasilkan satu penelitian tesis dan semoga selama penelitian dan penulisannya ku diberikan kelancara oleh Allah SWT. Amiin.
Sabtu, 13 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar