Jumat, 18 Desember 2009

Ribuan Umat Islam Bogor Pawai Obor

18-12-2009 05:14 WIB
Sambut Tahun Baru 1431 Hijriah
Ribuan Umat Islam Bogor Pawai Obor

BOGOR - Masyarakat muslim Bogor kemarin siang hingga tadi malam merayakan pergantian Tahun Baru Islam 1431 Hijriah (1 Muharram) dengan berbagai cara. Ribuan masyarakat di berbagai tempat di daerah ini bahkan melakukan pawai obor dengan melintasi jalan-jalan protokol.

Di Kota Bogor, masyarakat berjalan kaki dari Balaikota menuju Masjid Raya, kemarin siang. Iring–iringan tarhib diawali rombongan muspida, yakni Walikota Bogor Diani Budiarto, Wakil Walikota Achmad Ru’yat, Ketua DPRD Mufti Faouqi, Dandim 0606 Letkol Inf Mirza Agus, Kepala Kantor Departemen Agama H Muchtar dan Ketua MUI Kota Bogor Adam Ibrahim.

Tarhib juga melibatkan seluruh elemen masyarakat Kota Bogor seperti pegawai Pemkot Bogor, pegawai Kantor Departemen Agama, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM), jamaah majelis taklim, ormas Islam dan pelajar. Jumlahnya diperkirakan mencapai 5.000 orang.

Tarhib juga diramaikan pasukan drum band Pusdikzi, Universitas Pakuan (Unpak) dan drum band Pemkot Bogor. Rute yang dilalui yakni Jalan Ir H Juanda, Otto Iskandardinata dan Pajajaran. Tarhib sempat memacetkan arus lalulintas namun tidak berlangsung lama karena kesigapan aparat kepolisian mengatur arus kendaraan.

Sesampainya di Masjid Raya, peserta tarhib mengikuti tabligh akbar dengan penceramah Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) KH Didin Hafidhudhin.

Walikota Diani Budiarto mengatakan, kegiatan yang rutin dilakukan setiap tahun di Kota Bogor ini untuk mengingatkan seluruh umat Islam akan datangnya Tahun Baru Hijriah. Kegiatan ini juga lebih menyemarakkan ukhuwah dan syiar Islam dengan niat lebih meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

“Kita melakukan tarhib selepas Zuhur menjelang Ashar. Sebab, pergantian tahun Hijriah berbeda dengan tahun baru Masehi. Pergantian tahun baru Masehi tepat tengah malam, sedangkan tahun baru Hijriah setelah Ashar menjelang Magrib,“ ujar Diani.

Ketua MUI Kota Bogor Adam Ibrahim mengungkapkan, ada tiga momentum Hijriah. Pertama, meninggalkan tempat asal ke tempat lain atas izin Allah SWT. Kedua, meninggalkan dosa dan kembali ke jalan yang benar dan ketiga adalah pergantian tahun.

Sementara tadi malam sekitar pukul 20:30, lebih dari 2.000 umat Islam Kota Bogor tumpah ruah di Tugu Kujang. Mereka melakukan pawai obor menyambut 1 Muharram 1431 H.

Ribuan massa itu gabungan dari berbagai elemen, di antaranya PC NU Kota Bogor, GP Ansor, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Majelis Al-Kifah As-Tsaqofi, Majelis Zikir Nurussalam, Majelis Nurul Fata, YIC Roudhotunnur, DPD KNPI Kota Bogor, BKPRMI, 234 SC, Mabort dan Marching Band Gita Ibnu Aqil.

Mereka tampak bersatu dengan melintasi rute jalan-jalan protokol, yakni dari Tugu Kujang kemudian Lapangan Sempur, Jalan Ir H Juanda, Otto Iskandardinata (Otista) dan kembali ke Tugu Kujang.

Menjelang salat Magrib, di sekitar Tugu Kujang dan Masjid Raya sudah dipadati warga Bogor yang berniat pawai obor. Suasana semarak menyambut datangnya Tahun Baru Islam bertambah ramai dengan dibentangkannya puluhan spanduk dan baliho yang berisikan selamat sambil dibawa saat pawai.

Apa saja harapan masyarakat muslim Bogor di tahun baru Islam ini? Wakil Ketua GP Ansor Kota Bogor David Rizar Nugroho berharap, apa yang telah dan akan dilakukan lebih baik dari tahun sebelumnya. “Karena itu, refleksi yang dilakukan pribadi masing-masing untuk terus berbuat lebih baik lagi dari masa yang sudah-sudah,” harap David.

Sementara itu, Kasatlantas Polresta Bogor AKP Atri Purwantono mengatakan, pihaknya menyiagakan beberapa personel di beberapa ruas jalan yang dilalui peserta pawai obor. "Tapi dalam pawai obor ini kami tidak menerapkan sistem buka-tutup jalan tertentu,” ujarnya.

Perayaan Tahun Baru 1431 Hijriah juga dilakukan ribuan masyarakat muslim di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. Mereka melakukan pawai obor yang merupakan bagian dari rangkaian acara haul pendiri Pondok Pesantren Daarul Ulum Syuja’i ke-19 sekaligus milad.

Pawai obor dimulai dari Ponpes Daarul Ulum, Kelurahan Bantarkemang, Kecamatan Bogor Timur, dengan mengitari Tugu Kujang dan berakhir di tempat semula.


Pengasuh Ponpes Daarul Ulum KH Abdurrazak berharap, momentum suci Muharram sebaiknya seluruh perhatian dicurahkan untuk kemajuan umat muslim di Indonesia. “Bukan hanya dengan perkataan, tetapi harus disertai dengan tindakan nyata,” tandasnya.

Perayaan tahun baru Hijriah juga diperingati SMK PGRI 1 Cibinong yang dipimpin kepala sekolah Ali Gozali. Mereka mengadakan pawai obor yang diikuti 1.350 siswa kelas 1 sampai 3, 30 guru dan 70 alumni SMK tersebut.

Pawai obor dimulai dari kantor bupati Bogor dan finis di SMK PGRI 1 Cibinong. Penyalaan obor diawali dari Ali Gozali yang kemudian dilakukan secara estafet ke tiap siswa. Para siswa ketika pawai obor dimulai, mereka mengumandangkan shalawat bersama.

Humas SMK PGRI 1 Cibinong Yunardi mengatakan, pawai obor kali ini merupakan pawai obor terbesar dibanding tahun sebelumnya karena diikuti ribuan siswa. “Acara ini berlangsung dari pukul 19:00 hingga 06:00 (18/12),” tambah Ali Gozali.

Pawai obor juga dilaksanakan masyarakat di tiga desa di Kecamatan Ciomas, yakni Desa Sukaharja, Sukamakmur dan Ciapus. Mereka memulainya dari kantor desa masing-masing dan finis di Kantor Kecamatan Ciomas.

Hal yang sama dilakukan warga Desa Pasirjambu, Kecamatan Sukaraja. Pawai obor dimulai pukul 19:30 dengan mengelilingi Desa Pasirjambu. Sementara di Cilebut, Kecamatan Sukaraja, ribuan warga melakukan istighotsah di RT 04/04 desa tersebut. (rid/and/rur/ico)

Minggu, 22 November 2009

diskusi publik..




Rabu, 18 November 2009

Senin, 16 November 2009

Belajar dari pengalaman (4)

menyerap dan mendengarkan, itulah kegiatanku sampai hari keempat diklat profesionalitas dilakukan. namun selama itu ku mulai mendapat apresiasi dari peserta diklat yang lain.
 
Ku mulai mencari peranku di kelas, agar keberadaanku di diklat ini terasa dan mendapatkan kesan di benak para peserta yang lainnya.

diawali dengan seorang peserta, yang meminta bantuan padaku untuk membuatkannya kurva, dan membuatkannya tabel. Kulakukan peranku untuk hal tersebut, dan setelah selesai ku buatkan, akhirnya ku mendapatkan ucapan terima kasih.

Ucapan terima kasih itupun berlanjut pada promosi yang dilakukan oleh orang lain berkenaan dengan bantuan yang ku berikan, sehingga aku mulai menjadi perhatian yang lain.

Selang waktu itu pun, saya mendapatkan apresiasi dari peserta yang lain untuk berbagi pengalaman berkaitan dengan penggunaan teknologi dan informasi dalam menjalankan tugas.

Dari mulai bagaimana mereka kesulitan menggunakan infocus, mengoperasikan laptop yang mereka bawa, sampai pembuatan account e-mail dan facebook.
 
Setelah hal tersebut ku lakukan, ternyata di dua hari terakhir, pengamalanku dalam menggunakan teknologi dan informasi menjadi suatu hal yang menarik buat peserta yang lain.

apalagi ketika para peserta kesulitan dalam menyelesaikan tugas akhir diklat ini, mereka sangat senang sekali bisa berbagi pengalaman dalam mempermudah tugas mereka dengan bantuan teknologi.

Alhamdulillah akhirnya bermanfaat juga hidupku ini..

Minggu, 15 November 2009

Belajar dari pengalaman (3)

disela-sela pembelajaran di ruang kelas diklat ini, terasa ada pengalaman yang berbeda dari apa yang kualami dari diklat-diklat yang lainnya. Karena yang kupelajari kali ini bukan hanya dari pemateri tapi justeru yang paling menambah wawasan adalah pengalaman peserta yang lainnya.

Selama di kelas, para peserta diklat dengan berbagai macam karakteristik dan pengalaman ternyata lebih mendominasi kelas dibanding penyaji materi yang notabene lebih muda umurnya dari para peserta.

Dari pemateri pertama, Dengan pengalamannya sebagai mantan direktur utama salah satu gelanggang liburan terbesar di Indonesia (Ancol), sang instruktur menyampaikan bahwa untuk menuju sebuah profesionalitas, maka diperlukan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh berbagai macam profesi. Baik kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, maupun kompetensi keahlian.

Dari Pemateri Kedua, Kompetensi teknis pun mulai disampaikan dan diajarkan kepada peserta, namun karena para peserta yang hadir adalah orang-orang yang berpengalaman, ternyata pemateri mendapatkan kritik teknis baik yang bersifat keilmuan, maupun praktik. muka merah sang penyaji materi ku lihat jelas mewarnai raut mukanya, akhirnya sang penyaji materi terbawa situasi dan hanya menanggapi curhatan dan menyerap aspirasi para peserta.

Dari pemateri ketiga, di sini terlihat sang pemateri kikuk ketika menghadapi peserta yang umurnya mungkin 30 tahun lebih tua darinya. dan awalnya sikap protes peserta yang merasa dilecehkan oleh panitia diklat karena semakin hari kompetensi penyaji materi semakin diluar harapan mereka. Namun, kecerdasan peserta akhirnya muncul juga karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar ini dengan baik. maka setting belajarnya pun di rubah dengan cara berbagi pengalaman selama menjalankan tugas di satuan masing-masing.

Rasa salute ku sampaikan atas keilmuan yang ditunjukkan oleh orang-orang berpengalaman dalam berbagai bidang yang mereka geluti.

Dengan berbagi pengalaman ternyata metode belajar yang cukup efektif untuk orang-orang yang sudah mapan di bidanngya masing-masing. kunikmati pengalaman ini dan akan ku serap terus ilmu mereka.

 
 

Belajar dari pengalaman (2)

"pengalaman" ternyata itulah yang paling banyak kudapatkan di hari pertama dan kedua diklat profesionalitas di kinasih ini, karena masih banyak cerita yang harus ku serap, banyak curhatan yang harus kuperhatikan. Setiap perkenalan selama 2 hari ini, yang ku dapatkan adalah cerita para peserta yang lain dengan berbagai macam pengalaman hidup.

Salah satu pengalaman yang paling ku perhatikan tentunya dari "Pak Haji" sang ketua kelas. Dari mulai masa mudanya sampai dihari senja nya ini. Tak hentinya beliau bercerita tentang kegagahan dan pengalaman hidupnya siang dan malam, bahkan ceritanya menjadi dongeng sebelum tidur kami di kamar. Semasa muda pak haji adalah seorang jawara pemberani dan nakal, dengan kenakalannya dia bisa menjalajah ke berbagai daerah, seperti pedalaman banten, panasnya jakarta, gemerlapnya bandung sampai sunyinya sukabumi pedalaman.

Dia juga tak luput menceritakan pengalamannya berdagang sayuran dan harus menjaga gerombolan kambing yang harus dia usir dari tempat gudang sayuran miliknya sampai pengalaman beliau sebagai guru yang sudah dia alami mengajar di berbagai daerah dan bidang studi. Mulai pelajaran Agama, IPS, Matematika, perkantoran sampai menjadi Guru BP.

Pengalaman lainnya, adalah ku dapatkan dari Pak Sugeng yang saat ini menjalani profesi sebagai pelaut (nelayan) sekaligus guru Administrasi Perkantoran, sehingga ku lihat dari raut matanya yang merah melawan ombak, sangar melawan perompak, namun ternyata hatinya lembut yang didedikasikan untuk muridnya.

Yang unik juga saya dapatkan dari pak Priyo yang low profile, kini menjalani tugas sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi, sekaligus harus berpacu membagi ilmunya untuk murid-muridnya di Sekolah. 

Pak Ujang juga memberikan makna tentang kehidupan, ceritanya yang ketika muda menjadi sorang mahasiswa sekaligus menjadi supir angkot, sampai lulus pun ternyata nasibnya masih supir angkot. namun dengan kegigihannya menjalani hidup, kini beliau sebagai ahli di bidang kewirausahaan. Ku banyak belajar dari beliau yang memang sorang konsultan wirausaha yang profesional.

Memang ku harus akui peserta yang lain juga banyak sekali ilmu mereka yang harus ku pelajari dan harus ku serap.

Banyak sekali pengalaman di hari kedua ini yang ku dapatkan, namun yang kulakukan tetaplah belajar apa yang mereka alami tanpa menceritakan apapun tentang diriku pada peserta yang lainnya karena ku merasa pengalamanku sangat jauh di bawah mereka.

Dan ku berharap hari-hari berikutnya banyak pengalaman hidup yang harus ku terima, pahit getirnya mengarungi kehidupan dan berbagai materi.

 


Belajar dari pengalaman (3)

disela-sela pembelajaran di ruang kelas diklat ini, terasa ada pengalaman yang berbeda dari apa yang kualami dari diklat-diklat yang lainnya. Karena yang kupelajari kali ini bukan hanya dari pemateri tapi justeru yang paling menambah wawasan adalah pengalaman peserta yang lainnya.

Selama di kelas, para peserta diklat dengan berbagai macam karakteristik dan pengalaman ternyata lebih mendominasi kelas dibanding penyaji materi yang notabene lebih muda umurnya dari para peserta.

Dari pemateri pertama, Dengan pengalamannya sebagai mantan direktur utama salah satu gelanggang liburan terbesar di Indonesia (Ancol), sang instruktur menyampaikan bahwa untuk menuju sebuah profesionalitas, maka diperlukan berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh berbagai macam profesi. Baik kompetensi Pribadi, Kompetensi Sosial, maupun kompetensi keahlian.

Dari Pemateri Kedua, Kompetensi teknis pun mulai disampaikan dan diajarkan kepada peserta, namun karena para peserta yang hadir adalah orang-orang yang berpengalaman, ternyata pemateri mendapatkan kritik teknis baik yang bersifat keilmuan, maupun praktik. muka merah sang penyaji materi ku lihat jelas mewarnai raut mukanya, akhirnya sang penyaji materi terbawa situasi dan hanya menanggapi curhatan dan menyerap aspirasi para peserta.

Dari pemateri ketiga, di sini terlihat sang pemateri kikuk ketika menghadapi peserta yang umurnya mungkin 30 tahun lebih tua darinya. dan awalnya sikap protes peserta yang merasa dilecehkan oleh panitia diklat karena semakin hari kompetensi penyaji materi semakin diluar harapan mereka. Namun, kecerdasan peserta akhirnya muncul juga karena tidak mau menyia-nyiakan kesempatan belajar ini dengan baik. maka setting belajarnya pun di rubah dengan cara berbagi pengalaman selama menjalankan tugas di satuan masing-masing.

Rasa salute ku sampaikan atas keilmuan yang ditunjukkan oleh orang-orang berpengalaman dalam berbagai bidang yang mereka geluti.

Dengan berbagi pengalaman ternyata metode belajar yang cukup efektif untuk orang-orang yang sudah mapan di bidanngya masing-masing. kunikmati pengalaman ini dan akan ku serap terus ilmu mereka.


Belajar dari pengalaman (2)

"pengalaman" ternyata itulah yang paling banyak kudapatkan di hari pertama dan kedua diklat profesionalitas di kinasih ini, karena masih banyak cerita yang harus ku serap, banyak curhatan yang harus kuperhatikan. Setiap perkenalan selama 2 hari ini, yang ku dapatkan adalah cerita para peserta yang lain dengan berbagai macam pengalaman hidup.

Salah satu pengalaman yang paling ku perhatikan tentunya dari "Pak Haji" sang ketua kelas. Dari mulai masa mudanya sampai dihari senja nya ini. Tak hentinya beliau bercerita tentang kegagahan dan pengalaman hidupnya siang dan malam, bahkan ceritanya menjadi dongeng sebelum tidur kami di kamar. Semasa muda pak haji adalah seorang jawara pemberani dan nakal, dengan kenakalannya dia bisa menjalajah ke berbagai daerah, seperti pedalaman banten, panasnya jakarta, gemerlapnya bandung sampai sunyinya sukabumi pedalaman.

Dia juga tak luput menceritakan pengalamannya berdagang sayuran dan harus menjaga gerombolan kambing yang harus dia usir dari tempat gudang sayuran miliknya sampai pengalaman beliau sebagai guru yang sudah dia alami mengajar di berbagai daerah dan bidang studi. Mulai pelajaran Agama, IPS, Matematika, perkantoran sampai menjadi Guru BP.

Pengalaman lainnya, adalah ku dapatkan dari Pak Sugeng yang saat ini menjalani profesi sebagai pelaut (nelayan) sekaligus guru Administrasi Perkantoran, sehingga ku lihat dari raut matanya yang merah melawan ombak, sangar melawan perompak, namun ternyata hatinya lembut yang didedikasikan untuk muridnya.

Yang unik juga saya dapatkan dari pak Priyo yang low profile, kini menjalani tugas sebagai dosen di salah satu perguruan tinggi, sekaligus harus berpacu membagi ilmunya untuk murid-muridnya di Sekolah.

Pak Ujang juga memberikan makna tentang kehidupan, ceritanya yang ketika muda menjadi sorang mahasiswa sekaligus menjadi supir angkot, sampai lulus pun ternyata nasibnya masih supir angkot. namun dengan kegigihannya menjalani hidup, kini beliau sebagai ahli di bidang kewirausahaan. Ku banyak belajar dari beliau yang memang sorang konsultan wirausaha yang profesional.

Memang ku harus akui peserta yang lain juga banyak sekali ilmu mereka yang harus ku pelajari dan harus ku serap.

Banyak sekali pengalaman di hari kedua ini yang ku dapatkan, namun yang kulakukan tetaplah belajar apa yang mereka alami tanpa menceritakan apapun tentang diriku pada peserta yang lainnya karena ku merasa pengalamanku sangat jauh di bawah mereka.

Dan ku berharap hari-hari berikutnya banyak pengalaman hidup yang harus ku terima, pahit getirnya mengarungi kehidupan dan berbagai materi.




Sabtu, 14 November 2009

Belajar dari pengalaman (1)

"saya adalah orang yang berpengalaman puluhan tahun" teriak sang peserta diklat, yang merasa profesionalismenya merasa diragukan oleh atasannya karena dimasukkan ke dalam peserta diklat..

Baginya diklat profesionalitas yang harus diikutinya adalah sebuah "pelecehan" atas pengabdian yang dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun. pengabdian tanpa pamrih untuk menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan pengorbanan.

Sebagai anak muda, ku terhentak dengan pernyataannya, karena bagiku dengan mengikuti diklat, berarti ku kan dapat ilmu yang baru, teman baru dan tentunya pengalaman baru. Tapi, bagi "Pak Haji" ini, diklat profesionalitas yang harus diikuti adalah sebuah "keraguan" bahkan "pelecehan" atasannya atas pengabdian yang selama ini beliau dedikasikan pada institusinya.

memang dari wajanya sudah sayu, namun suaranya tetap lantang seperti sang orator membakar semangat pasukan yang siap tempur di medan laga.

 tak heran dengan kesan awal seperti itu, beliau kami jadikan sebagai ketua kelas untuk memimpin 31 orang yang datang dari berbagai daerah, umur, jenis kelamin dan suku. Seperti sang jawara mengucapkan kata sambutan atas kemenangan dari pertandingan, beliau langsung memberikan sebuah sambutan kemenangan karena menjadi ketua kelas dan menawarkan mekanisme serta ksepakatan dalam belajar.

ku ikuti "Pak Haji", dari mulai satu kelas kemudian satu kamar dengan peserta lain di ruang Matoa 1 Kinasih Resort.

Upami ayi, umurna tos sabaraha taun.. ? " tanya pak haji kepadaku, karena mungkin agak bertanya-tanya kenapa harus sekelas dengan anak muda...
baru 24 tahun Pak haji" jawabku singkat.

Ku beranikan diri untuk berkenalan dengan peserta yang lainnya agar bisa mengikuti diklat ini dengan nyaman.

Setelah melakukan perkenalan dengan para peserta yang lain, di hari pertama diklat ku pelajari semua jadwal serta aturan diklat profesionalitas yang akan ku ikuti selama 8 hari.

Ada satu hal tekadku, selain mempelajari materi dari para instruktur, ku harus belajar dari pengalaman para peserta yang lain yang tentunya sudah punya pengalaman belasan bahkan puluhan tahun.

Semoga diklat ini menyenangkan......

kuliah dengan Prof fathurrahman Djamil




Profesionalisme

minggu kemarin saya sudah menjadwalkan perjalanan kunjungan ke Bali, sebelum berangkat saya mengikuti koordinasi dan pemantapan materi kunjungan agar perjalanan ke sana memberikan manfaat yang besar buat kami.
Namun, setelah persiapan 50 % ternyata ada kontak telepon dari kantor MAPENDA kalau saya harus mengikuti diklat peningkatan profesionalisme guru... "anda harus mengikuti diklat profesionalisme selama 10 hari di Kinasih Resort Depok..."" kata pejabat mapenda.
Hmm.. akhirnya harus kubatalkan semua rencana kunjunganku ke Bali..." pikirku. Tapi ku berusaha untuk membuang rasa kecewaku karena batal kunjungan kedua ku ke Bali..karena mungkin diklat ini lebih penting saat ini bagiku daripada berlibur dan  kunjungan ke pulau dewata itu.
"Profesionalisme", itulah kata kunci diklat yang akan ku ikuti selama 10 hari, mungkin sekumpulan pertanyaan bagi orang-orang yang dipanggil untuk mengikuti diklat ini. Apa salah dengan profesionalitas yang sudah saya coba tunjukkan ? atau kurang profesional kah saya selama ini..?? atau mungkin bagi orang yang sudah berpengalaman puluhan tahun merasa pertanyaan itu lebih kuat.
Setahuku profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. sehingga profesional ialah apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlatih dan disiapkan secara khusus dan menunjukkan performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
ku ikuti sesi demi sesi diklatku untuk mendapatkan materi yang bisa ku terapkan di bidang yang ku tekuni saat ini.
rasa jenuh ku singkirkan dari benakku, rasa bosan ku abaikan, rasa rindu ini ku pendam.. karena ada harapan besar dariku sepulang dari diklat ini yaitu menjadi orang yang profesional
di hari ke 6 diklatku ini banyak hal yang ku dapatkan :
selain materi dan pelatihan yang ku dapatkan di dalam ruang kelas dengan berbagai macam media, namun ada hal tambahan lain yang ku dapatkan yaitu pengalaman orang-orang profesional yang setiap saat mengajarkanku soal kepribadian, kemampuan sosial sense, dan pengalaman hidup mereka tentunya.
semoga ini kan bermanfaat untukku dan orang-orang di sekitarku. Amiin.
 

Belajar dari pengalaman (1)

"saya adalah orang yang berpengalaman puluhan tahun" teriak sang peserta diklat, yang merasa profesionalismenya merasa diragukan oleh atasannya karena dimasukkan ke dalam peserta diklat..

Baginya diklat profesionalitas yang harus diikutinya adalah sebuah "pelecehan" atas pengabdian yang dia lakukan selama berpuluh-puluh tahun. pengabdian tanpa pamrih untuk menjalankan tugas dengan penuh dedikasi dan pengorbanan.

Sebagai anak muda, ku terhentak dengan pernyataannya, karena bagiku dengan mengikuti diklat, berarti ku kan dapat ilmu yang baru, teman baru dan tentunya pengalaman baru. Tapi, bagi "Pak Haji" ini, diklat profesionalitas yang harus diikuti adalah sebuah "keraguan" bahkan "pelecehan" atasannya atas pengabdian yang selama ini beliau dedikasikan pada institusinya.

memang dari wajanya sudah sayu, namun suaranya tetap lantang seperti sang orator membakar semangat pasukan yang siap tempur di medan laga.

tak heran dengan kesan awal seperti itu, beliau kami jadikan sebagai ketua kelas untuk memimpin 31 orang yang datang dari berbagai daerah, umur, jenis kelamin dan suku. Seperti sang jawara mengucapkan kata sambutan atas kemenangan dari pertandingan, beliau langsung memberikan sebuah sambutan kemenangan karena menjadi ketua kelas dan menawarkan mekanisme serta ksepakatan dalam belajar.

ku ikuti "Pak Haji", dari mulai satu kelas kemudian satu kamar dengan peserta lain di ruang Matoa 1 Kinasih Resort.

Upami ayi, umurna tos sabaraha taun.. ? " tanya pak haji kepadaku, karena mungkin agak bertanya-tanya kenapa harus sekelas dengan anak muda...
baru 24 tahun Pak haji" jawabku singkat.

Ku beranikan diri untuk berkenalan dengan peserta yang lainnya agar bisa mengikuti diklat ini dengan nyaman.

Setelah melakukan perkenalan dengan para peserta yang lain, di hari pertama diklat ku pelajari semua jadwal serta aturan diklat profesionalitas yang akan ku ikuti selama 8 hari.

Ada satu hal tekadku, selain mempelajari materi dari para instruktur, ku harus belajar dari pengalaman para peserta yang lain yang tentunya sudah punya pengalaman belasan bahkan puluhan tahun.

Semoga diklat ini menyenangkan......

Profesionalisme

minggu kemarin saya sudah menjadwalkan perjalanan kunjungan ke Bali, sebelum berangkat saya mengikuti koordinasi dan pemantapan materi kunjungan agar perjalanan ke sana memberikan manfaat yang besar buat kami.
Namun, setelah persiapan 50 % ternyata ada kontak telepon dari kantor MAPENDA kalau saya harus mengikuti diklat peningkatan profesionalisme guru... "anda harus mengikuti diklat profesionalisme selama 10 hari di Kinasih Resort Depok..."" kata pejabat mapenda.
Hmm.. akhirnya harus kubatalkan semua rencana kunjunganku ke Bali..." pikirku. Tapi ku berusaha untuk membuang rasa kecewaku karena batal kunjungan kedua ku ke Bali..karena mungkin diklat ini lebih penting saat ini bagiku daripada berlibur dan kunjungan ke pulau dewata itu.
"Profesionalisme", itulah kata kunci diklat yang akan ku ikuti selama 10 hari, mungkin sekumpulan pertanyaan bagi orang-orang yang dipanggil untuk mengikuti diklat ini. Apa salah dengan profesionalitas yang sudah saya coba tunjukkan ? atau kurang profesional kah saya selama ini..?? atau mungkin bagi orang yang sudah berpengalaman puluhan tahun merasa pertanyaan itu lebih kuat.
Setahuku profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian (expertise) para anggotanya. sehingga profesional ialah apabila suatu pekerjaan dilakukan oleh orang yang terlatih dan disiapkan secara khusus dan menunjukkan performance seseorang dalam melakukan pekerjaan di profesinya.
ku ikuti sesi demi sesi diklatku untuk mendapatkan materi yang bisa ku terapkan di bidang yang ku tekuni saat ini.
rasa jenuh ku singkirkan dari benakku, rasa bosan ku abaikan, rasa rindu ini ku pendam.. karena ada harapan besar dariku sepulang dari diklat ini yaitu menjadi orang yang profesional
di hari ke 6 diklatku ini banyak hal yang ku dapatkan :
selain materi dan pelatihan yang ku dapatkan di dalam ruang kelas dengan berbagai macam media, namun ada hal tambahan lain yang ku dapatkan yaitu pengalaman orang-orang profesional yang setiap saat mengajarkanku soal kepribadian, kemampuan sosial sense, dan pengalaman hidup mereka tentunya.
semoga ini kan bermanfaat untukku dan orang-orang di sekitarku. Amiin.


Senin, 09 November 2009

Hotspot = Outbond

pagi itu para peserta Diklat sudah berkumpul dan berkerumun di meja registrasi panitia, untuk melaporkan kedatangan di tempat acara, namun yang ku lakukan saat itu berbeda dengan peserta yang lainnya yang sibuk mencari kamar berapa yang akan mereka tempati, yang ku lakukan tentunya mencari tempat yang bisa online untuk update status di facebook dan membalas sapaan teman-teman yang sedari malam belum ku balas.

langsung ku tanya pada security di mana area yang berakses internet..?? coba tanya aza ke receptionist" jawab security itu. bergegas ku mendatang meja recetionist dan disambut dengan senyuman penjaga, namun disampingnya juga ada frontliner yang lain yang sedang menunggu tamu. ku tanyakan lagi ke receptionist itu, di mana area hotspotnya..?? " tanyaku pada receptionist. si cantik itu pun menjawab " kita ada pak area outbond yang luas, dilengkapi dengan aneka alat permainan dan dibina oleh instruktur yang berpengalaman bla..bla.. banyak sekali jawabnnya.... tapi kuulangi lagi pertanyaanku di mana area hotspot..?? tanyaku pada receptionist...

ohh... hotspot, kirain outbond dia tersenyum malu sambil menunjukkan seseorang yang akan memberikan ID dan PASWORD untuk akses internet di area resort yang aku tempati.

aku tersenyum nanya hotspot kok dijawab out bond.... tapi akhirnya ku bisa minum teh hangat pagi sambil update status serta comment buat facebookers....

mungkin receptionist sudah lelah layanin tamu yang datang dalam 30 menit 450 orang...jadi nanya apa eh dijawabnya berbeda...

Minggu, 08 November 2009

Hotspot = Outbond

pagi itu para peserta Diklat sudah berkumpul dan berkerumun di meja registrasi panitia, untuk melaporkan kedatangan di tempat acara, namun yang ku lakukan saat itu berbeda dengan peserta yang lainnya yang sibuk mencari kamar berapa yang akan mereka tempati, yang ku lakukan tentunya mencari tempat yang bisa online untuk update status di facebook dan membalas sapaan teman-teman yang sedari malam belum ku balas.

langsung ku tanya pada security di mana area yang berakses internet..?? coba tanya aza ke receptionist" jawab security itu. bergegas ku mendatang meja recetionist dan disambut dengan senyuman penjaga, namun disampingnya juga ada frontliner yang lain yang sedang menunggu tamu. ku tanyakan lagi ke receptionist itu, di mana area hotspotnya..?? " tanyaku pada receptionist. si cantik itu pun menjawab " kita ada pak area outbond yang luas, dilengkapi dengan aneka alat permainan dan dibina oleh instruktur yang berpengalaman bla..bla.. banyak sekali jawabnnya.... tapi kuulangi lagi pertanyaanku di mana area hotspot..?? tanyaku pada receptionist...

ohh... hotspot, kirain outbond dia tersenyum malu sambil menunjukkan seseorang yang akan memberikan ID dan PASWORD untuk akses internet di area resort yang aku tempati.

aku tersenyum nanya hotspot kok dijawab out bond.... tapi akhirnya ku bisa minum teh hangat pagi sambil update status serta comment buat facebookers....

Sabtu, 31 Oktober 2009

Kaum muda kini dan masa depan

Tegap, gagah dan bersemangat, itulah yang ku gambarkan pada segenap anggota Organisasi kepemudaan ketika mengikuti Upacara Peringatan Sumpah Pemuda di Pelataran Gedung Putih (Balaikota Bogor) mereka bersatu membentuk barisan dengan berbagai warna kebanggaan mereka dan menyatu dengan segenap pelajar dan mahasiswa.

Ketika para anggota dewan dan pejabat di lingkungan Pemda mengernytukan kening dari teriknya mentari pagi, namun pasukan muda yang saya termasuk di dalam barisan, terus bersemangan mengikuti upacara peringatan sumpah pemuda.

Kaum muda adalah harapan bangsa, itulah yang selalu dielukan oleh para pemimpin kita dan generasi tua pada kaum muda. Agar kaum muda terus bersemangat mengisi ruang dan waktu dengan prestasi dan karya.

Namun, dibalik ucapan itu, ternyata dalam berbagai kesempatan, baik seminar, ceramah dan berbagai forum yang membahas tema kepemudaan, banyak diungkapkan kekhawatiran yang serius terhadap ranah kepemudaan saat ini.

Diawali dengan kekhawatiran atas gusuran globalisasi atas budaya bangsa terutama pada generasi muda, juga kekhawatiran akan kualitas pendidikan yang diterima oleh generasi muda yang cenderung menurun bahkan mulai tercerabutnya generasi muda dari norma-norma agama dan kearifan bangsa.

Menurut saya, kekhawatiran terhadap kaum muda kini janganlah berlebihan seakan harus sama dengan zaman dahulu kaum tua menempa hidup menuju kedewasaan.

Dari segi informasi, kini pelajar dan kaum muda lebih banyak mendapatkan akses yang mudah, sehingga dalam media dan sumber belajar guru bukanlah satu-satunya sumber yang mereka miliki namun teknologi dan informasi mampu memberikan keragaman informasi sehingga kaum muda bisa lebih mendapatkan pengetahuan yang luas. Walaupun mereka lebih banyak diam ketika jam pelajaran, mungkin mereka tahu lebih awal atas informasi dan pengetahuan yang ditransfer oleh guru di kelas.

Dari segi kreatifitas, kamu muda kini berusaha menumbuhkan kreativitas ala anak muda dengan berbagai keragaman kegiatan, karena akses untuk menumbuhkan kreativitas pun semakin mudah.

Dari segi karya, kini dalam berbagai ekspose kaum muda ternyata mampu membuat karya-karya yang gemilang yang bisa membuat bangsa bangga atas seluruh inovasi dan karya -karya baru yang dihasilkan.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki kaum muda kini, maka kekhawatiran akan generasi muda di masa datang janganlah berlebihan. karena tanda-tanda kebangkitan pemuda sudah terlihat dengan meningkatnya partisipasi kaum muda pada bebagai bidang, mulai dari kewirausahaan, pendidikan, bahkan akses politik juga muncul ditandai dengan banyaknya kaum muda yang memberanikan diri untuk menjadi calon pemimpin pada berbagai macam pentas politik.

Kini, dengan segenap potensi tersebut, saatnya kaum muda bersatu membangun bangsa dan merebut kepemimpinan nasional kita dengan semangat muda.

Salam Pemuda Indonesia.

naiknya gaji menteri dan presiden

baru beberapa hari dilantik, ternyata pemerintahan kita sudah mulai menyusun berbagai macam program yang tujuannya adalah meencapai visi serta misi dari pemerintahan yang dipimpin SBY-Boediono.

salah satu menteri yang sedang menyusun program 100 hari menjadi menteri adalan MENPAN, diantara program terdekat yang akan segera direalisasikan adalah rencana menaikkan gaji presiden dan menteri yang baru dilantik.

Lagi-lagi menurut saya rencana ini sangat melukai hati rakyat, karena rencana ini dikemukakan pada saat bangsa kita sedang berduka atas berbagai macam musibah yang menimpa. rakyat sedang bahu membahu dan saling membantu agar penderitaan rakyat tersebut ditanggung bersama dengan berbagai macam agenda sosial, acara galang dana untuk korban musibah gempa, serta kepedulian-kepedulian lain yang mendorong masyarakat kita untuk mengedepankan kepedulian pada sesama rakyat Indonesia.

Ketika rakyat sedang bersungguh-sungguh membangkitkan diri dari keterpurukan dengan berbagai swadaya dan swabina untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup dari himpitan yang berkepanjangan, ketika sebagian masyarakat sedang beristigotsah, berdo'a dengan penuh kesungguhan untuk menumbuhkan semangat ruh Jihad (kesungguhan) dalam membangun generasi yang madani, namun berbeda dengan keinginan para pemimpin yang lebih dahulu memikirkan kesejahteraan mereka dari pada mensejahterakan rakyatnya.

Hati rakyat menurut saya tidak harus disakiti dengan bebagai kebijakan yang tidak pro rakyat, karena seharusnya kebijakan semacam penaikan gaji para menteri dan pejabat penting di pemerintahan tidak dilakukan.

Ada berbagai alasan menurut saya yang membuat kebijakan semacam ini tidak bisa diterima oleh hati rakyat.

pertama, pemerintah menujukkan ketidak pekaanya terhadap penderitaan rakyat, baik akibat dari musibah gempa maupun akibat resesi ekonomi yang melanda serta mungkin akbiat kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

kedua, rencana kebijakan tersebut tentunya akan berimbas pada mulai merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan gaji para aparatur negara tersebut, sehingga yang menjadi korban lagi-lagi adalah masyarakat kurang mampu yang daya belinya semakin menurun.

Ketiga, kenaikan gaji bukanlah solusi bagi para menteri untuk meningkatkan kinerjanya, karena berapapun uang yang mereka terima, kalau etos kerjanya tidak dibangun dan dikembangkan, maka itu hanya akan menghamburkan anggaran negara yang tentunya di dapat dari pajak masyarakat.

Keempat, mensejahterakan rakyat menurut saya tidak dengan cara mensejahterakan pemimpin, karena sudah banyak pemimpin atau pun yang merasa memimpin negeri ini berlimpah harta bahkan banyak yang menjadi orang terkaya se antero jagat, namun tidak berbanding dengan semakin banyaknya himpitan yang dirasakan masyarakat.

dari sejumlah alasan tersebut, menurut saya cukup bagi pemerintah untuk berpikir ulang atas rencana menaikkan gaji presiden dan para menteri, karena sesuai dengan pernyataan para mantan menteri yang lengser dari kabinet, bahwa gaji yang mereka terima ditambah dengan dana taktis dari kantor kementrian sangat cukup untuk menghidupi seluruh kebutuhan dan keluarganya.

Jumat, 30 Oktober 2009

Kaum muda kini dan masa depan

Tegap, gagah dan bersemangat, itulah yang ku gambarkan pada segenap anggota Organisasi kepemudaan ketika mengikuti Upacara Peringatan Sumpah Pemuda di Pelataran Gedung Putih (Balaikota Bogor) mereka bersatu membentuk barisan dengan berbagai warna kebanggaan mereka dan menyatu dengan segenap pelajar dan mahasiswa.

Ketika para anggota dewan dan pejabat di lingkungan Pemda mengernytukan kening dari teriknya mentari pagi, namun pasukan muda yang saya termasuk di dalam barisan, terus bersemangan mengikuti upacara peringatan sumpah pemuda.

Kaum muda adalah harapan bangsa, itulah yang selalu dielukan oleh para pemimpin kita dan generasi tua pada kaum muda. Agar kaum muda terus bersemangat mengisi ruang dan waktu dengan prestasi dan karya.

Namun, dibalik ucapan itu, ternyata dalam berbagai kesempatan, baik seminar, ceramah dan berbagai forum yang membahas tema kepemudaan, banyak diungkapkan kekhawatiran yang serius terhadap ranah kepemudaan saat ini.

Diawali dengan kekhawatiran atas gusuran globalisasi atas budaya bangsa terutama pada generasi muda, juga kekhawatiran akan kualitas pendidikan yang diterima oleh generasi muda yang cenderung menurun bahkan mulai tercerabutnya generasi muda dari norma-norma agama dan kearifan bangsa.

Menurut saya, kekhawatiran terhadap kaum muda kini janganlah berlebihan seakan harus sama dengan zaman dahulu kaum tua menempa hidup menuju kedewasaan.

Dari segi informasi, kini pelajar dan kaum muda lebih banyak mendapatkan akses yang mudah, sehingga dalam media dan sumber belajar guru bukanlah satu-satunya sumber yang mereka miliki namun teknologi dan informasi mampu memberikan keragaman informasi sehingga kaum muda bisa lebih mendapatkan pengetahuan yang luas. Walaupun mereka lebih banyak diam ketika jam pelajaran, mungkin mereka tahu lebih awal atas informasi dan pengetahuan yang ditransfer oleh guru di kelas.

Dari segi kreatifitas, kamu muda kini berusaha menumbuhkan kreativitas ala anak muda dengan berbagai keragaman kegiatan, karena akses untuk menumbuhkan kreativitas pun semakin mudah.

Dari segi karya, kini dalam berbagai ekspose kaum muda ternyata mampu membuat karya-karya yang gemilang yang bisa membuat bangsa bangga atas seluruh inovasi dan karya -karya baru yang dihasilkan.

Dengan berbagai potensi yang dimiliki kaum muda kini, maka kekhawatiran akan generasi muda di masa datang janganlah berlebihan. karena tanda-tanda kebangkitan pemuda sudah terlihat dengan meningkatnya partisipasi kaum muda pada bebagai bidang, mulai dari kewirausahaan, pendidikan, bahkan akses politik juga muncul ditandai dengan banyaknya kaum muda yang memberanikan diri untuk menjadi calon pemimpin pada berbagai macam pentas politik.

Kini, dengan segenap potensi tersebut, saatnya kaum muda bersatu membangun bangsa dan merebut kepemimpinan nasional kita dengan semangat muda.

Salam Pemuda Indonesia.

naiknya gaji menteri dan presiden

baru beberapa hari dilantik, ternyata pemerintahan kita sudah mulai menyusun berbagai macam program yang tujuannya adalah meencapai visi serta misi dari pemerintahan yang dipimpin SBY-Boediono.

salah satu menteri yang sedang menyusun program 100 hari menjadi menteri adalan MENPAN, diantara program terdekat yang akan segera direalisasikan adalah rencana menaikkan gaji presiden dan menteri yang baru dilantik.

Lagi-lagi menurut saya rencana ini sangat melukai hati rakyat, karena rencana ini dikemukakan pada saat bangsa kita sedang berduka atas berbagai macam musibah yang menimpa. rakyat sedang bahu membahu dan saling membantu agar penderitaan rakyat tersebut ditanggung bersama dengan berbagai macam agenda sosial, acara galang dana untuk korban musibah gempa, serta kepedulian-kepedulian lain yang mendorong masyarakat kita untuk mengedepankan kepedulian pada sesama rakyat Indonesia.

Ketika rakyat sedang bersungguh-sungguh membangkitkan diri dari keterpurukan dengan berbagai swadaya dan swabina untuk meningkatkan taraf hidup dan meningkatkan kemampuan untuk bertahan hidup dari himpitan yang berkepanjangan, ketika sebagian masyarakat sedang beristigotsah, berdo'a dengan penuh kesungguhan untuk menumbuhkan semangat ruh Jihad (kesungguhan) dalam membangun generasi yang madani, namun berbeda dengan keinginan para pemimpin yang lebih dahulu memikirkan kesejahteraan mereka dari pada mensejahterakan rakyatnya.

Hati rakyat menurut saya tidak harus disakiti dengan bebagai kebijakan yang tidak pro rakyat, karena seharusnya kebijakan semacam penaikan gaji para menteri dan pejabat penting di pemerintahan tidak dilakukan.

Ada berbagai alasan menurut saya yang membuat kebijakan semacam ini tidak bisa diterima oleh hati rakyat.

pertama, pemerintah menujukkan ketidak pekaanya terhadap penderitaan rakyat, baik akibat dari musibah gempa maupun akibat resesi ekonomi yang melanda serta mungkin akbiat kebijakan pemerintah yang tidak menyentuh pada peningkatan kesejahteraan rakyat.

kedua, rencana kebijakan tersebut tentunya akan berimbas pada mulai merangkaknya harga-harga kebutuhan pokok akibat kenaikan gaji para aparatur negara tersebut, sehingga yang menjadi korban lagi-lagi adalah masyarakat kurang mampu yang daya belinya semakin menurun.

Ketiga, kenaikan gaji bukanlah solusi bagi para menteri untuk meningkatkan kinerjanya, karena berapapun uang yang mereka terima, kalau etos kerjanya tidak dibangun dan dikembangkan, maka itu hanya akan menghamburkan anggaran negara yang tentunya di dapat dari pajak masyarakat.

Keempat, mensejahterakan rakyat menurut saya tidak dengan cara mensejahterakan pemimpin, karena sudah banyak pemimpin atau pun yang merasa memimpin negeri ini berlimpah harta bahkan banyak yang menjadi orang terkaya se antero jagat, namun tidak berbanding dengan semakin banyaknya himpitan yang dirasakan masyarakat.

dari sejumlah alasan tersebut, menurut saya cukup bagi pemerintah untuk berpikir ulang atas rencana menaikkan gaji presiden dan para menteri, karena sesuai dengan pernyataan para mantan menteri yang lengser dari kabinet, bahwa gaji yang mereka terima ditambah dengan dana taktis dari kantor kementrian sangat cukup untuk menghidupi seluruh kebutuhan dan keluarganya.

Sabtu, 29 Agustus 2009

Buat Al-kisah




ini insya allah akan ditampilkan di majalah al-kisah....

Kamis, 20 Agustus 2009

semua karena mu

bila bulan purnama tenggelam

Atau matahari terlambat terbit

Maka cahaya wajah mu akan menggantikan sinarnya

Senyumnya bukan hanya berhenti di mulut

Namun menjadi cahaya dari mentari dan sinar purnama seluruhnya

Rembulan dan matahari akan tersipu malu

Karena cahayanya tak sebanding dengan sinar mata mu

Bila ia berkedip, maka bintang kejora akan menyembunyikan diri

Tidak akan lagi tercipta gadis seperti dia

Dan dia diciptakan hanya untukku

Kata-kata pujian yang kuucapkan

Bagai sebutir pasir di gurun sahara

Tak sebanding dengan kecantikannya

Karena segala kata pujian yang dimiliki manusia

Tak sebanding dengan pesonanya

Dia diberi nikmat, dengan segala kebaikan

Bila ia hendak berjalan ke sebuah bukit

Maka seakan bukit itulah yang akan mendekat padanya

Karena sang bukit tidak ingin melihat gadis itu dihinggapi kelelahan

semua karena mu

ila bulan purnama tenggelam

Atau matahari terlambat terbit

Maka cahaya wajah mu akan menggantikan sinarnya

Senyumnya bukan hanya berhenti di mulut

Namun menjadi cahaya dari mentari dan sinar purnama seluruhnya

Rembulan dan matahari akan tersipu malu

Karena cahayanya tak sebanding dengan sinar mata mu

Bila ia berkedip, maka bintang kejora akan menyembunyikan diri

Tidak akan lagi tercipta gadis seperti dia

Dan dia diciptakan hanya untukku

Kata-kata pujian yang kuucapkan

Bagai sebutir pasir di gurun sahara

Tak sebanding dengan kecantikannya

Karena segala kata pujian yang dimiliki manusia

Tak sebanding dengan pesonanya

Dia diberi nikmat, dengan segala kebaikan

Bila ia hendak berjalan ke sebuah bukit

Maka seakan bukit itulah yang akan mendekat padanya

Karena sang bukit tidak ingin melihat gadis itu dihinggapi kelelahan

Senin, 17 Agustus 2009

keluar dari resesi dan keterpurukan

sebagai hasil perenungan dalam peringatan HUT RI ke 64, maka kita harus bisa mengambil banyak hikmah dan faedah serta harus mendapatkan berbagai pencerahan untuk kita jadikan pijakan dalam langkah kita ke depan yang lebih baik.

resesi yang dialami oleh banyak negara di eropa dan merambah pada negara lainnya pada tahun kemarin menjadi suatu kekhawatiran yang sangat besar bagi seluruh bangsa di dunia. Karena banyak kalangan yang memprediksi bahwa krisis tersebut akan terus berlanjut hingga keterpurukan ekonomi yang sangat dalam.

Para pengamat bahkan menamakan krisis ini dengan Great Depression session II, di mana banyak orang yang akan kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, serta tidak memiliki pangan yang cukup untuk menutupi kubutuhannya yang berujung pada peningkatan kriminalitas dan aksi protes yang masif.

Banyak negara di eropa dan amerika yang secara resmi mengumumkan bahwa negaranya mengalami krisis ekonomi yang dalam. yang berujung pada pengambil alihan aset-aset serta perbankan bermasalah oleh negara.

Di Indonesia, sampai pada Hari Kemerdekaan yang ke-64, banyak kalangan yang menyatakan bahwa negara kita tercinta ini tidak terimbas oleh resesi sehingga pemerintah tidak harus mengumumkan resesi negara tersebut.

Namun, nampaknya bukan tidak terjadi krisis, tapi Indonesia sampai saat ini belum sembuh dan pulih dari krisis yang berkepanjangan.

Dari mulai PHK yang masih besar di berbagai daerah, banyak anak yang masih belum mendapatkan nutrisi yang cukup, banyak pedagang kecil yang terusir dari tempat mereka mengadu nasib, banyak kaum muda yang tidak mampu mengenyam pendidikan di perguruan tinggi karena masih terlalu mahalnya biaya kuliah di Indonesia dan banyak sarjana yang tidak mendapatkan pekerjaan alias pengangguran.

Akibat dari tidak jelasnya status krisis seperti apa yang dialami oleh bangsa kita sehingga semakin tidak jelas bagaimana program bangsa ini untuk pulih dari keterpurukan yang berkepanjangan.

menurut hemat saya, apabila para pemimpin bangsa kita mampu mengidentifikasi level keterpuruan berkepanjangan yang kita alami, tidak hanya bersilat lidah akan keberhasilan yang dicapai padahal itu semu dan memberikan pembodohan kepada rakyat. yang kita inginkan adalah kejujuran akan keadaan kita sendiri.

Seperti halnya jepang, ketika kita sedang bersorak sorai akan hari kemerdekaan, setelah masa krisis bangsa tersebut berani mengumumkan bahwa mereka sudah pulih dari resesi.

Hal ini dilihat dari berhasilnya program pro rakyat yang mereka usung, dengan penuh transaparansi tanpa ada penyunatana, program stimulus ekonomi yang terarah tanpa adanya korupsi.

mudah-mudahan dengan semangat kemerdekaan kita harus mendapatkan pencerahan agar kita mampu keluar dari keterpurukan yang berkepanjangan ini.

keluar dari resesi dan keterpurukan

sebagai hasil perenungan dalam peringatan HUT RI ke 64, maka kita harus bisa mengambil banyak hikmah dan faedah serta harus mendapatkan berbagai pencerahan untuk kita jadikan pijakan dalam langkah kita ke depan yang lebih baik.

resesi yang dialami oleh banyak negara di eropa dan merambah pada negara lainnya pada tahun kemarin menjadi suatu kekhawatiran yang sangat besar bagi seluruh bangsa di dunia. Karena banyak kalangan yang memprediksi bahwa krisis tersebut akan terus berlanjut hingga keterpurukan ekonomi yang sangat dalam.

Para pengamat bahkan menamakan krisis ini dengan Great Depression session II, di mana banyak orang yang akan kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, serta tidak memiliki pangan yang cukup untuk menutupi kubutuhannya yang berujung pada peningkatan kriminalitas dan aksi protes yang masif.

Banyak negara di eropa dan amerika yang secara resmi mengumumkan bahwa negaranya mengalami krisis ekonomi yang dalam. yang berujung pada pengambil alihan aset-aset serta perbankan bermasalah oleh negara.

Di Indonesia, sampai pada Hari Kemerdekaan yang ke-64, banyak kalangan yang menyatakan bahwa negara kita tercinta ini tidak terimbas oleh resesi sehingga pemerintah tidak harus mengumumkan resesi negara tersebut.

Namun, nampaknya bukan tidak terjadi krisis, tapi Indonesia sampai saat ini belum sembuh dan pulih dari krisis yang berkepanjangan.

Dari mulai PHK yang masih besar di berbagai daerah, banyak anak yang masih belum mendapatkan nutrisi yang cukup, banyak pedagang kecil yang terusir dari tempat mereka mengadu nasib, banyak kaum muda yang tidak mampu mengenyam pendidikan di perguruan tinggi karena masih terlalu mahalnya biaya kuliah di Indonesia dan banyak sarjana yang tidak mendapatkan pekerjaan alias pengangguran.

Akibat dari tidak jelasnya status krisis seperti apa yang dialami oleh bangsa kita sehingga semakin tidak jelas bagaimana program bangsa ini untuk pulih dari keterpurukan yang berkepanjangan.

menurut hemat saya, apabila para pemimpin bangsa kita mampu mengidentifikasi level keterpuruan berkepanjangan yang kita alami, tidak hanya bersilat lidah akan keberhasilan yang dicapai padahal itu semu dan memberikan pembodohan kepada rakyat. yang kita inginkan adalah kejujuran akan keadaan kita sendiri.

Seperti halnya jepang, ketika kita sedang bersorak sorai akan hari kemerdekaan, setelah masa krisis bangsa tersebut berani mengumumkan bahwa mereka sudah pulih dari resesi.

Hal ini dilihat dari berhasilnya program pro rakyat yang mereka usung, dengan penuh transaparansi tanpa ada penyunatana, program stimulus ekonomi yang terarah tanpa adanya korupsi.

mudah-mudahan dengan semangat kemerdekaan kita harus mendapatkan pencerahan agar kita mampu keluar dari keterpurukan yang berkepanjangan ini.

Lupa..Lupa 3x.. lupa lagi lagunya....

setelah hiruk pikuk para politisi yang sibuk dengan berbagai macam agenda pemilihan di tahun 2009, dari mulai pileg sampai pilpres, banyak sekali wajah-wajah politisi tersebut yang berseliweran di layar kaca (televisi) menyampaikan iklan, argumen, cemooh bahkan mungkin mengarah pada permusuhan.

belum lama ini, bangsa Indoensia terutama aparat pemerintah dinilai kecolongan dengan adanya peristiwa pengebomam di hotel Ritz Carlton dan JW Mariot. Banyak kalangan menilai bahwa kecolongan tersebut salah satunya diakibatkan oleh terlalu sibuknya para abdi bangsa kita, baik pemerintah, polisi, politisi untuk mengurus diri mereka sendiri tanpa memperhatikan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Bagi saya, peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai medio 2009 ini mengandung banyak sekali kejutan. Kejutan-kejutan tersebut tentunya terekam sangat jelas di media masa maupun elektronik dan tentunya di dalam benak saya kejutan itu mengandung banyak tanya yang belum terjawab..

dari mulai kasus manohara yang berujung pada ketegangan antar dua negara serumpun, kemudian pileg yang berujung pada ketegangan antar masyarakat karena mendukung masing-masing calonnya, pilpres yang berujung pada saling gugatnya antar pemimpin bangsa dikarenakan ada indikasi kecurangan, bahkan peristiwa pengeboman yang berujung pada keresahan di lingkungan masyarakat.

dan merupakan kejutan terbaru bagi saya pada bulan agustus ini adalah, lupanya para anggota Dewan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya padahal pada saat itu sidang dihadiri oleh presiden sebagai pimpinan negara.

Kalau para anggota Dewan yang terhormat, dipilih oleh rakyat dengan peluh dan saling sikat ketika pemilihan, namun ketika masyarakat sedang diingatkan akan pentingnya nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan pelestarian budaya bangsa, para wakil raykat ternyata sudah melupakan Lagu Indonesia Raya pada acara seremoni pentingnya.

Jangan heran wahai para pemimpin bangsa, kalau rakyat yang ada dalam Negara Kesatuan Indonesia ini sudah luntur rasa Ke-Indonesiaan-nya, karena wakil rakyat sendiri lupa akan jati dirinya.

kelupaan ini tentunya sangat cocok kalau diledek dengan lirik lagu salah satu grup Band (kuburan) yang sedang digandrungi masyarakat yang berisikan tentang lupa akan lirik lagu yang dimainkan....

Betapa tidak, karena penulis dan pencipta lagu Indonesia Raya kini sudah dilupakan oleh bangsa ini, salah satunya dengan pengusiran keluarganya dari rumah tempat tinggal mereka karena alasan akan menjadi museum budaya dan pelestarian budaya....

Dengan menyambut hari Kemerdekaan Indonesia, menurut saya apa yang telah diberikan oleh putera-puteri terbaik bangsa harus didukung dengan kegiatan nyata dengan menyemarakkan HUT RI pada tahun ini dan juga mengisinya dengan berbagai prestasi dan karya nyata...

Merdeka...merdeka....

Maaf, lama aku tak menulis

kini kesempatanku tuk menulis sangat lepas dan luang, tapi keinginan tuk menulis catatan tak sekuat dulu.

kini ku tuliskan catatan ini karena banyak yang memintaku untuk menulis, dan bertanya kepadaku kenapa jarang sekali menulis dalam sebuah catatan..?? kini kujawab maafkanlah aku karena memang sudah lama aku tak menulis catatan harian.

kesempatan yang luas ini, dulu sangat ku nantikan karena banyak hal yang ingin ku ceritakan, banyak hal yang ingin kusampaikan dari segala hal yang ku pikirkan dan segala hal yang ku rasakan.

ketika masa belajarku di asrama, sebenarnya banyak hal yang ku tulis, tapi entah kemana tulisan itu, karena waktu itu merupakan suatu hal yang dilarang ketika ku punya catatan harian yang ku rahasiakan.

sudah ku tulis pengalamaan pertamaku jauh dari orang tua, dan fokus untuk belajar di asrama, tapi tulisan itu harus ku relakan tuk diambil pengurus karena kekhawatirannya akan ku salahgunakan buku catatan itu sebagai media penulisan yang mereka larang.

apakah ini karena traumaku ketika puisi pertamaku yang ku dapat dari orang lain dan kemudian ku simpan di laci lemariku. namun yang terjadi puisi itu "disita" oleh pengurus asrama kemudian dipampang di papan pengumuman sebagai bukti bahwa ku telah melakukan perbuatan yang dilarang karena memiliki puisi cinta..??

aku tak tau kenapa "curhatanku" dilarang..? dan mengapa dikaitkan dengan disiplin dan larangan..?

sudah ku coba tuk hilangkan trauma itu dengan meminta bantuan kepada salah satu "teman dekatku" yang memiliki kegemaran menulis baik puisi maupun curhatan, dengan berkirim surat melalui salah satu buku tulisku yang berisikan curhatan harian antara aku dengannya.

ternyata, tanpa terasa dengan berkirim surat menggunakan buku dengannya setiap hari, ku sudah menghabiskan 4 buku catatan. bagiku itu merupakan curhatan dan puisi yang terbanyak yang pernah ku tulis. bahagianya aku setelah 3 tahun traumaku akan "penyitaan" puisi pertamaku bisa hilang dengan kembali menulis curhatan dan puisi dalam buku catatan.

namun, ternyata buku catatan yang ku tulis itu pun tidak selamat dan menjadi incaran "penyitaan" pengurus asrama. Hal ini ku ketahui setelah ku mendapatkan informasi bahwa salah satu temanku ada yang melapor kalau aku sering berikirim surat setiap hari menggunakan buku catatan.

Ah... waktu itu pikirku daripada ku serahkan buku catatan ini kepada pengurus asrama untuk mereka sita, mereka baca dan mereka umumkan di papan pengumuman akan curhatanku lebih baik tidak boleh ada satu pun yang bisa membacanya. tanpa pikir panjang dengan perasaan trauma dan kecewa ku buang keempat buku curhatan itu ke sungai ciliwung di depan asramaku.

mungkin pengalaman ini merupakan suatu hal yang membuatku trauma akan menulis curhatan apapun medianya.

sebelumnya kembali ku katakan, maaf lama aku tak menulis....

dengan menulis catatan ini, mudah-mudahan bisa membuatku kembali bersemangan untuk menulis..karena ku yakin tidak ada yang bisa lagi melarangku menulis apapun, dan tentang apapun atau dengan siapapun...

antara cucurak dan tarhib ramadhan

sebagaimana pada penyambutan bulan ramadahan pada taun-taun sebelumnya, tak terasa kini kita sedang menjelang bulan suci ramadhan di tahun ini.

ternyata masyarakat kita sudah memiliki banyak tradisi yang baik dan merupakan suatu kearifan lokal kita, yang tentuya harus kita lestarikan...

pada masa menjelang bulan ramadhan, sudah mulai banyak sms yang masuk ke HP ku untuk mengadakan berbagai macam kegiatan... ada yang mengajak cucurak bareng, tarhib menjelang ramadhan, bahkan ziarah ke makam para wali dan ulama...

cucurak sendiri, ku kenal istilah ini sedari kecil hidupku di Bogor, dan mungkin ini sudah menjadi budaya lokal masyarakat sini, setiap menjelang bulan suci ramadhan, tanpa ada undangan khusus, masing-masing kelompok, komunitas, perkumpulan bahkan teman sepermainan mengagendakan untuk cucurak bersama... acaranya pun digelar sederhana, seperti acara makan bersama, ngumpul bersama di tempat yang teduh dan sejuk, bahkan "ngaliwet" bersama, tinggal timbah hal yang terkadang dilupakan yaitu berdo'a bersama agar ramadhan tahun ini ibadah kita semakin mantap..

dengan mengadakan cucurak ini, rasa kebersamaan yang terjalin antara teman peserta kegiatan sangat kuat, bahkan waktu kita untuk saling memaafkan atas kesalahan sebelum memasuki ramadhan.

selain acara cucurak, ada agenda lain yang sering diadakan di sekitar kita, salah satunya adalah tarhib ramadhan, tidak jauh berbeda tujuannya dengan acara cucurak, tarhib ramadhan ini biasanya dilakukan dengan seluruh anggota masyarakat untuk berkeliling daerah atau perkampungan bahkan jalan raya untuk bersama-sama mengingatkan masyarakat tentang datangnya bulan suci ramadhan.

ziarah ke makam orang tua, keluarga, ulama dan para wali juga menjadi salah satu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang terutama jamaah pengajian sebagai agenda penutup pengajian menjelang ramadhan biasanya di akhiri dengan melakukan ziarah bersama.
kesemua agenda tersebut merupakan semarak dan budaya masyarakat yang tujuannya tentunya berlomba-lomba dalam kebaikan serta berbahagia dan memeprsipakan jiwa dan raga untuk menyambut bulan suci ramadhan...

Ada kegiatan yang unik juga bagi kalangan pesantren, menjelang ramadhan menyusun tambahan kegiatan ibadah dan pengajian kitab yang khusus dikaji selama bulan ramadhan...

...."marhaban ya syahro ramadhan, marhaban ya syahro siyami..."""

Lupa..Lupa 3x.. lupa lagi lagunya....

setelah hiruk pikuk para politisi yang sibuk dengan berbagai macam agenda pemilihan di tahun 2009, dari mulai pileg sampai pilpres, banyak sekali wajah-wajah politisi tersebut yang berseliweran di layar kaca (televisi) menyampaikan iklan, argumen, cemooh bahkan mungkin mengarah pada permusuhan.

belum lama ini, bangsa Indoensia terutama aparat pemerintah dinilai kecolongan dengan adanya peristiwa pengebomam di hotel Ritz Carlton dan JW Mariot. Banyak kalangan menilai bahwa kecolongan tersebut salah satunya diakibatkan oleh terlalu sibuknya para abdi bangsa kita, baik pemerintah, polisi, politisi untuk mengurus diri mereka sendiri tanpa memperhatikan kepentingan bangsa yang lebih besar.

Bagi saya, peristiwa-peristiwa yang terjadi sampai medio 2009 ini mengandung banyak sekali kejutan. Kejutan-kejutan tersebut tentunya terekam sangat jelas di media masa maupun elektronik dan tentunya di dalam benak saya kejutan itu mengandung banyak tanya yang belum terjawab..

dari mulai kasus manohara yang berujung pada ketegangan antar dua negara serumpun, kemudian pileg yang berujung pada ketegangan antar masyarakat karena mendukung masing-masing calonnya, pilpres yang berujung pada saling gugatnya antar pemimpin bangsa dikarenakan ada indikasi kecurangan, bahkan peristiwa pengeboman yang berujung pada keresahan di lingkungan masyarakat.

dan merupakan kejutan terbaru bagi saya pada bulan agustus ini adalah, lupanya para anggota Dewan untuk menyanyikan lagu Indonesia Raya padahal pada saat itu sidang dihadiri oleh presiden sebagai pimpinan negara.

Kalau para anggota Dewan yang terhormat, dipilih oleh rakyat dengan peluh dan saling sikat ketika pemilihan, namun ketika masyarakat sedang diingatkan akan pentingnya nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa serta meningkatkan pelestarian budaya bangsa, para wakil raykat ternyata sudah melupakan Lagu Indonesia Raya pada acara seremoni pentingnya.

Jangan heran wahai para pemimpin bangsa, kalau rakyat yang ada dalam Negara Kesatuan Indonesia ini sudah luntur rasa Ke-Indonesiaan-nya, karena wakil rakyat sendiri lupa akan jati dirinya.

kelupaan ini tentunya sangat cocok kalau diledek dengan lirik lagu salah satu grup Band (kuburan) yang sedang digandrungi masyarakat yang berisikan tentang lupa akan lirik lagu yang dimainkan....

Betapa tidak, karena penulis dan pencipta lagu Indonesia Raya kini sudah dilupakan oleh bangsa ini, salah satunya dengan pengusiran keluarganya dari rumah tempat tinggal mereka karena alasan akan menjadi museum budaya dan pelestarian budaya....

Dengan menyambut hari Kemerdekaan Indonesia, menurut saya apa yang telah diberikan oleh putera-puteri terbaik bangsa harus didukung dengan kegiatan nyata dengan menyemarakkan HUT RI pada tahun ini dan juga mengisinya dengan berbagai prestasi dan karya nyata...

Merdeka...merdeka....

Maaf, lama aku tak menulis

kini kesempatanku tuk menulis sangat lepas dan luang, tapi keinginan tuk menulis catatan tak sekuat dulu.

kini ku tuliskan catatan ini karena banyak yang memintaku untuk menulis, dan bertanya kepadaku kenapa jarang sekali menulis dalam sebuah catatan..?? kini kujawab maafkanlah aku karena memang sudah lama aku tak menulis catatan harian.

kesempatan yang luas ini, dulu sangat ku nantikan karena banyak hal yang ingin ku ceritakan, banyak hal yang ingin kusampaikan dari segala hal yang ku pikirkan dan segala hal yang ku rasakan.

ketika masa belajarku di asrama, sebenarnya banyak hal yang ku tulis, tapi entah kemana tulisan itu, karena waktu itu merupakan suatu hal yang dilarang ketika ku punya catatan harian yang ku rahasiakan.

sudah ku tulis pengalamaan pertamaku jauh dari orang tua, dan fokus untuk belajar di asrama, tapi tulisan itu harus ku relakan tuk diambil pengurus karena kekhawatirannya akan ku salahgunakan buku catatan itu sebagai media penulisan yang mereka larang.

apakah ini karena traumaku ketika puisi pertamaku yang ku dapat dari orang lain dan kemudian ku simpan di laci lemariku. namun yang terjadi puisi itu "disita" oleh pengurus asrama kemudian dipampang di papan pengumuman sebagai bukti bahwa ku telah melakukan perbuatan yang dilarang karena memiliki puisi cinta..??

aku tak tau kenapa "curhatanku" dilarang..? dan mengapa dikaitkan dengan disiplin dan larangan..?

sudah ku coba tuk hilangkan trauma itu dengan meminta bantuan kepada salah satu "teman dekatku" yang memiliki kegemaran menulis baik puisi maupun curhatan, dengan berkirim surat melalui salah satu buku tulisku yang berisikan curhatan harian antara aku dengannya.

ternyata, tanpa terasa dengan berkirim surat menggunakan buku dengannya setiap hari, ku sudah menghabiskan 4 buku catatan. bagiku itu merupakan curhatan dan puisi yang terbanyak yang pernah ku tulis. bahagianya aku setelah 3 tahun traumaku akan "penyitaan" puisi pertamaku bisa hilang dengan kembali menulis curhatan dan puisi dalam buku catatan.

namun, ternyata buku catatan yang ku tulis itu pun tidak selamat dan menjadi incaran "penyitaan" pengurus asrama. Hal ini ku ketahui setelah ku mendapatkan informasi bahwa salah satu temanku ada yang melapor kalau aku sering berikirim surat setiap hari menggunakan buku catatan.

Ah... waktu itu pikirku daripada ku serahkan buku catatan ini kepada pengurus asrama untuk mereka sita, mereka baca dan mereka umumkan di papan pengumuman akan curhatanku lebih baik tidak boleh ada satu pun yang bisa membacanya. tanpa pikir panjang dengan perasaan trauma dan kecewa ku buang keempat buku curhatan itu ke sungai ciliwung di depan asramaku.

mungkin pengalaman ini merupakan suatu hal yang membuatku trauma akan menulis curhatan apapun medianya.

sebelumnya kembali ku katakan, maaf lama aku tak menulis....

dengan menulis catatan ini, mudah-mudahan bisa membuatku kembali bersemangan untuk menulis..karena ku yakin tidak ada yang bisa lagi melarangku menulis apapun, dan tentang apapun atau dengan siapapun...

Jumat, 10 Juli 2009

karang bolong..




Sabtu, 16 Mei 2009

Selasa, 12 Mei 2009

REVIEW MEKANISME PENGUTIPAN HADITS

REVIEW MEKANISME PENGUTIPAN HADITS
OLEH EUIS AMALIA DALAM BUKU SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Oleh : Hasbulloh
08.2.00.1.08.01.0011

Disusun sebagai salah satu tugas mata Kuliah Pendekatan Metodologi Studi Islam
Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.

Hadits- Hadits yang dikutip dalam buku “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” karya Euis Amalia :
1. Pada halaman 7, Hadits Rosulullah yang diriwayatkan oleh Anas Bin Malik bahwa suatu ketika terjadi kenaikan harga-harga barang di kota Madinah, beberapa sahabat menghadap Nabi SAW mengadukan masalah itu dan meminta beliau agar mematok harga-harga barang di pasaran. Rosulullah menjawab “Sesungguhnya Allah yang menetapkan harga, yang menahan, dan melepaskan, dan yang mengatur rezeki. Dan Aku mengharapkan agar saat berjumpa Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun diantara kalian yang menggugatku karena kezaliman dalam soal jiwa dan harta” (Endnote: Abu daud, Sunan Abu Dawud, (kairo: Dar al-Hadits,1988), vol.III., h.270)
2. Pada halaman 94, Hadits Rosulullah yang menyatakan “Mencari pendapatan adalah wajib bagi setiap muslim” (Tidak disebutkan perawi dan sanadnya, karena masih satu kutipan dari : Muhammad Bin Hasan Asy-Syaebani, Al-Iktisab ri al-Rizq Al-Mustathab, (Beirut:Dar al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986), Cet. Ke-1 Hal.17)
3. Pada halaman 98, Rosululullah saw juga bersabda : “Sesungguhnya Allah Swt selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya tersebut menolong saudara muslimnya. (Tidak disebutkan perawi dan sanadnya, karena masih satu kutipan dari : Muhammad Bin Hasan Asy-Syaebani, Al-Iktisab ri al-Rizq Al-Mustathab, (Beirut:Dar al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986), Cet. Ke-1 Hal.48)
4. Pada halaman 116, hadits Nabi Muhammad Saw, antara lain : Dari Anas bin Malik, ia berkata : Telah melonjak harga (di pasar) pada masa rosulullah saw. Mereka (para sahabat) berkata: Wahai Rosulullah, tetapkanlah harga bagi kami” Rosulullah menjawab: “Sesungguhnya Allah-lah yang menguasai (harga), yang memberi rizki, yang memudahkan, dan yang menetapkan harga. Aku sungguh berharap bertemu dengan Allah dan tidak seorang pun (boleh) memintaku untuk melakukan suatu kezaliman dalam persoalan jiwa dan harta’(Riwayat Abu Dawud) ( Endnotes : Abu Dawud al-Sijistani, Sunan Abi daud, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994) Jilid 3, hal 272.
5. Pada halaman 130, Rosulullah saw bersabda “ Dinar dengan dinar tidak ada tambahan diantara keduanya, dirham dengan dirham tidak ada tambahan diantara keduanya. Barangsiapa mempunyai kebutuhan terhadap uang kecil maka hendaknya ia menukarkannya dengan emas dan barangsiapa yang mempunyai kebutuhan terhadap emas, hendaknya ia menukarkannya dengan uang kecil. (Riwayat Ibnu Majah) (Endnote : Muhammad bin Yazid Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah,(Libanon:Matba’ah dar al-Turats al-‘Arabi, tt) Juz 2, h.760)
6. Pada halaman 138, (1) Dari Rafi’ bin Khudaij r.a ia berkata”Rosulullah saw melarang penyewaan tanah” (Riwayat Muslim) Endnote : Abul Hasan M.Sadeq dan Aidit Ghazali (ed) Reading in islamic Economic tought (malaysia”Longman, 1992), h.66.) (2) Dari Jabir bin Abdullah r.a ia berkata : Rosulullah saw melarang pengambilan upah atau bagian tertentu dari tanah” (Riwayat Muslim) (Endnote : Ibn Hazm, Op.Cit Jilid IV, hal.281) (3) Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : Rosulullah saw bersabda : Barangsiapa memiliki tanah, hendaklah ia menamainya atau memberikannya kepada saudaranya, Jika ia menolak, tahanlah tanah tersebut (Riwayat Muslim) Endnote : Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh al-Zakah, (Beirut: Muassasah al-Risalah,1993) Jilid II, h.964.
7. Pada halaman 143, hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan lainnya dari sahabat Thalhah r.a, ia berkata : “seorang sahabat laki-laki dari penduduk Nejd dengan rambut tergerai datang menghadap Rosulullah saw. Suaranya terdengar parau dan apa yang dikatakan tidak mudah ditangkap. Setelah mendekati Rosulullah saw menjawab “Lima kali shalat dalam sehari semalam”. Ia bertanya “Apakah selain itu ada yang wajib bagi diriku?” Rosul menjawab “ Tidak, kecuali kamu shalat sunnah” Rosul berkata “ dan berpuasa Ramadhan” Ia bertanya, Apakah ada puasa yang lain yang wajib bagi diriku?” Rasul menjawab, “Tidak kecuali kamu berpuasa Sunnah”. Kemudian Rosul menyebutkan Zakat. Ia bertanya, “Apakah ada kewajiban lain selain zakat?” Rosul menjawab, “Tidak, kecuali kamu bersedekah sunnah”. Lantas laki-laki itu berbalik seraya berkata, “Aku tidak akan menambahi ataupun menguranginya”. Rasulullah Saw. Bersabda,” Dia beruntung jika jujur” atau “Dia masuk surga jika jujur” (ada tanda Endnote, tapi Tidak terdapat keterangan apapun di Daftar Endnote)
8. Pada halaman 172, Dari anas bin Malik ra beliau berkata : harga barang-barang pernah mahal pada masa rosulullah saw. Lalu orang-orang berkata : ya Rosulullah, harga-harga menjadi mahal, tetapkanlah standar harga untuk kami, lalu Rosulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allahlah yang menetapkan harga, yang menahan dan membagikan rizki, dan sesungguhnya saya mengharapkan agar saya dapat berjumpa dengan Allah swt dalam keadaan tidak seorangpun diantara kamu sekalian yang menuntut saya karena kezaliman dalam pertumpahan darah (pembunuh) dan harta (diriwayatkan oleh perawi yang lima kecuali Nasai (Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibn Majah) (Endnote : M. Nejatullah Shiddiqi, Kegiatan ekonomi dalam Islam, jakarta, Bumi Aksara.1996, hl.40
9. Pada halaman 178, Hadits Rosulullah Saw.”Manusia berserikat (dalam pemanfaatan) tiga hal, yaitu: air, rumput dan api”. (HR. Ahmad bin Hambal)..(Tidak ada Endnote)

Setelah saya mendokumentasikan hadits-hadits yang dikutip oleh Euis Amalia dalam buku Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, saya setidaknya mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada 9 hadits yang dikutip, namun saya menemukan ada satu hadits yang 3 kali dikutip dan ada sedikit perbedaan penerjemahan pada ketiga hadits tersebut. Yaitu pada hadits nomor (1)… tidak ada seorang pun diantara kalian yang menggugatku karena kezaliman dalam soal jiwa…, (4)….. tidak seorang pun (boleh) memintaku untuk melakukan suatu kezaliman dalam persoalan jiwa….., dan (8)…. tidak seorangpun diantara kamu sekalian yang menuntut saya karena kezaliman dalam pertumpahan darah (pembunuh)…..
2. Setiap pengutipan hadits mencantumkan sumber kutipan kecuali pada hadits nomor 7 (ada tanda Endnote, tapi Tidak terdapat keterangan apapun di Daftar Endnote), 9 (Tidak ada Endnote).
3. Setiap pengutipan hadits mencantumkan rawi hadits kecuali pada hadits nomor (2) dan (3). (Tidak disebutkan perawi dan sanadnya, karena masih satu kutipan dari : Muhammad Bin Hasan Asy-Syaebani, Al-Iktisab ri al-Rizq Al-Mustathab, (Beirut:Dar al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986), Cet. Ke-1 Hal.17)

Sumber Buku : Euis Amalia.Sejarah Pemikiran ekonomi Islam (Dari masa klasik hingga kontemporer).Pustaka Asatruss Jakarta, Cet-I, April, Jakarta,2005.

REVIEW MEKANISME PENGUTIPAN HADITS

REVIEW MEKANISME PENGUTIPAN HADITS
OLEH EUIS AMALIA DALAM BUKU SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM

Oleh : Hasbulloh
08.2.00.1.08.01.0011

Disusun sebagai salah satu tugas mata Kuliah Pendekatan Metodologi Studi Islam
Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah.

Hadits- Hadits yang dikutip dalam buku “Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam” karya Euis Amalia :
1. Pada halaman 7, Hadits Rosulullah yang diriwayatkan oleh Anas Bin Malik bahwa suatu ketika terjadi kenaikan harga-harga barang di kota Madinah, beberapa sahabat menghadap Nabi SAW mengadukan masalah itu dan meminta beliau agar mematok harga-harga barang di pasaran. Rosulullah menjawab “Sesungguhnya Allah yang menetapkan harga, yang menahan, dan melepaskan, dan yang mengatur rezeki. Dan Aku mengharapkan agar saat berjumpa Allah dalam keadaan tidak ada seorang pun diantara kalian yang menggugatku karena kezaliman dalam soal jiwa dan harta” (Endnote: Abu daud, Sunan Abu Dawud, (kairo: Dar al-Hadits,1988), vol.III., h.270)
2. Pada halaman 94, Hadits Rosulullah yang menyatakan “Mencari pendapatan adalah wajib bagi setiap muslim” (Tidak disebutkan perawi dan sanadnya, karena masih satu kutipan dari : Muhammad Bin Hasan Asy-Syaebani, Al-Iktisab ri al-Rizq Al-Mustathab, (Beirut:Dar al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986), Cet. Ke-1 Hal.17)
3. Pada halaman 98, Rosululullah saw juga bersabda : “Sesungguhnya Allah Swt selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya tersebut menolong saudara muslimnya. (Tidak disebutkan perawi dan sanadnya, karena masih satu kutipan dari : Muhammad Bin Hasan Asy-Syaebani, Al-Iktisab ri al-Rizq Al-Mustathab, (Beirut:Dar al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986), Cet. Ke-1 Hal.48)
4. Pada halaman 116, hadits Nabi Muhammad Saw, antara lain : Dari Anas bin Malik, ia berkata : Telah melonjak harga (di pasar) pada masa rosulullah saw. Mereka (para sahabat) berkata: Wahai Rosulullah, tetapkanlah harga bagi kami” Rosulullah menjawab: “Sesungguhnya Allah-lah yang menguasai (harga), yang memberi rizki, yang memudahkan, dan yang menetapkan harga. Aku sungguh berharap bertemu dengan Allah dan tidak seorang pun (boleh) memintaku untuk melakukan suatu kezaliman dalam persoalan jiwa dan harta’(Riwayat Abu Dawud) ( Endnotes : Abu Dawud al-Sijistani, Sunan Abi daud, (Beirut: Dar al-Fikr, 1994) Jilid 3, hal 272.
5. Pada halaman 130, Rosulullah saw bersabda “ Dinar dengan dinar tidak ada tambahan diantara keduanya, dirham dengan dirham tidak ada tambahan diantara keduanya. Barangsiapa mempunyai kebutuhan terhadap uang kecil maka hendaknya ia menukarkannya dengan emas dan barangsiapa yang mempunyai kebutuhan terhadap emas, hendaknya ia menukarkannya dengan uang kecil. (Riwayat Ibnu Majah) (Endnote : Muhammad bin Yazid Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah,(Libanon:Matba’ah dar al-Turats al-‘Arabi, tt) Juz 2, h.760)
6. Pada halaman 138, (1) Dari Rafi’ bin Khudaij r.a ia berkata”Rosulullah saw melarang penyewaan tanah” (Riwayat Muslim) Endnote : Abul Hasan M.Sadeq dan Aidit Ghazali (ed) Reading in islamic Economic tought (malaysia”Longman, 1992), h.66.) (2) Dari Jabir bin Abdullah r.a ia berkata : Rosulullah saw melarang pengambilan upah atau bagian tertentu dari tanah” (Riwayat Muslim) (Endnote : Ibn Hazm, Op.Cit Jilid IV, hal.281) (3) Dari Abu Hurairah r.a, ia berkata : Rosulullah saw bersabda : Barangsiapa memiliki tanah, hendaklah ia menamainya atau memberikannya kepada saudaranya, Jika ia menolak, tahanlah tanah tersebut (Riwayat Muslim) Endnote : Yusuf Al-Qardhawi, Fiqh al-Zakah, (Beirut: Muassasah al-Risalah,1993) Jilid II, h.964.
7. Pada halaman 143, hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan lainnya dari sahabat Thalhah r.a, ia berkata : “seorang sahabat laki-laki dari penduduk Nejd dengan rambut tergerai datang menghadap Rosulullah saw. Suaranya terdengar parau dan apa yang dikatakan tidak mudah ditangkap. Setelah mendekati Rosulullah saw menjawab “Lima kali shalat dalam sehari semalam”. Ia bertanya “Apakah selain itu ada yang wajib bagi diriku?” Rosul menjawab “ Tidak, kecuali kamu shalat sunnah” Rosul berkata “ dan berpuasa Ramadhan” Ia bertanya, Apakah ada puasa yang lain yang wajib bagi diriku?” Rasul menjawab, “Tidak kecuali kamu berpuasa Sunnah”. Kemudian Rosul menyebutkan Zakat. Ia bertanya, “Apakah ada kewajiban lain selain zakat?” Rosul menjawab, “Tidak, kecuali kamu bersedekah sunnah”. Lantas laki-laki itu berbalik seraya berkata, “Aku tidak akan menambahi ataupun menguranginya”. Rasulullah Saw. Bersabda,” Dia beruntung jika jujur” atau “Dia masuk surga jika jujur” (ada tanda Endnote, tapi Tidak terdapat keterangan apapun di Daftar Endnote)
8. Pada halaman 172, Dari anas bin Malik ra beliau berkata : harga barang-barang pernah mahal pada masa rosulullah saw. Lalu orang-orang berkata : ya Rosulullah, harga-harga menjadi mahal, tetapkanlah standar harga untuk kami, lalu Rosulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allahlah yang menetapkan harga, yang menahan dan membagikan rizki, dan sesungguhnya saya mengharapkan agar saya dapat berjumpa dengan Allah swt dalam keadaan tidak seorangpun diantara kamu sekalian yang menuntut saya karena kezaliman dalam pertumpahan darah (pembunuh) dan harta (diriwayatkan oleh perawi yang lima kecuali Nasai (Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibn Majah) (Endnote : M. Nejatullah Shiddiqi, Kegiatan ekonomi dalam Islam, jakarta, Bumi Aksara.1996, hl.40
9. Pada halaman 178, Hadits Rosulullah Saw.”Manusia berserikat (dalam pemanfaatan) tiga hal, yaitu: air, rumput dan api”. (HR. Ahmad bin Hambal)..(Tidak ada Endnote)

Setelah saya mendokumentasikan hadits-hadits yang dikutip oleh Euis Amalia dalam buku Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, saya setidaknya mendapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada 9 hadits yang dikutip, namun saya menemukan ada satu hadits yang 3 kali dikutip dan ada sedikit perbedaan penerjemahan pada ketiga hadits tersebut. Yaitu pada hadits nomor (1)… tidak ada seorang pun diantara kalian yang menggugatku karena kezaliman dalam soal jiwa…, (4)….. tidak seorang pun (boleh) memintaku untuk melakukan suatu kezaliman dalam persoalan jiwa….., dan (8)…. tidak seorangpun diantara kamu sekalian yang menuntut saya karena kezaliman dalam pertumpahan darah (pembunuh)…..
2. Setiap pengutipan hadits mencantumkan sumber kutipan kecuali pada hadits nomor 7 (ada tanda Endnote, tapi Tidak terdapat keterangan apapun di Daftar Endnote), 9 (Tidak ada Endnote).
3. Setiap pengutipan hadits mencantumkan rawi hadits kecuali pada hadits nomor (2) dan (3). (Tidak disebutkan perawi dan sanadnya, karena masih satu kutipan dari : Muhammad Bin Hasan Asy-Syaebani, Al-Iktisab ri al-Rizq Al-Mustathab, (Beirut:Dar al-Kutub Al-‘Ilmiyyah, 1986), Cet. Ke-1 Hal.17)

Sumber Buku : Euis Amalia.Sejarah Pemikiran ekonomi Islam (Dari masa klasik hingga kontemporer).Pustaka Asatruss Jakarta, Cet-I, April, Jakarta,2005.

Rabu, 06 Mei 2009

Rabu, 01 April 2009

Bu Diyah (Bagian 2)

Bu Diyah (Bagian 2)

Senin (16 Maret 2009) itu saya dengan pimpinan pesantren dan keluarga pesantren setelah mengikuti “tasyakuran” salah satu alumni yang sekarang mengabdikan diri di pesantren yang merencanakan bulan ini berangkat kuliah ke Arab Saudi.

Setelah dari sana, saya dan rombongan berangkat ke Rumah Sakit Dharmais di mana Bu Diyah (pengasuh pesantren Modern Daarul Uluum Lido) dirawat. Bagi saya,  dan rombongan merupakan kunjungan kedua setelah sebelumnya saya menjenguk saat pulang kuliah dari kampus dan menginap di sana. Karena pada kali ini Bu Diyah sedang kritis di ruang ICU RS Dharmais karena penyakit kanker nya yang sudah mengganas.

Sesampainya kami di RS kanker Dharmais, saya sambil menggunakan kamera digital yang bisa MP4 saya shoot semua rombongan yang mungkin waktu itu saya berfikir ingin mendokumentasikannya…

Kami pun sampai di depan ruang ICU dan disambut dengan senyum putera pertama Bu Diyah yaitu kang Yazid Syagof… dengan tegarnya dia menyalami kami dan rombongan keluarga besar pesantren. Kami pun diinformasikan kondisi terakhir Bu Diyah yang sudah tidak bisa melakukan kegiatan apapun lagi… dan kita yang menjenguk diperbolehkan masuk ke ruang ICU namun secara bergantian.

Sebelum masuk pun Yazid mengingatkan kepada yang mendapatkan giliran pertama yaitu saya dan bu Ita, Mamah maisaroh (keduanya bibi yazid). Seraya Yazid mengingatkan: “Ketika berhadapan dengan mamah, kuatkan mamah dan berikan doa serta harapan atas kesembuhan. Jangan menangis di depan mamah karena akan membuat mamah sedih dan menggangu kesehatannya” Ujarnya.

“iya Aa…” Jawab Bu Ita Sambil menangis dan mengusap air matanya.

Bu ita dan mamah maisaroh pun masuk ke ruang ICU dan saya pun mengikuti di belakang sambil menghidupkan kamera dan merekam perjalanan bu ita dan mamah maisaroh ke hadapan Bu Diyah…saya rekam sekeliling ruang ICU dan kondisi fisik Bu Diyah yang sudah dipenuhi dengan selang…entah berapa jumlah selang yang menempel di tubuh bbu diyah. Di hidung..mulut, kedua tangan, di pundak…Kami pun disambut dengan kedipan mata Bu Diyah… yang memang dalam kondisi tidak bisa melakukan aktifitas apapun.

Namun, karena sudah ada menunggu giliran selanjutnya di luar, saya pun keluar dari ruang ICU dan mendapat teguran dari perawat yang menjaga kalau saya dilarang untuk mendokumentasikan apapun yang ada di ruang ICCU…

Di Luar ruang ICU pun kami berdiskusi dengan beberapa tamu yang hadir menjenguk saat itu, baik keluarga mapun alumni. Namun, ketika menjelang pulang ada hal yang mengejutkan bagi saya… hal ini ketika saya mengecek hasil rekaman yang saya lakukan selama di rumah sakit, ketika semuanya saya cek satu per satu file rekaman, ternyata hasil rekaman ketika di ruang ICCU setelah saya putar bolak balik tidak saya temukan..padahal saya yakin selama di ruang ICCU saya merekam minimal 2 file…rasa penasaran pun menghentak hati saya kenapa bisa ini terjadi? Rasa penasaran ini pun saya bawa pulang dengan berharap file yang hilang bisa direcovery dengan software yang ada di laptop.

Hal ini pun saya ceritakan selama perjalanan pulang dari rumah sakit kepada rombongan..Dan bu ita serta mamah maisaroh pun meng iya kan bahwa saya merekam kegiatan mereka selama di dalama ruang ICCU…setelah itu saya berfikir mungkin pada saat itu file yang saya rekam teerhapus atau tidak sengaja terhapus… akhirnya saya berniat melakukan recovery file di memory card yang saya gunakan….

Sesampainya di pesantren saya aktifkan laptop dan langsung merecovery semua file… dan hasilnya pun nihil tidak ada file yang saya cari…

Namun saya mengambil hikmah dari ini, munngkin karena saya tidak mendapatkan izin untuk merekam hal ini.

 

Bu Diyah (Bagian 1)

Bu Diyah (Bagian 1)

Hari kamis ini tanggal 12 maret 2009, setelah perkuliahan yang cukup melelahkan dan merasakan rumitnya teori-teori metodologi penelitian empirik, saya diajak oleh Ust. Sadeli Arif untuk menjenguk Bu Diyah di Rumah Sakit Dharmais, yang saat ini katannya setelah operasi kanker di RS BMC Bogor tidak membaik, malah keadaannya memburuk. Tawaran itu pun langsung saya sambut dengan mengikuti langkahnya ke mobil untuk berangkat ke rumah sakit, karena saya belum menjenguk lagi semenjak di RS BMC.

Sore itu pun kami berangkat dan sampai di rumah sakit setelah melewati macet yang panjang pada pukul 18.10 menit…Sesampainya kami di sana, kami disambut dengan senyuman hangat putera pertama Bu Diyah yaitu Yazid…. Setelah membuka pintu ruang VIP 6 lantai 8… dalam hitungan langkah, Bu Diyah pun dalam baringanya menyambut kami dengan senyuman lirih karena mungkin sedang menahan sakit yang dideritanya…saya salami dan sambil berdo’a atas kesembuhan beliau.

Setelah sholat maghrib..Bu Diyah pun memulai obrolan dengan mengatakan bahwa kedatangan kami bertepatan dengan  malam ini akan dilakukan Kemotheraphy jam 08 malam.

Obrolan kami pun di ruang itu berlanjut untuk sekedar mencoba menghibur dan memberi dukungan agar rasa sakit yang diderita oleh Bu Diyah bisa sedikit terlupakan dengan hadirnya kami ketika menjenguk...begitu juga sama seperti harapan orang yang berduyun menjenguk ke setiap rumah sakit agar penderita sedikit secara moril terbantu dan terhibur sekaligus menguatkan mental agar bisa memberikan secercah harapan kesembuhan.

Saat itu pun beliau bertanya keadaan keluarganya di pesantren tempat aku tinggal, yaitu kedaan kakaknya KH. Abdul Razak, Keadaan Adiknya KH. Aep Saepudin dan keadaan seluruh keluarganya.... mungkin itulah perasaan dan kerinduan yang dialamai beliau kerinduan akan keluarga...atau mungkin kebanyakan orang sakit, tidak ada yang lain yang mereka rindukan selain kehadiran keluarga besar dan mengharapkan dukungan dari mereka.

Lantas aku pun menjawab dengan menyampaikan salam dari keluarganya dan ku ceritakan keinginan mereka segera menjenguk. Namun, kesibukan yang cukup padat dari keluarganya sehingga sampai pada saat tersebut belum bisa menjenguk beliau di rumah sakit. Dan sesaat setelah itu telepon ku berdering dari Ust. Iqbal yaitu atasan saya di pesantren, lalu ku sampaikan bahwa saya sedang menjenguk Bu Diyah di rumah sakit, dan beliau pun menyampaikan salam padanya

Di sela-sela obrolan kami, seraya datanglah suster yang membawa perangkat medis dan menyampaikan bahwa akan melakukan pemberian obat Kemotheraphy, dengan peralatan tersebut suster pun menjelaskan kepada pasien dan keluarga mekanisme Kemotheraphy yang akan dilakukan.

Ketika kami sedang menyudahi obrolan karena sudah larut malam, dan esok hari pun saya harus sudah kembali ke kampus, sekitar pukul 10.30 malam, Keluhan yang dialami Bu Diyah adalah sesak nafas yang sangat kuat serta demam yang tinggi, kami pun terperanjat, rasa kantuk pun seketika berubah menjadi sebuah ketegangan yang sangat kuat karena Bu Diyah tidak memiliki penyakit Ashma, sehingga kami pun merasakan kekhawatiran yang tinggi akan kondisi kesehatan Bu Diyah setelah 2 Jam kemotheraphy menjadi memburuk. Bergegaslah memanggil dokter jaga dan meminta penanganan yang serius, dan akhirnya  setelah penanganan tersebut bisa istirahat.

Setelah Shubuh, saya dan Ust. Arif bergegas memohon pamit ke Bu Diyah karena harus segera berada di kampus, dan berdo’a agar segera diberikan kesembuhan.

Selasa, 31 Maret 2009

Bu Diyah (Bagian 2)

Bu Diyah (Bagian 2)

Senin (16 Maret 2009) itu saya dengan pimpinan pesantren dan keluarga pesantren setelah mengikuti “tasyakuran” salah satu alumni yang sekarang mengabdikan diri di pesantren yang merencanakan bulan ini berangkat kuliah ke Arab Saudi.

Setelah dari sana, saya dan rombongan berangkat ke Rumah Sakit Dharmais di mana Bu Diyah (pengasuh pesantren Modern Daarul Uluum Lido) dirawat. Bagi saya,  dan rombongan merupakan kunjungan kedua setelah sebelumnya saya menjenguk saat pulang kuliah dari kampus dan menginap di sana. Karena pada kali ini Bu Diyah sedang kritis di ruang ICU RS Dharmais karena penyakit kanker nya yang sudah mengganas.

Sesampainya kami di RS kanker Dharmais, saya sambil menggunakan kamera digital yang bisa MP4 saya shoot semua rombongan yang mungkin waktu itu saya berfikir ingin mendokumentasikannya…

Kami pun sampai di depan ruang ICU dan disambut dengan senyum putera pertama Bu Diyah yaitu kang Yazid Syagof… dengan tegarnya dia menyalami kami dan rombongan keluarga besar pesantren. Kami pun diinformasikan kondisi terakhir Bu Diyah yang sudah tidak bisa melakukan kegiatan apapun lagi… dan kita yang menjenguk diperbolehkan masuk ke ruang ICU namun secara bergantian.

Sebelum masuk pun Yazid mengingatkan kepada yang mendapatkan giliran pertama yaitu saya dan bu Ita, Mamah maisaroh (keduanya bibi yazid). Seraya Yazid mengingatkan: “Ketika berhadapan dengan mamah, kuatkan mamah dan berikan doa serta harapan atas kesembuhan. Jangan menangis di depan mamah karena akan membuat mamah sedih dan menggangu kesehatannya” Ujarnya.

“iya Aa…” Jawab Bu Ita Sambil menangis dan mengusap air matanya.

Bu ita dan mamah maisaroh pun masuk ke ruang ICU dan saya pun mengikuti di belakang sambil menghidupkan kamera dan merekam perjalanan bu ita dan mamah maisaroh ke hadapan Bu Diyah…saya rekam sekeliling ruang ICU dan kondisi fisik Bu Diyah yang sudah dipenuhi dengan selang…entah berapa jumlah selang yang menempel di tubuh bbu diyah. Di hidung..mulut, kedua tangan, di pundak…Kami pun disambut dengan kedipan mata Bu Diyah… yang memang dalam kondisi tidak bisa melakukan aktifitas apapun.

Namun, karena sudah ada menunggu giliran selanjutnya di luar, saya pun keluar dari ruang ICU dan mendapat teguran dari perawat yang menjaga kalau saya dilarang untuk mendokumentasikan apapun yang ada di ruang ICCU…

Di Luar ruang ICU pun kami berdiskusi dengan beberapa tamu yang hadir menjenguk saat itu, baik keluarga mapun alumni. Namun, ketika menjelang pulang ada hal yang mengejutkan bagi saya… hal ini ketika saya mengecek hasil rekaman yang saya lakukan selama di rumah sakit, ketika semuanya saya cek satu per satu file rekaman, ternyata hasil rekaman ketika di ruang ICCU setelah saya putar bolak balik tidak saya temukan..padahal saya yakin selama di ruang ICCU saya merekam minimal 2 file…rasa penasaran pun menghentak hati saya kenapa bisa ini terjadi? Rasa penasaran ini pun saya bawa pulang dengan berharap file yang hilang bisa direcovery dengan software yang ada di laptop.

Hal ini pun saya ceritakan selama perjalanan pulang dari rumah sakit kepada rombongan..Dan bu ita serta mamah maisaroh pun meng iya kan bahwa saya merekam kegiatan mereka selama di dalama ruang ICCU…setelah itu saya berfikir mungkin pada saat itu file yang saya rekam teerhapus atau tidak sengaja terhapus… akhirnya saya berniat melakukan recovery file di memory card yang saya gunakan….

Sesampainya di pesantren saya aktifkan laptop dan langsung merecovery semua file… dan hasilnya pun nihil tidak ada file yang saya cari…

Namun saya mengambil hikmah dari ini, munngkin karena saya tidak mendapatkan izin untuk merekam hal ini.

 

Bu Diyah (Bagian 1)

Bu Diyah (Bagian 1)

Hari kamis ini tanggal 12 maret 2009, setelah perkuliahan yang cukup melelahkan dan merasakan rumitnya teori-teori metodologi penelitian empirik, saya diajak oleh Ust. Sadeli Arif untuk menjenguk Bu Diyah di Rumah Sakit Dharmais, yang saat ini katannya setelah operasi kanker di RS BMC Bogor tidak membaik, malah keadaannya memburuk. Tawaran itu pun langsung saya sambut dengan mengikuti langkahnya ke mobil untuk berangkat ke rumah sakit, karena saya belum menjenguk lagi semenjak di RS BMC.

Sore itu pun kami berangkat dan sampai di rumah sakit setelah melewati macet yang panjang pada pukul 18.10 menit…Sesampainya kami di sana, kami disambut dengan senyuman hangat putera pertama Bu Diyah yaitu Yazid…. Setelah membuka pintu ruang VIP 6 lantai 8… dalam hitungan langkah, Bu Diyah pun dalam baringanya menyambut kami dengan senyuman lirih karena mungkin sedang menahan sakit yang dideritanya…saya salami dan sambil berdo’a atas kesembuhan beliau.

Setelah sholat maghrib..Bu Diyah pun memulai obrolan dengan mengatakan bahwa kedatangan kami bertepatan dengan  malam ini akan dilakukan Kemotheraphy jam 08 malam.

Obrolan kami pun di ruang itu berlanjut untuk sekedar mencoba menghibur dan memberi dukungan agar rasa sakit yang diderita oleh Bu Diyah bisa sedikit terlupakan dengan hadirnya kami ketika menjenguk...begitu juga sama seperti harapan orang yang berduyun menjenguk ke setiap rumah sakit agar penderita sedikit secara moril terbantu dan terhibur sekaligus menguatkan mental agar bisa memberikan secercah harapan kesembuhan.

Saat itu pun beliau bertanya keadaan keluarganya di pesantren tempat aku tinggal, yaitu kedaan kakaknya KH. Abdul Razak, Keadaan Adiknya KH. Aep Saepudin dan keadaan seluruh keluarganya.... mungkin itulah perasaan dan kerinduan yang dialamai beliau kerinduan akan keluarga...atau mungkin kebanyakan orang sakit, tidak ada yang lain yang mereka rindukan selain kehadiran keluarga besar dan mengharapkan dukungan dari mereka.

Lantas aku pun menjawab dengan menyampaikan salam dari keluarganya dan ku ceritakan keinginan mereka segera menjenguk. Namun, kesibukan yang cukup padat dari keluarganya sehingga sampai pada saat tersebut belum bisa menjenguk beliau di rumah sakit. Dan sesaat setelah itu telepon ku berdering dari Ust. Iqbal yaitu atasan saya di pesantren, lalu ku sampaikan bahwa saya sedang menjenguk Bu Diyah di rumah sakit, dan beliau pun menyampaikan salam padanya

Di sela-sela obrolan kami, seraya datanglah suster yang membawa perangkat medis dan menyampaikan bahwa akan melakukan pemberian obat Kemotheraphy, dengan peralatan tersebut suster pun menjelaskan kepada pasien dan keluarga mekanisme Kemotheraphy yang akan dilakukan.

Ketika kami sedang menyudahi obrolan karena sudah larut malam, dan esok hari pun saya harus sudah kembali ke kampus, sekitar pukul 10.30 malam, Keluhan yang dialami Bu Diyah adalah sesak nafas yang sangat kuat serta demam yang tinggi, kami pun terperanjat, rasa kantuk pun seketika berubah menjadi sebuah ketegangan yang sangat kuat karena Bu Diyah tidak memiliki penyakit Ashma, sehingga kami pun merasakan kekhawatiran yang tinggi akan kondisi kesehatan Bu Diyah setelah 2 Jam kemotheraphy menjadi memburuk. Bergegaslah memanggil dokter jaga dan meminta penanganan yang serius, dan akhirnya  setelah penanganan tersebut bisa istirahat.

Setelah Shubuh, saya dan Ust. Arif bergegas memohon pamit ke Bu Diyah karena harus segera berada di kampus, dan berdo’a agar segera diberikan kesembuhan.